31. Good Boy

423 67 5
                                    

Hari-hari berlalu begitu cepat. Mia merasa tenang dengan hidupnya, tak lagi dibumbui rasa frustasi.

Dia entah merasa senang atau sedih dengan keguguran Selvi. 2 tahun lalu lalu Selvi tidak sengaja kecelakaan saat berjalan-jalan bersama cucunya, itulah yang menyebabkan bayinya tak terselamatkan.

Kala itu, Mia hanya sebentar di Singapura menengok mamanya. Selvi terlihat sedih, Mia merasa jahat karena dia memang tidak menginginkan anak bajingan itu ada di keluarganya.

Mia masih tinggal dengan Lio, hanya sesekali Lio berkunjung ke rumahnya. Meski kondisi Mia baik-baik saja, Lio memang tidak bisa jauh-jauh dari perempuan cantik ini. Sekarang alasannya bukan karena Mia bisa nekat melakukan hal yang menyakiti dirinya sendiri, tapi karena perasaan rindu yang tidak bisa ia bendung.

Seperti malam ini, Lio gagal menginap di rumah orangtuanya karena rasa rindu yang menyelinap masuk. Game baru Candra tidak bisa mengalihkan ingatannya dari Mia. Dalam hati, Lio merasa tidak enak dengan orang tuanya karena masih tinggal dengan Mia tanpa ikatan sah pernikahan.

Ya, Mia masih belum menunjukkan keinginan untuk menikah padahal sudah bertahun-tahun menjalin hubungan. Lio juga enggan membahas itu, karena dia takut kehilangan Mia.

Lio masuk ke dalam apartemennya yang sudah gelap.

Dia masuk ke dalam kamarnya dan mendapati Mia sudah tidur. Laki-laki itu memilih membersihkan diri dan mengganti pakaiannya sebelum bergabung di ranjang bersama Mia.

Mia sedikit terganggu karena tempat tidurnya bergerak. Lio langsung memeluk dan mengusap punggung Mia, bermaksud membuat Mia kembali tidur. Tapi gagal.

Mia membuka matanya dan tersenyum mendapati Lio di depannya.

"Kamu pulang?"

Lio mengangguk, dia merapikan rambut Mia yang menutupi wajah cantiknya.

"Katanya mau nginep rumah mama kamu," suara serak Mia terdengar seksi.

"Kangen kamu," jawaban Lio membuat Mia tersipu.

Mia langsung memeluk Lio dan merapatkan tubuhnya sembari mencari posisi ternyamannya.

Lio tersenyum, ini yang bikin dia ga bisa jauh dari Mia. Semakin hari Mia semakin manja membuatnya semakin jatuh cinta.

****

Mia sedang menikmati makan siangnya bersama Mimi di restoran depan kantor.

"Gimana syuting filmnya Mi?" tanya Mia di sela-sela ia makan.

"Lancar, baru hari ke 5 Mi. Aman sih, ga tau ntar di luar kota," jawab Mimi setelah menelan makanannya.

"Lio kayaknya juga bakal sibuk," ucap Mia.

Mimi mengangguk,"kangen ya." goda Mimi.

Mia mendengus,"kan dia sama gue juga Mi di apartemen, kangen dari mana."

"Iya deh iya, lo ga takut?"

"Takut kenapa?"

"Takut Lio ninggalin elo," gerakan makan Mia berhenti saat mendengar ucapan Mimi.

"Dia bakal tetep ninggalin gue, atau gue yang bakal ninggalin dia Mi. Entah alasan maut atau hal lain," jawab Mia sesantai mungkin.

Meski dalam hati Mia takut dengan ucapannya, dia tidak pernah membayangkan Lio akan pergi meninggalkannya. Lio saja hanya di rumah orang tuanya selalu ngerasa kangen sama dia, see, laki-laki itu tidak bisa jauh dari Mia. Bolehkan Mia sombong kali ini.

"Jangan libatin orang lain Mi, jangan bikin orang lain jadi korban dari ketakutan lo," ucap Mimi.

Mia menatap Mimi,"maksud lo apa?"

Arms OpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang