Terdampar di kawasan apartemen mahal demi menghindari pertanyaan soal menikah dari kedua orang tuanyaㅡsetelah gagal menjadi designer, bukanlah bagian dari rencana Seohyun setelah pulang dari Paris.
Tetapi itulah Seo Joohyun dan kesialan miliknya yan...
❝Everheard of a simple story? a story about the shoes you wear, is that will bring where you go.❞
━Under The Heels.
Keyralaws p r e s e n t
♛
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kapan kau akan menikah, Seo Joohyun? Apa kau tidak berniat untuk menikah secepatnya?"
Lagi. Ayahnya selalu bertanya pertanyaan yang sama setiap waktu, seolah-olah di dunia ini tidak ada pertanyaan yang lebih penting selain pertanyaan tentang kapan dia berencana mau menikah.
Sejujurnya dia agak terganggu, cenderung muak dengan pertanyaan yang ayahnya lemparkan setiap kali mereka duduk dan memiliki waktu luang untuk bersantai.
Seohyun mau menikah. Tentu saja karena menikah adalah bagian dari mimpi setiap gadis. Tapi bagi Seohyun, tidak dalam waktu dekat ini.
Setelah gagal menjadi desainer, sebuah mimpi paling berharga yang Seohyun miliki, setidaknya dia butuh rencana baru untuk hidupnya sendiri. Bukannya malah di sodorkan dengan pertanyaan tentang menikah terus-menerus.
Seohyun masih ingin sendiri. Mungkin terdengar klasik, tapi gagal menjadi designer rasanya sama seperti mengalami patah hati terhebat dalam hidupnya. Itu membuat tujuan hidupnya mendadak hilang dalam sekejap. Dia butuh waktu.
"Dad, aku akan menikah, okay? Tapi kau tahu jawabannya bahwa aku tidak akan menikah dalam waktu dekat ini. Jangan tanya aku terus-menerus. Aku bahkan masih single, Dad. Are you kidding me?"
Setelah mengatakan itu pada ayahnya, Seohyun menarik bangkunya ke belakang, lalu pamit dari makan malam hari itu. Membiarkan ketiga pasang mata milik ayah, ibu, juga adiknya menatap kepergiannya.
"Kau seharusnya tahu jika Joohyun selalu begitu, dear. Kau juga tahu, kan, dia baru saja gagal atas mimpinya? Beri saja dia ruang sendiri. Kita akan memutuskan setelah beberapa saat. Dia cukup pembangkang seperti mu, kalau perlu ku ingatkan." Minhyeㅡsang ibu yang melihat kepergian putrinya hanya menghela napas panjang sebelum akhirnya menatap ke arah suaminya sendiri. "Dia bahkan belum pernah berpacaran. Akan sangat sulit untuk tiba-tiba memaksanya menikah."
"Aku tahu. Tapi, tidakkah kau merasa semakin tua?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
