8

2.2K 52 0
                                    

SELAMAT HARI SENIN GUYS.

***

Lele berusaha menjauhkan tubuhnya dari pelukan Iqbaal. Tadi malam entah kenapa, ketika ingin tidur, Iqbaal tiba-tiba memeluk pinggangnya dan menelusupkan kepalanya ke leher Lele yang pada saat itu sedang memunggungi Iqbaal. Menunjukkan sisi kelembutan Iqbaal. Apa Iqbaal tidak sadar jika Lele masih terjaga ketika laki-laki itu menarik pinggangnya.

"Jangan dilepas." gumam Iqbaal. Semakin mempererat pelukannya membuat Lele terdiam.

"Lo mau kemana hari ini?"Tanya Iqbaal. Lele menoleh sedikit, merasa aneh karena ucapan Iqbaal barusan. "Cafe."

"Jangan pulang malem-malem ya!"Lele mengangguk. "Lo ga mau temenin gue ke kantor gue? Gue mau ngenalin istri gue ke anak-anak."

Lele mengangguk, kemudian memegang bibirnya dengan jarinya, merasa aneh, lalu mengeluarkan suara, "Mau."

Iqbaal tersenyum sambil menelusupkan wajahnya ke leher Lele. Mengecup-mengecup pelan membuat Lele menggeliat kecil.

Ketika Iqbaal mulai menjilat lehernya, Lele berusaha keras untuk menjauh dari Iqbaal hingga akhirnya terlepas. Sengaja dilepaskan oleh Iqbaal. Tenaga Lele itu kecil.

"Aku mandi dulu ya, ntar telat ke cafe nya."

"Ikut." kata Iqbaal mengikuti jalan Lele. Lele berbalik, "Janganlah! Ngapain!" kata Lele, dia panik sendiri.

Iqbaal tergelak, tangannya meraih wajah Lele lalu mencium bibir Lele kecil, "Mandi gih,"

Lele mengangguk bingung, ada apa dengan Iqbaal pagi ini? Kenapa begitu manis?

*

Lele masih terus memikirkan perasaannya terhadap Iqbaal. Entah itu sudah tumbuh atau tidak, Lele tidak tau pasti. Yang jelas, semenjak Iqbaal memeluknya saat petir malam itu, Lele selalu berusaha menjadi istri yang baik.

Lele belum mengerti tentang sikap Iqbaal yang kadang selalu berubah-ubah. Kadang jahat, kadang baik, kadang lembut, kadang kasar. Lele menarik nafasnya, ketika kembali mengingat perkataan manis Iqbaal kemarin. Diam-diam dia tersenyum kecil. Mungkin akan sangat bahagia jika mereka berdua saling mencintai bukan.

Tapi memikirkan Iqbaal akan mencintainya saja seperti tidak mungkin terjadi.

Lele menarik nafasnya, menatap testpack dihadapannya yang membuatnya bingung. Apakah saat ini, Iqbaal akan menerima anak ini?

Ini sangat berkaitan dengan pemikirannya barusan. Setelah merasa ada yang tidak beres dengan tamu bulanannya yang tak kunjung datang, Lele memberanikan diri untuk membeli testpack sendiri setelah Iqbaal pergi ke kantornya tadi pagi.

Dan sangat terkejut setelah melihat hasilnya. Punya anak diumur segini? Lele bahkan sangat ragu.

"Kak."

Teriakan Leo berhasil membangunkan lamunan Lele, gadis itu berdiri dan menghampiri Leo yang sedang duduk diruang tamu sambil mengambil salah satu toples yang disediakan di meja ruang tamu itu.

"Udah siap?" tanya Leo setelah melihat Lele sekilas sambil mengunyah keripik yang barusan dimakannya.

Lele mengangguk sambil mengelus perutnya, "Kenapa ga pergi sama Bang Iqbaal aja sih kak?" tanya Leo lagi, sedikit kesal sebenernya. Leo tadi sedang berada di lapangan futsal, latihan bersama temannya dan tiba-tiba ditelfon sama Lele untuk mengantarkan gadis itu ke dokter.

Awalnya Leo panik, dia langsung pergi dan mengendarai mobil dengan kencang menuju rumah Iqbaal sambil terus mendesak Lele agar menjawab pertanyaannya yang sangat lama dijawab oleh Lele, sakit apa sebenernya kakaknya itu.

What Should I Do?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang