"Musim-musim masih sama. Meski banyak yang sudah berlalu, Sekarang waktunya bahwa aku harus terbiasa tanpamu.
Tapi meski begitu, aku selalu memikirkan namamu, lalu Airmata menggenang dan ketika aku menutup mataku, Aku melihatmu. dan bahkan meski semuanya berubah, Kau selalu di tempat yang sama, melihat ke arah yang sama, membuatku ingin terus menangis"▪▪▪▪▪
"Kau benar-benar akan kembali ke sana?"
Mingyu kini sedang membantu irene mengemas barang-barangnya untuk ia masuki kedalam koper.
Irene tersenyum kemudian menatap lembut wajah tampan disampingnya, "Aku akan berkunjung ke makam ibuku dan juga ada beberapa hal penting yang harus aku luruskan disana"
Mingyu mengangguk mengerti dengan senyum tipisnya, tapi irene sangat tau jika sorot wajah pria itu berusaha menahan kesedihannya.
"Kau akan kembali lagi?"
"Tentu saja, studi ku belum berakhir disini"
"Bukan itu maksudku_"
Irene menoleh kembali lalu menatap wajah Mingyu penuh tanda tanya.
"_Maksudku.. Apa kau akan kembali ke sisiku lagi?"
Irene terdiam sejenak dengan raut wajah yang terlihat tidak tau harus berkata apa, dan Mingyu langsung menggenggam tangan gadis itu bersama dengan senyum lembutnya.
"Jangan dipaksakan"
"Eum?"
"Perasaan mu. Jangan memaksakan perasaan mu kepadaku dengan rasa bersalah"
"Mingyu-ah aku... "
"Aku mengerti". Pria itu terlihat tulus dari sorot matanya yang teduh menatap irene.
"Dua tahun ini.. Aku mencoba segalanya untuk mendapatkan hatimu kembali seperti dulu, namun semuanya sudah berbeda. Kau kekasihku tetapi hatimu bukan lagi milikku"
Irene diam seribu bahasa, gadis itu seperti tidak tau harus membalas apa kepada Mingyu.
Mingyu membawa tangan gadis itu menuju dada bagian kiri Irene dan pria itu kemudian tersenyum hangat.
"Disini, seseorang sudah menguncinya terlalu rapat hingga tidak membiarkanku kembali masuk"
Irene menunduk tidak kuasa menatap wajah Mingyu yang kini justru semakin membuat dirinya dilanda rasa bersalah.
"Hey, Aku baik-baik saja jika kau memilih untuk bertahan dengan perasaanmu yang sekarang". Mingyu menangkup wajah Ayu itu untuk menatap wajahnya.
Mata irene tanpa sadar memanas, pria dihadapan nya terlalu sabar dan terlalu baik menghadapi keadaan dirinya.
"Maafkan aku.. ". Lirih irene
"Kau tidak harus meminta maaf, seseorang memiliki hak untuk mencintai siapapun yang dia inginkan termasuk dirimu. Maaf jika dulu aku sedikit bersikap egois dan berusaha untuk memiliki mu seutuhnya. Namun dua tahun ini aku sadar, semua usaha ku akan sia-sia jika aku terus memaksakan hatimu kembali kepadaku"
Irene tidak bisa menahan diri untuk memeluk erat tubuh pria itu dan Mingyu merasakan matanya memanas ketika gadis itu memeluknya.
"Kau terlalu baik, aku minta maaf Mingyu-ah.."
"Aku tidak suka mendengar permintaan maaf darimu". Pria itu mengelus lembut kepala irene.
Mingyu kemudian melepas pelukannya dan menghapus airmata irene yang ternyata menangis didalam pelukan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Purpose ✔
Fanfiction[Completed story by Ciionuzy] Ketika Ego ingin bertindak, namun hati selalu menolak untuk melakukan nya. Terkadang Logika dan perasaan memang tidak sejalan, Begitu juga yang dirasakan oleh Kim Suho. Pria arrogant dan penuh ambisi yang selalu Meras...