23. Goodbye Melbourne

551 62 4
                                    

"Enak?" tanya Mia pada Lio yang sedang asik menikmati ramennya. 

Malam ini, Mia dan Lio memilih makan malam di Dragon Hot Pot, Mia ingin makan ramen malam ini dan Lio menurutinya dengan membawa ke restoran yang selalu ramai ini.

Lio yang ditanya hanya mengangguk dengan mulut yang penuh dengan mie.

Mia tersenyum dan kembali melanjutkan makannya.

Lio sudah selesai menghabiskan makanannya dan hanya tinggal menunggu Mia.

"Besok kita ke mana?" tanya Mia di sela-sela dia makan.

"Free sih, kamu pengen ke mana?" Lio balik nanya.

Mia diam tampak berpikir lalu kemudian menggeleng.

"Yaudah di hotel seharian aja," ucap Lio.

Mia memukul lengan Lio kesal, yang dipukul justru tertawa.

"Ga asik banget sih masa di hotel doang," kesal Mia.

Lio masih saja tertawa,"ya kamunya ditanya cuma geleng yaudah ga ada tujuan besok."

"Ya cari dong, kamu mah gitu," ucap Mia.

Lio baru kali ini melihat Mia manja dengannya. Ternyata bikin gemes.

"Iya-iya aku cari deh," ucap Lio lalu membuka ponselnya.

****

Mia menggeliat lalu membuka matanya. Hal pertama yang dirasakan adalah dingin. Meski berselimut, Mia memang tidak memakai pakaian.

Semalam, sesampainya di hotel. Mia dan Lio kembali melakukan kegiatan panasnya. Lio mengaku ga kuat dengan tubuh Mia yang membuatnya selalu bergairah.

Mia bangun dengan masih memeluk tubuh Lio. Dilihatnya Lio masih tidur, terdengar dengkuran halusnya.

Melepas pelukannya, Mia berusaha duduk dan mengambil piyamanya yang ada di sampingnya. Mia sudah mengenakan piyamanya.

Sebelum turun dari ranjang, Mia mengambil ponselnya. Sedetik kemudian dia kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul 11 siang.

"Yo, bangun, udah siang," Mia mengguncang tubuh Lio.

Lio tidak bergerak, dia masih lelap dalam tidurnya.

"Yo, bangun," Mia semakin keras menggerakkan tubuh kekasihnya.

Lio yang merasa terganggu mulai bergerak pelan dan menggumam. Bukannya bangun, Lio hanya berpindah posisi tidur dari telentang menjadi miring.

"Ih, udah siang Yo, katanya mau ngajakin pergi," ucap Mia sedikit kesal karena Lio susah dibangunin.

"LIO!!" teriak Mia tepat di telinga kanan Lio.

"Uwaaaa!" Lio kaget dan langsung bangun terduduk.

"Bangun, udah siang, katanya mau pergi," ucap Mia.

Lio terlihat masih mengantuk, dia menatap Mia linglung.

"Jam berapa emang?"

"Sebelas."

Lio mendesah lalu kembali berbaring.

"Ntar aja perginya," ucap Lio sambil menutup mata.

"Kok gitu??"

"Ntar ke st Kilda beach, nonton sunset aja," jawab Lio mulai tidak jelas karena mulai mengantuk lagi.

"Bangun ah, laper tahu, ayo makan," Mia menarik tangan Lio berusaha membuatnya bangun.

Arms OpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang