21. Kiss

531 65 0
                                    

Sudah hampir 20 menit Mia berada di dalam kamar mandi setelah insiden dia terjatuh. Lio yang sudah berbaring di ranjang sedikit bertanya-tanya.

"Mia ngapain sih lama amat," Lio lalu beranjak dari tempat tidur dan mengetuk pintu kamar mandi.

"Mi, are you okay?" tanya Lio setelah memberi ketukan di pintu.

"O..oke Yo," jawab Mia dari dalam.

"Kok lo lama amat di kamar mandi? Mules lo ya?"

"Enggak...eh... Iya, sakit perut gue," ucap Mia.

"Yaudah, kirain kaki lo sakit karena jatuh tadi," ucap Lio lalu kembali lagi naik ke tempat tidur.

Sedangkan Mia di dalam kamar mandi bukan sedang buang air besar, tapi sedang jalan bolak balik panik. Dia berjalan sambil terus memukul kepalanya.

"Duh gue kenapa bodoh banget sih kenapa ambil baju ini," Mia menatap dirinya di kaca.

Mia menyesal mengambil asal baju tidur yang ada di dalam koper, seharunya dia mengambil piyama putih panjang bukan baju tidur pendek dengan tali yang memperlihatkan punggung mulusnya.

"Gue tutupin pakai rambut bisa ga ya," dia lalu meletakkan semua rambutnya ke belakang.

Harapannya tidak terwujud, nyatanya rambutnya tidak sepanjang yang ia harapkan. Rambutnya tidak bisa menutupi punggung mulusnya.

"Aduh," Mia lagi-lagi merutuki kebodohannya.

Tapi mau nggak mau, Mia harus keluar dari kamar mandi dan tidur. Dia sudah merasakan lelah dan ngantuk.

Mia sedikit gugup membuka pintu dan keluar dari kamar mandi. Dilihatnya Lio tengah fokus menonton film di televisi.

Laki-laki yang duduk di atas ranjang itu terlihat sangat fokus dengan televisi yang menayangkan film action.

Mia merasa sedikit rileks, dia lalu mengambil ponselnya di dalam tas untuk dia charge. Mia sudah duduk di pinggir ranjang dan menaruh ponselnya di nakas. Yang tidak ia tahu, saat ini Lio menatap punggung mulusnya.

Sebagai laki-laki normal, jelas Lio merasakan ada dorongan dari dalam dirinya. Lio dengan susah payah menelan ludahnya sendiri. Punggung mulus Mia saja bisa membuatnya terpesona.

Mia tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan mengetahui bahwa Lio menatapnya tak berkedip. Lio kaget dengan gerakan tubuh Mia yang tiba-tiba, dia tidak sempat memutuskan pandangannya dari objek yang membuatnya tergiur untuk mencicipi.

Keduanya merasa salah tingkah.

Mia buru-buru masuk ke dalam selimutnya dan membalikkan tubuhnya, yang tentu saja memperlihatkan punggung mulusnya. Hal itu jelas membuat Lio semakin terdorong ingin menyentuhnya.

"Mi..." suara Lio terdengar lirih tapi masih didengar Mia.

"Ya?" jawab Mia tanpa membalikkan tubuhnya, karena terlalu malu menatap Lio.

"Ah...lo mau tidur?" tanya Lio.

"I..iya."

Tanpa banyak bicara, Lio langsung mematikan televisi dan lampu utama, hanya tinggal lampu tidur yang menyala. Gelapnya kamar membuat Lio sedikit lega, dia bisa menghilangkan rasa nafsunya dengan tidak melihat tubuh Mia lagi.

.

Lio tidak tahu ini jam berapa, yang jelas dia merasa baru sebentar tidur karena diluar masih terlihat gelap. Lio merasa terganggu tidurnya karena ranjangnya bergerak. Dilihatnya Mia tampak tidak nyaman dengan tidurnya.

Lio menajamkan matanya agar bisa melihat wajah Mia dengan bantuan cahaya lampu tidur. Ia bisa melihat Mia dengan masih memejamkan matanya bergerak gelisah. Seketika Lio paham bahwa perempuan di dekatnya ini sedang mimpi buruk.

Arms OpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang