17. Johan, Lagi

363 57 8
                                    

Selesai makan siang bersama Mimi, Mia mampir sebentar ke minimarket. Perempuan itu sudah tidak tahan karena ingin buang air kecil. Keluar dari toilet, Mia menuju rak minum untuk membeli kopi. 

Setelah mengambil 1 kaleng black coffee, Mia berjalan menuju kasir. Dia merasa seperti ada yang memperhatikannya, dia menoleh dan mendapati dua orang pria menatapnya. 

Kedapatan Mia sedang menatapnya, dua pria itu tersenyum kikuk. Tidak mau ambil pusing, Mia melanjutkan jalannya menuju kasir untuk antre membayar.

"Mia ya?" merasa dipanggil, Mia menoleh dan mendapati dua pria tadi berdiri di sampingnya sambil tersenyum tidak jelas.

"Ya? Maaf anda siapa?" tanya Mia sopan, merasa tidak mengenali.

Pria berkacamata mengulurkan tangannya bermaksud mengajak Mia kenalan "Gofar, temen papa kamu?"

"Papa?" Mia menyambut uluran tangan Gofar dengan sedikit bingung.

Papa kandungnya, dia sudah lama ga komunikasi.

"Iya Johan, papa kamu," jawab Gofar.

Hal itu sukses membuat Mia keringat dingin, mendengar namanya saja membuat Mia merasakan emosi dari dalam dirinya.

Mia langsung berbalik dengan gugup dan meletakkan kaleng kopi yang tak jadi dibelinya di sembarang tempat lalu keluar dari minimarket.

Gofar refleks memanggil tapi sambil tertawa melihat reaksi Mia.

Keluar dari minimarket, Mia tidak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf maaf," Mia terus mengucapkan maaf tanpa melihat siapa yang ditabraknya.

"Loh Mia kamu di sini?" suara pria membuatnya mendongakkan kepala.

Mia semakin pucat, Johan berdiri di depannya dengan wajah yang sama terkejutnya.  Mia langsung berjalan menuju mobil Mimi dengan tergesa-gesa. 

"Ayo Mi buruan jalan," ucap Mia panik sambil memasang seatbeltnya. 

Mimi jadi ikutan panik tapi langsung menyalakan mobilnya, ia juga tidak sengaja melihat Johan yang menghampiri mobilnya. Mimi jadi tahu alasan Mia buru-buru ngajak cabut, dia tahu bahwa Mia ga suka sama papa tirinya itu.

"Bok...eem itu om Johan di sini, lo ketemu tadi?" tanya Mimi.

Mia tidak menjawab dia hanya mengeratkan pegangannya di seatbelt dengan terus menatap ke belakang, takut-takut Johan ngikutin dia. 

Mimi melihat teman di sampingnya berkeringat dingin dan pucat. 

"Are you okay Mi?"

Mia hanya menatapnya dan tersenyum tipis. 

.

.

Sesampainya di kantor, Mia langsung masuk ke dalam ruangan Lio dan Mimi kembali ke tempatnya. Sepanjang perjalanan, Mia hanya diam dan melihat ke arah belakang, Mimi cukup mengerti bahwa temannya sedang takut, meski tidak tahu apa alasannya. 

Lio yang baru saja keluar dari ruang meeting sempat melihat Mia yang buru-buru masuk ke ruangannya. 

"Makan di mana lo tadi berdua?" tanya Lio sambil menyerahkan file ke Mimi.

"Di Tekko tadi," jawab Mimi. 

"Mia kenapa kayak buru-buru tadi? Habis makan pedes?" tanya Lio.

"Ga tau, tadi di jalan diem, habis ketemu bokap tirinya," bisik Mimi.

Lio langsung melotot dan langsung berlari masuk ke ruangannya membuat Mimi makin bingung. 

Di ruangannya, Lio tidak melihat Mia tapi dia mendengar suara air di dalam kamar mandi. Lio langsung mengetuk pintu kamar mandi berkali-kali tapi tidak ada jawaban.

Arms OpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang