Beberapa bulan setelah kejadian itu, dimana aku dan taehyung menghabislan malam bersama. Hubungan kami tidak membaik, ku kira akan membaik tapi tidak sama sekali. apalagi setelah pertemuanku dengan irene. Saat itu, aku pergi menghampiri irene dan Kami terlibat pertengkaran.
Tentu saja taehyung menyalahkan ku, dia tidak mau menatapku, memaki ku, bahkan tidak mau menemuiku. Dia hanya duduk di samping ranjang rumahsakit yang irene tempati dengan tangannya yang terus menggenggam tangan irene.
Sakit sekali melihat pemandangan itu, dia bahkan tidak mau menatapku tapi dia menjaga irene dengan sangat telaten. Aku masih duduk di depan ruang rawat hingga suara pintu terbuka terdengar oleh telinga ku.
"taehyung" aku mengangkat kepala ku yang tertunduk dan yang ku lihat adalah taehyung.
Dia mengabaikan ku, berjalan lurus melewati ku. "taehyung ku mohon jangan begini" aku menahan air mata yang ingin keluar, percuma saja aku menangis. Taehyung hanya akan memaki ku karna aku menangis.
Kulihat dia berhenti dan membalikan badan nya, dia menatap ku dengan tatapan yang tidak ingin aku lihat. Aku takut melihat tatapan benci dari taehyung. Dia menarik nafas dalam, dan berjalan mendekat ke arah ku.
"aku kehilangan anak ku karena mu, dan kau lihat irene terbaring karena ulah mu dan apa apaan kau bilang kau hamil?"
Saat itu aku memang bertengkar dengan irene, tapi aku tidak menyentuh irene. Dia terjatuh di anak tangga dan semua nya menyalahkan ku, demi tuhan irene terjatuh karna ulah nya sendiri. Setiap kali aku membela diri tidak ada satupun yang memercayai. Bunda makin membenci ku, dia bahkan sempat pingsan mendengar berita ini. Dan aku tidak menyangka setelah aku bilang pada taehyung aku mengandun anaknya, yang kudapati adalah tamparan keras di wajah ku.
"anakku dengan irene mati, anak mu juga harus mati" taehyung menatap dengan sangat murka, dia menarik kerah bajuku dan menyudutkan ku diantaranya dan tembok dingin.
Air mata yang kutahan mengalir begitu saja, aku memejamkan kedua mataku. Aku takut pada taehyung saat ini. Hanya ada kami disini, semuanya pulang karna perintah taehyung. Tapi tidak satupun dari mereka mengajak ku untuk ikut pulang, Semuanya menatap ku tidak suka.
Samar samar aku melihat tangan taehyung mengepal, aku semakin memejamkan mataku, Demi tuhan aku takut sekali.
"bunda"
Tanpa aku sadari aku berlirih memanggil bunda, perlahan aku membuka kedua mataku dan menatap taehyung. Aku tidak percaya suamiku bisa seperti ini padaku, dia bahkan tidak perduli aku sedang mengandung. Yang ada di pikirannya hanya bagaimana cara agar aku dapat merasakan yang irene rasakan.
Taehyung pov
Aku melonggarkan cengkraman pada yoonji, aku marah padanya, aku terkejut dengan situasi ini. Irene kehilangan anaknya karena yoonji dan tiba tiba yoonji mengatakan padaku dia sedang mengandung anakku. Tentu saja aku langsung berfikir keguguran irene di sebabkan oleh yoonji.
Saat pertama kali ku dengar dia mengatakan tentang kehamilannya aku tidak percaya, aku langsung menarik nya untuk periksa dan ternyata benar dia sedang mengandung. Aku tidak mengerti, bukankah yoonji mandul? Atau ini karunia dari tuhan?
Saat itu aku yang sangat terkejut dengan fakta bahwa yoonji hamil dan irene keguguran , aku langsung menamparnya di hadapan dokter itu. Dia tidak mendapatkan pekukan, tidak mendapatkan ciuman ataupun ucapan selamat dari suaminya.
Aku mengambil tas milik nya dan menyuruh dia untuk pergi dari rumah sakit, saat itu aku tidak perduli dia akan berjalan atau mungkin merangkak agar sampai rumah.