Lele sudah tiba dirumah sejak jam delapan malam tadi. Tidak jadi pulang tengah malam karena tidak enak dengan Iqbaal. Tapi ketika jam sudah menujukkan pukul 12, Iqbaal tak kunjung datang. Lele masih menunggu sambil sesekali memainkan handphonenya. Dia dan Iqbaal bahkan tidak pernah berkomunikasi lewat handphone. Mereka hanya orang asing yang dinikahkan. Ketika dirumah, begitu terasa canggung. Iqbaal ga banyak bicara. Dia selalu diam dan terlihat galak di mata Lele. Itu membuat Lele sedikit takut dengan Iqbaal.
Tidak ada alasan untuk menunggu Iqbaal sebenernya, hanya saja 'menunggu suami pulang ke rumah setelah bekerja' di google adalah suatu hal yang harus dikerjakan sebagai seorang istri yang baik.
Terhitung seminggu mereka menikah, Iqbaal tidak pernah berbuat hal hal senonoh kepadanya. Mereka tidur di kasur yang sama, dan keesokan harinya, Lele selalu mengecek pakaiannya. Dan pakaiannya selalu lengkap.
Pintu kamar terbuka. Membuat Lele berjengit di kasurnya. Ada Iqbaal dengan pakaiannya yang lusuh. Lele bangkit menghampiri Iqbaal. "Kamu kenapa?"
Tapi Iqbaal tidak menjawab. Dia justru melewati Lele sambil mengambil handuk. Lele berjalan lagi mengikuti Iqbaal. "Mau minum?"
Iqbaal menggeleng. Cowok itu masuk ke kamar mandi dan tak lama suara air shower terdengar. Lele menghembuskan nafasnya. Hanya itu interaksi mereka selama ini. Lele yang pendiam, bahkan lebih banyak bicara.
Lele kembali ke kasurnya. Duduk sambil bersandar pada kepala ranjang. Kakinya terlipat untuk menahan dagunya. Tangannya memeluk kakinya sendiri. Dia menunggu Iqbaal untuk keluar dari kamar mandi. Tapi Iqbaal tak kunjung keluar juga. Sampai Lele tertidur dengan gaya seperti itu.
Beberapa menit kemudian, Iqbaal keluar dari kamar mandi. Menggosok kepalanya dengan handuk sebelum handuk itu di bawa ke balkon untuk dijemurnya. Iqbaal kembali lagi ke kasur. Pekerjaan hari ini sungguh menyita waktunya. Belum lagi jalan yang sangat macet. Dia emosi sendiri di jalan. Mengacak rambutnya kesal karena dia tau pasti Lele sedang menunggunya seperti beberapa hari kemarin. Dan ketika sampai rumah, Iqbaal sangat tidak sabar hingga berlari ke kamar. Ketika dia membuka pintu, benar saja Lele sedang menunggunya. Ini sungguh membuatnya kesal. Sebenarnya, buat apa gadis itu menunggunya? Dan sebenernya, buat apa dia lari-lari dari mobil untuk menyambut sambutan dari gadis itu yang setiap malam selalu bertanya, 'Mau minum?' Hah, apa apaan itu.
Iqbaal berbalik menuju kasur dan kaget ketika melihat Lele sedang tidur dengan posisi terduduk. Dia menghampiri Lele, memperbaiki posisi tidur Lele dan memberikan Lele selimut.
Iqbaal duduk di pinggir kasur dengan perlahan, agar kasur tidak tergoncang sehingga tak mengganggu Lele. Dipandanginya wajah Lele membuat cowok itu tersenyum. Lele sangat lembut. Iqbaal tau bahwa Lele tidak senang dengan statusnya yang sekarang, tapi entah kenapa Iqbaal merasa kalau Lele sedang berusaha menjadi istri yang baik. Jujur saja, menikah di umur 24 tahun ini membuat Iqbaal sedikit ragu. Tapi, bagaimana bisa dia tidak bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya? Cinta urusan belakang.
Iqbaal jadi teringat soal kejadian sore tadi di cafe. Waktu Leo menceritakan tentang Lele di club malam sebelum kejadian itu. Dan waktu Lele pulang ke rumah dengan mata bengkak dengan tangisan kecilnya.
Iqbaal merasa bersalah. Tentu saja.
*
Keesokan harinya, Lele terbangun karena mendengar suara petir yang besar. Matanya menyipit ketika dia menghidupkan lampu. Lele menoleh kesamping ketika Iqbaal juga bergerak untuk menutup matanya karna silau.
Lele shock. Dia membulatkan matanya ketika kilatan petir kembali menyambar. "Ya Tuhan."Lele duduk sambil memeluk kakinya sendiri. Bahkan tak peduli dengan Iqbaal yang ikutan duduk dengan mata yang belum benar benar terbuka. Bulir-bulir keringat mulai muncul di kening Lele. Hujan besar+kilat+petir kencang. Terdengar mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Should I Do?
RomanceIqbaal Ghianta, pria mapan yang sebenarnya belum siap menikah diusianya yang dibilang sudah pas. Karena sebuah kesalahan, sebagai pria yang diajarkan bertanggung jawab oleh orang tuanya, dengan sungguh-sungguh, Iqbaal mengucapkan janji suci dengan l...