Mia dan Lio baru saja sampai di The Hardware Societe Melbourne, keduanya baru saja selesai mengunjungi University of Melbourne yang letaknya tidak begitu jauh dari cafe yang mereka datangi siang ini.
Keduanya memilih duduk di luar, sembari menikmati makanannya. Lio kemudian mengeluarkan kameranya lagi untuk mengambil gambar situasi cafe. Mia memilih diam ketika dijadikan objek foto Lio. Sedari tadi Lio memang ga bosan-bosannya memotret Mia.
"Eh ini bagus loh Yo dijadiin lokasi syuting, ntar ambil di luar ini aja gitu," ucap Mia sambil melihat sekeliling cafe.
Lio mengangguk,"tapi tetep liat rekomendasi Tommy lainnya dulu Mi."
"Iya, lo foto juga yang di dalem coba, makanannya juga enak, mau coba?" Mia bermaksud menyuapi Lio dengan makanan yang dipesannya, lemon scumbred sardines with potato salad and alioli.
Lio menurut dan mengunyah makanan yang disuapi Mia, perempuan di sampingnya itu menunggu komen dari Lio.
Lio mengangguk sambil masih mengunyah,"Iya enak, coba punya gue juga deh," giliran Lio menyuapi makanannya, tuna millefeuille.
Mia langsung memberikan dua jempol setelah menelan makanan milik Lio.
"Enak juga kan?" tanya Lio yang dijawab anggukan oleh Mia.
"Iya enak, ah gue seneng kalau makan enak gini," ucap Mia seperti anak kecil.
Lio yang gemas hanya tertawa dan mengacak rambut Mia,"dasar anak bayi."
"Ih, udah gede tau gue," ucap Mia dengan suara gemasnya.
Lio hanya tertawa dan dengan isengnya dia memotret wajah cemberut Mia yang menurutnya lucu. Tentu membuat Mia makin uring-uringan, dia lalu memukul lengan Lio berkali dan meminta laki-laki itu menghapus fotonya.
.
.
.
Keduanya saat ini berjalan beriringan di Queen Victoria Market. Lio dan Mia berjalan sambil bergandengan tangan sambil melihat kanan kiri, banyak yang menjual berbagai macam makanan, minuman, bunga, dan lain-lain.
Mia menarik-narik tangan Lio minta diperhatikan.
"Kenapa Mi?" tanya Lio yang sudah menoleh ke Mia.
"Mau itu, gelato," ucap Mia tampak berbinar sambil menatap kedai es krim.
Lio mengangguk mengiyakan, selama di Melbourne, Lio berjanji akan memanjakan Mia. Dia ingin menyenangkan hati Mia.
Dia cukup senang melihat Mia yang sudah tidak lagi murung, lumayan bisa ketawa.
"Lo pengen yang apa?" tanya Mia pada Lio.
Lio menggeleng,"Gak Mi, gue pengen waffle itu aja," dia menunjuk kedai yang tidak jauh dari tempatnya.
Mia mengangguk, setelah pesanannya jadi Mia menemani Lio memesan waffle.
"Jangan jauh-jauh," ucap Lio sambil menarik tangan Mia agar dekat dengannya.
Bahkan sekarang tubuh keduanya menempel.
"Yo, ini deket banget loh," ucap Mia.
Mia berusaha melepas tangannya yang digenggam erat Lio, tapi sia-sia.
"Gpp, kan kita pacaran juga ini," ucap Lio sedikit tertawa.
"Apaan, pacaran apaan," ucap Mia sedikit malu.
"Pura-pura lupa," laki-laki itu lalu menyentil kening Mia.
Mia hanya tertawa sambil terus menikmati eskrimnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arms Open
General FictionKenangan buruk di masa lalu, membuat Mia dan Lio tidak percaya apa itu cinta. Kedekatan keduanya karena pekerjaan membuat Mia membongkar rahasianya yang sudah dia tutup rapat selama ini. Bagaimana Lio dan Mia menyelesaikan traumanya?