07

1.1K 150 31
                                    

Taehyung pov

Aku pulang karena usiran yoonji, pikiranku benar benar terbagi. Yoonji, irene, bunda, perusahaan. Aku takut yoonji nekat dan mengakhiri hidupnya, tapi aku juga mencemaskan irene, dan ibu mertua ku adalah orang yang sangat di butuhkan oleh yoonji, tapi karena ku bunda jadi membenci anaknya, dan perusahaan pun harus tetap ku pikirkan agar tetap stabil.

Aku berkemudi dengan pikiran yang berkecamuk, aku tidak mau meninggalkan yoonji tapi irene terus terusan meneror dengan spam chat nya. Dan sekarang dia terus terusan menelpon ku













Ada apa irene

Tae cepatlah pulang!

Aku sedang di jalan, kenapa?

Aku sudah kesal dengan semuanya! Kapan kau akan menceraikan yoonji?!




Aku menjauhkan ponsel dari kupingku dan menarik nafas pelan






Tidak bisa kita bicarakan di rumah saja?

Tapi hikss, aku takut kau meninggalkan ku dan anak kita hikss

Anak ya..
Aku tidak akan meninggalkan mu irene

Syukurlah, aku lega mendengar nya.














Keutt








"apa aku harus meninggalkan yoonji?" aku meminggirkan mobil, kurasa tidak bisa lagi jika mengemudi dengan keadaan begini.

Pertanyaan besar yang selalu ada di benaku, haruskah aku meninggalkan yoonji?.

"tidak, aku tidak bisa." berusaha menenangkan diri dengan memejam kan mata dan bersandar pada jok mobil, tapi yang kudapati adalah wajah yoonji yang sedang menangis.

Kudua mata yang terpejam kembali terbuka, wajah istriku terus berputar di pikiran. Aku bahkan tidak mengerti kenapa aku bisa setega itu pada yoonji, aku pernah dengan tidak sengaja mencekik leher nya saat irene hampir ke guguran, aku tidak mencari dia saat aku tau yoonji ada bersama kami tapi dia tidak memunculkan dirinya.

"kim taehyung, apa yang harus kau lakukan"

Sekarang berganti , wajah irene yang ada di pikiran ku. Wajah bahagia nya saat kami pergi liburan, wajah bahagia nya saat tau bahwa dia hamil, wajah bahagia ku juga terlintas di pikiran, aku memeluk irene dengan erat dan mencium seluruh wajahnya karna tau dia hamil.

Aku membahagiakan irene dengan baik, bukan?

Semua kebahagiaan aku berikan, aku bahkan tidak pernah tidak ikut saat dia periksa kandungan. Setiap malam aku tidur dengan memeluk irene dan mengelus perut nya yang sudah membuncit.

Tapi aku hanya bahagia sendiri, aku melupakan yoonji. Aku tidak pernah memberi nya kabar atau sekedar menelpon.  Aku berkunjung ke rumah hanya saat aku ingin saja.

Aku berengsek sekali, bukan?

Disisi lain aku baik dan di sisi lain aku berengsek.





"yoonji"

Aku bahkan pernah berfikir jika yoonji pergi dari hidupku semuanya akan baik baik saja toh aku punya irene dan anak ku. Aku pernah berharap yoonji menyerah dan meminta cerai. Tapi saat surat cerai sudah ada di rumah aku langsung pergi menemui nya, aku tidak bisa melepas yoonji.

Aku tidak bisa melepasnya tapi aku juga tidak mau membahagiakannya. Perasaan ku lega dengan statusku yang masih suami yoonji. Rasanya aneh jika statusku berubah.

"bagaimana jika jungkook tau, apa dia akan membunuhku karna telah menyakiti kaka nya?"

Siapa Jungkook? Dia adik yoonji, dan sudah dua tahun tinggal LA.
Aku dekat dengannya, bisa di bilang dia adik ipar kesayanganku. Dia juga sangat menyanyangi yoonji.

Dia pernah mengamuk karna yoonji kecelakaan. Dia memarahi kaka nya habis habisan, setalah itu dia tidak mengijinkan yoonji mengemudi sendiri dan dia yang akan mengantar kemana pun yoonji pergi.

Suga hyung pun sama, dia menyayangi yoonji bahkan suga hyung rela dia jalan kaki dengan menggendong yoonji yang sedang tidur di punggung nya.

"kau ramah, selalu tersenyum kepada siapa saja. Tidak pernah peduli pada omongan orang, cara mu menyayangi orang lain membuat orang yang kau sayangi merasakan rasa sayang nya, yoonji"

Lagi lagi wajah yoonji terlintas di pikiran, tapi bedanya ada aku disana. Yoonji yang sedang menangis dengan aku yang mencekik lehernya.

"SIAL! KENAPA HARUS KEJADIAN ITU LAGI!" aku memukul stir mobil dan berkali kali membenturkan kepala ku.

"maafkan aku yoonji hikss, aku tidak sengaja sayang, sungguh. Aku terlalu panik mendengar kabar irene hampir keguguran. Seharusnya aku tidak sekejam itu dan tega membuat mu menangis karna takut atas perbuatan ku"

Aku melihat tangan ku dan bergetar ketika mengingat tangan ini yang membuat istriku hampir kehabisan nafas.

Aku mencari ponsel dan ku dapati ponsel ku di saku celana.







Vioce note to ayah min











Ayah, Apa ayah marah pada tae saat melihat tae hampir membuat nafas yoonji habis? Ayah ingat kejadian saat irene hampir keguguran? Ayah ingat wajahku yang menatap yoonji dengan tatapan murka dan tidak suka? Ayah.. Maafkan taehyung. Mungkin tae melukai hati ayah karna memperlakukan anak ayah dengan tidak baik.

Taehyung membawa kabar menyedihkan untuk ayah. Yoonji sangat putus asa karena ku, dia sempat berpikir akan mengakhiri hidup dengan tidak layak. Aku bahkan terkejut sekali, aku tidak tau apa yang harus ku lakukan. Aku baru menyesali semua perbuatan ku sekarang. Ayah, tae pernah berharap yoonji putus asa dengan harapan dia akan meminta kami berpisah.. Tapi aku menyesali harapan ku itu, aku tidak bisa melihat wajab istriku seputus asa itu ayah, tatapan matanya membuat ku mati kutu.










Aku melempar ponsel ku asal, masih dengan posisi yang sama aku masih memikirkan yoonji dan tindakan apa yang harus ku lakukan kedepannya.


























Ayah kaget hehe, tapi ayah tidak akan menyalahkan mu, tae. Ayah akan mendoakan yang terbaik untuk kalian semua.


















Melihat balasa ayah, aku malu sendiri pada diriku.





















**

Hiyahiyahiya drama sekaliii wkwkwkw

Sad As Fuck ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang