Mia membangunkan Lio yang masih bermimpi. Dia sudah mandi dan mengenakan jumpsuit pendek tanpa lengan.
"Yo, bangun, udah jam 8 loh. Sarapan yuk," ajak Mia sambil menggoyang-goyangkan lengan Lio.
Lio menggumam dan sedikit bergerak. Matanya mulai mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam kamar hotel.
Dia menoleh dan mendapati Mia duduk di pinggir ranjang tersenyum.
Lio langsung menutup wajahnya dengan selimut, ingin kembali tidur.
"Eh kok gitu, bangun yuk," Mia kembali mengguncang tubuh Lio.
"Aku pusing," ucap Lio dengan suara serak.
"Pusing?" Mia tampak panik lalu membuka selimut Lio dan memegang kedua pipinya.
"Eh anget badan kamu, makan yuk terus minum obat," ujar Mia.
Lio hanya diam lalu berpindah posisi dan memeluk perut Mia.
"Kok bisa gini sih? Gara-gara kehujanan kemarin ya sama mandi malem?"
"Gara-gara siapa aku mandi lagi tengah malam?" ucap Lio serak.
Mia memukul punggung Lio,"kamu sendiri yang mulai."
Lio terkekeh.
"Makan ya, aku udah pesen makan tadi."
Lio mendongak dan menatap Mia,"dikit aja."
Mia mengangguk.
. .
Lio sudah tidur lagi setelah sarapan dan minum obat. Sedangkan Mia, memilih bermain dengan ponsel pintarnya.
"Lo baru sampai kantor?" tanya Mia pada Mimi di seberang sana.
Mia memilih menghubungi sahabatnya lewat video call.
Mimi terlihat mengangguk sambil membereskan meja serta mempersiapkan pekerjaannya.
"Mana bos gue?" tanya Mimi sambil menyalakan komputernya.
"Tidur tuh," ucap Mia sekilas melirik Lio.
"Tidur? Emang di sana jam berapa?"
"Jam 12an."
"Jam segini belum bangun? Hayoloh lo berdua ngapain semalem?" tanya Mimi menggoda.
Mia berdecak sebal.
"Dia lagi ga enak badan, kemarin kehujanan."
"Oh kirain.... Hai bos!" Mimi melambaikan tangannya.
Mia menoleh ke arah tempat tidur dan terlihat Lio sudah bangun dan sedang mengucek matanya.
Lio berjalan sedikit sempoyongan lalu duduk di sofa samping Mia.
"Masih pusing?" tanya Mia.
Lio mengangguk lalu menyandarkan kepalanya di pundak Mia.
"Woo...woo..woo, apaan nih mesra-mesraan? Noh kan bener gue bilang, lo berdua ada apa-apa kan," ucap Mimi.
Lio langsung merebut ponsel Mia.
"Udah cek email gue belum? Udah gue baca proposalnya, itu judul ubah kek, jangan lebay," ucap Lio, dia sudah bertindak sebagai bos.
"Iya bos siap, Mia jadi dijadiin script writer kan?" tanya Mimi.
Mia hanya melihat Lio dan Mimi bergantian.
"Iya, tapi kerjanya ntar aja kalau udah pulang."
"Iya, iya, gue cuma mau nyiapin meja aja."
"Oke, atur aja. Dah sana lo balik kerja," Lio langsung menutup sambungan vc nya setelah Mimi mendengus dan menjulurkan lidahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arms Open
General FictionKenangan buruk di masa lalu, membuat Mia dan Lio tidak percaya apa itu cinta. Kedekatan keduanya karena pekerjaan membuat Mia membongkar rahasianya yang sudah dia tutup rapat selama ini. Bagaimana Lio dan Mia menyelesaikan traumanya?