27. "Tears are Falling"

4.7K 730 332
                                    

"Kalimat 'Semuanya akan baik-baik saja' rupanya sangat menyedihkan bagiku.
Air mata itu terlanjur mengalir, Mereka telah mengalir diantara kedua mataku.
Aku berusaha untuk menahannya namun Duniaku kini hancur, senyumku hilang, kebahagiaan yang aku impikan sirna dalam sekejap dan tergantikan dengan derasnya airmata"

▪▪▪▪▪

Kritttt....

Mingyu mengerem mobil yang ia kendarai secara mendadak, bahkan irene sampai terkejut dan hampir terbentur dashboard jika ia tidak memakai sabuk pengaman.

"Aish.. Kan aku sudah pernah bilang jangan pernah menelpon saat menyetir, itu akan berbahaya". Oceh irene dan mengabaikan ekspresi kaku dari Mingyu yang masih membeku dengan ponsel ditangannya.

Melihat kediaman pria itu irene lantas saja mendekatkan tubuhnya untuk mengecek kondisi Mingyu.

"Gwencana? Apa kau tadi terbentur?". Tanya irene dengan khawatir.

Mingyu masih diam dengan pikirannya yang benar-benar Blank sesaat menerima Telepon dari Ayahnya.

"Joohyun.."

"Hmm?"

Mingyu menatap wajah gadis itu dengan lekat, ada sebuah kesedihan yang terdapat disorot mata Mingyu.

"Kita ke Rumah sakit"

"Nde? Wae? Kau sakit? Apa kau benar-benar terbentur tadi?". Wajah irene semakin dilanda khawatir.

"Apa yang sakit? Beritahu aku? Kepalamu pusing? Perutmu kram? Atau.. "

"Joohyun.. "

Mingyu menggenggam kedua tangan gadis itu dan sedikit meremasnya, irene yang melihat itu hanya bisa mengernyit bingung walaupun dia semakin khawatir ketika Mingyu mengajaknya ke rumah sakit.

Mata pria itu terlihat memanas sebelum mengatakan kalimat penuh dengan kelirihan, "Aku mohon_"

"_tetap bersamaku. Kau harus kuat menghadapi sesuatu yang tidak mungkin dapat kau percayai"

Irene diam dengan tangannya yang kini ikut meremas kedua tangan Mingyu. Kepala gadis itu sedang berpikir keras tentang Kim Mingyu yang kini berucap sangat ambigu dan terdengar aneh. Kenapa perasaan nya jadi ikut tidak enak?

Pada akhirnya irene hanya bisa menganggukan kepalanya pelan.

...

Mobil mereka kini sudah terparkir di depan Rumah sakit besar Seoul, Irene yang sedari tadi diam kini tanpa sadar melihat mingyu sudah membukakan pintu untuknya.

Wajah gadis itu terlihat cemas, sampai sekarang perasaan nya benar-benar tidak enak dan mengapa mingyu mengajaknya kerumah sakit tanpa alasan yang jelas.

Pria itu kembali menatap wajah gadis itu dengan lekat, kedua tangannya terangkat untuk mengelus kedua pundak irene yang terlihat tegang dan gemetar.

"Aku tau kau gadis yang kuat"

Irene kembali memandang Netra pria itu dengan tatapan tidak mengerti.

Purpose ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang