9

2.1K 48 2
                                    

SIANG GUYS

***

Iqbaal menarik nafasnya, kemudian menghembuskan nafasnya lagi. Senyumannya terus tercetak dibibirnya setelah ucapan Lele tadi. Dia memang kurang fokus, tapi dia tidak tuli untuk mendengar 2 kata yang diucapkan oleh Lele tadi. Sejak Lele keluar kamar, Iqbaal mulai merasa hawa disekitarnya panas. Padahal AC nyala. Dia semakin tersenyum ketika ucapan Lele terus terngiang di kepalanya.

Dia menang banyak kan hari ini. Lihat punya Lele yang entah kenapa semakin besar, Megang punya Lele yang entah kenapa sangat pas digenggamnya, dan mendengar sesuatu hal yang membuatnya tidak bisa membedakan apakah ini mimpi atau tidak.

Iqbaal masih di kamar mandi saat ini. Memenuhi kebutuhan khusus yang tidak bisa dia dapatkan dari Lele. Kalau Lele tidak mau, dia akan berusaha sendiri memuaskan nafsunya. Bukannya gimana-gimana, Lele bukan pemuas nafsunya kan. Seandainya Lele tidak memancingnya dengan payudaranya itu, dia juga tidak akan seperti ini.

Setelah selesai, Iqbaal keluar kamar mandi, langsung mencari keberadaan Lele yang tidak ditemukannya di kamar. Segera memakai baju tidurnya, Iqbaal langsung keluar dari kamar.

Menuruni anak tangga, dia melihat Lele yang sedang memakan pepaya di atas meja bar sambil memainkan ponselnya, tidak sadar kalau Iqbaal sudah berada didekatnya.

"Lo yakin ga ada sesuatu yang mau lo sampaikan ke gue?" tanya Iqbaal membuat Lele tersentak. Iqbaal melihat wajah Lele ketika kaget tadi. Lucu.

"Emang apa?" tanya Lele yang Iqbaal lihat tiba-tiba tegang.

Iqbaal berjalan ke kulkas. Mengambil minuman kaleng lalu duduk di meja bar persis dihadapan Lele.

"Kayak apa yang disampaikan dokter gitu?" Kemudian meneguk minumannya

Lele tersentak, "Kamu tau darimana?"

"Gue cek tas lo tadi."

"Ih ga sopan." gerutu Lele sambil mencubit pelan tangan Iqbaal yang ada di meja. Iqbaal diam, sambil menatap Lele.

"Kapan pemeriksaan selanjutnya?" tanya Iqbaal.

"Kamu mau nemenin aku?" tanga Lele balik. Iqbaal terkekeh, "Itu kan anak gue juga." jawab Iqbaal sambil menunjuk perut Lele dengan dagunya.

Lele tersenyum, lalu wajahnya tampak antusias. "Tadi kesana sama siapa?" tanya Iqbaal.

"Leo."Jawab Lele sambil memakan pepayanya lagi. Iqbaal mengangguk. "Kata dokternya dia baik kok."Ucap Lele lagi sambil mengelus perutnya, Iqbaal mengikuti pandangannya ke tangan Lele. "Udah 2 bulan."

Lele tertawa kecil, "Berarti waktu pertama kali, kita langsung berhasil buat dia."

Iqbaal tersenyum mendengar ucapan Lele, ga ada yang membuatnya bahagia selain mendengar ucapan Lele barusan.

"Terus kata dokternya, ga boleh sering sering berhubungan badan dulu sampai dia lahir. Nanti kasihan dia nya ketimpa."

"Yahhh."Iqbaal mengeluh pelan.

"Kenapa?"

"Kalo gue lagi pengen gimana?"

"Yaa gatau."

"Jahat banget jadi istri."

"Kan dokternya yang bilang. Kalo ga ada bayi, aku juga mau kok. Itu kan kewajiban aku sebagai istri."Iqbaal menahan nafasnya.

*

Lele meraih satu gelas dihadapannya. Meracik minuman sesuai pesanan. Hari ini hari sabtu, cafe selalu ramai. Leo ada membantu di kasir. Lele yang meracik. Sejak Lele tau tentang kehamilannya, entah kenapa dia jadi cepat merasa capek.

"Caramel Macchiato 1?"

Lele mendelik kaget, "Capek."

Lele membuka apron-nya kemudian berjalan keluar meja barista setelah meminta tolong kepada Mbak Cindy untuk membuatkannya 2 Caramel Macchiato.

Lele duduk di salah satu meja pengunjung di ujung cafe ini. Duduk sambil memijat betisnya. Kemudian sesorang yang memesan Caramel Macchiato kepadanya tadi datang sambil membawa piring berisi cake.

"Baal, capek." keluh Lele ketika Iqbaal sudah duduk disebrangnya.

Iqbaal tak menjawab. Hanya melihat Lele setelah memasukkan potongan cake ke mulutnya.

"Aku aneh banget hari ini. Padahal biasanya berdiri seharian aku kuat-kuat aja."

"Kan sekarang ada bayi." kata Iqbaal kemudian mengarahkan garpu berisi potongan cake ke mulut Lele.

"Enak gak cake-nya, itu aku yang buat." ucap Lele, dia mengunyah cake suapan Iqbaal tadi sambil menutup matanya.

Iqbaal mengangguk, dia menunduk dan menarik satu kaki Lele dari bawah meja membuat Lele membuka matanya. Gadis itu mengerjapkan matanya ketika Iqbaal meletakkan kakinya di pahanya dan memijit kaki Lele setelah melepaskan flatshoes dari kaki Lele.

"Di bawah mata kakinya, Baal." Iqbaal memijit di bawah mata kaki.

"Naikan dikit." Iqbaal menaikkan tangannya.

"Kuatin lag—aaa." rengek Lele ketika merasakan kakinya sudah mau remuk.

"Jangan terlalu kuat juga, sakit."

Iqbaal menatap Lele sinis kemudian menurunkan kaki Lele dari pahanya, jadi istri gatau diri banget.

"Ih kok diturunin." gerutu Lele, dia menaikkan kakinya sendiri dan meletakkan kakinya sendiri di paha Iqbaal yang ditepis Iqbaal berkali-kali dengan tepukan pelan.

"Baal, pijitin!" rengek Lele.

"Eh, kepala lo gue jitak sini."

Kaki Lele turun dari paha Iqbaal dengan hati-hati.

"Makasih pijetannya tadi ya suami. Aku sayang kamu."

Setelah itu Iqbaal benar benar berdiri untuk menjitak kepala Lele. Ucapan sok manis, senyum yang dibuat buat agar kelihatan manis, dan apa itu tadi yang dibentuk di jari Lele? Simbol cintanya orang korea kan? Iqbaal meringis jijik.

 Ucapan sok manis, senyum yang dibuat buat agar kelihatan manis, dan apa itu tadi yang dibentuk di jari Lele? Simbol cintanya orang korea kan? Iqbaal meringis jijik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

What Should I Do?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang