SELAMAT SIANG GUYS.
***
"Itu kenapa?" Leo dan Lele sedang duduk di sofa di dalam ruangan cafe ini, tempat beristirahat.
Leo meraba pipinya, Leo tau yang dimaksud Lele barusan itu lebam di pipinya.
"Kepentok pintu." ucap Leo asal dan kembali fokus ke handphonenya. Tidak lama, sebuah kaki terangkat ke paha Leo membuat Leo mengernyit dan setelah itu menggerakkan pahanya agar kaki Lele turun.
"Kak, ah!" rengek Leo karena kaki Lele tak kunjung turun.
"Pegel, pijetin." rengek Lele balik. "Bayi, lihat nih om kamu ga mau pijetin kaki mama."
Leo mendelik, tangannya bergerak memijat kaki Lele yang sekarang sedang selonjoran itu setelah meletakkan ponselnya di sebelahnya.
"Kamu lihat cewek yang bareng Iqbaal tadi?" Leo mengangguk.
"Menurut kamu cantikan aku atau dia?"
Leo menaikkan alisnya menatap kakaknya itu, "Jijik banget sih kak."
"Jawab aja sih, Yo."
"Cantikan dia." ucap Leo asal. Lele menarik kakinya membuat Leo kembali menarik kaki Lele dengan tangannya karena Leo sadar, dia salah bicara.
"Iya iya cantikan lo, kak." kata Leo, setelah itu Lele membiarkan Leo memijat kakinya.
"Iya dong. Aku kan emang cantik." ujar Lele dengan percaya dirinya. Leo menaikkan kedua alisnya, menoleh lagi untuk melihat Lele dengan raut wajah jijik. Sejak kapan Lele sepercaya diri ini?
"Thankyou pijetannya, makin sayang deh sama Leo." Lele menurunkan kakinya, menarik kepala Leo dan memberikan ciuman bertubi-tubi di pipi Leo setelah itu tersenyum kepada Leo.
Leo memang tidak seberani Iqbaal untuk menjitak kepala Lele, tapi sikap menjijikkan Lele barusan membuat Leo bergidik jijik sambil mengusap pipi yang dicium Lele tadi dengan bahu, karena Lele meninggalkan air liurnya disana.
"Jijik kak, sumpah." Setelah itu Leo pergi meninggalkan Lele.
*
"Mau mampir gak?" Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, semenjak Lele hamil, Lele harus ada dirumah jam 7, karena tadi Iqbaal ga sempat jemput, Leo yang anter Lele sampai kerumah. Semua itu Iqbaal yang suruh. Bersyukur ada Mba Cindy yang stay untuk jagain cafe. Karena setelah ini, Leo harus segera ke cafe untuk bantuin Mba Cindy. Kalau kaya gini caranya, mereka harus punya pegawai satu lagi. Kenapa Iqbaal jadi ikut campur masalah cafe sih?
"Gak." balas Leo sambil menggeleng.
"Yaudah kalau gitu. Sampai cafe kabarin."
"Iyaiya. Buruan tutup kak, ah." jawab Leo, dia sudah jengah mendengar Lele berbicara sambil berdiri dipintu mobil sejak 2 menit yang lalu. Dasar Leo.
"Kamu emosian banget sih daritadi." Kemudian Lele menutup pintu mobil. Mobil melaju setelah Leo membunyikan klakson tanda perpisahan.
Lele baru saja mau jalan masuk kerumahnya, tapi mobil hitam diujung jalan sana melempar lampu jauh kepadanya membuat Lele jadi buru-buru berjalan untuk membuka gerbang. Itu Iqbaal.
Iqbaal berhenti didepan. Lele sudah menghindar agar Iqbaal bisa masuk bersama mobilnya tapi Iqbaal malah menurunkan jendelanya. "Kok malah buka gerbang sih."
"Kan kamu dateng."
"Gue kan udah ngodein dari jauh."
"Ha?"
KAMU SEDANG MEMBACA
What Should I Do?
RomanceIqbaal Ghianta, pria mapan yang sebenarnya belum siap menikah diusianya yang dibilang sudah pas. Karena sebuah kesalahan, sebagai pria yang diajarkan bertanggung jawab oleh orang tuanya, dengan sungguh-sungguh, Iqbaal mengucapkan janji suci dengan l...