(5). Apa?

2.3K 217 19
                                    

Bintang berjalan dikoridor sambil menundukkan kepalanya. Ingatannya tentang kemarin sore membuatnya ingin kembali menangis, namun ia tahan mengingat ia sedang berada disekolah.


Setelah kejadian kemarin sore, ia jadi sedikit trauma untuk menunggu sendirian dihalte. Tadi saja saat akan berangkat sekolah ia memilih untuk naik ojek online daripada naik bus seperti biasanya.

Oma dan Apa nya tidak tau tentang kejadian kemarin, karena ia takut mereka khawatir dan terlalu posesive kepadanya nanti.

Dan setelah kejadian kemarin, dimana ia ditolong dan dipeluk oleh Venus, membuatnya entah mengapa ingin tersenyum dan pipinya tiba tiba memerah. Rasa takutnya yang tadi menghampiri, perlahan pudar dan tergantikan oleh rasa malu. Bintang kemudian mengulum senyumnya, entah mengapa ia masih merasakan hangatnya pelukan Venus kemarin.

Bahkan setelah kemarin ia dipeluk, Venus mengantarkannya pulang. Katanya takut jika dirinya pulang sendiri, ia akan diganggu oleh ketiga lakilaki brengsek itu lagi. Bintang hanya mengiyakan, karena dirinya juga masih sangat takut untuk pulang sendiri.

Venus bahkan melepaskan jaket bomber berwarna biru navy miliknya untuk menutupi rok pendek yang Bintang kenakan. Saat kejadian itu terjadi, entah mengapa jantungnya kembali berdegup dengan kencang. Dan perasaan aneh itu muncul lagi saat ia berada didekat Venus.

Ketika ia masih mengingat kejadian kemarin, hingga ia tidak sadar bahwa ia menabrak punggung seseorang karena ia terlalu fokus menunduk.

"Eh, aduh ma-maaf kak, aku ga sengaja," ucapnya takut takut.

Orang yang ditabrak oleh Bintang berbalik. Kemudian menepuk kepala Bintang membuat Bintang mendongakkan kepalanya. Setelah melihat siapa yang ia tabrak dan yang tadi menepuk kepalanya, Bintang menahan nafasnya. Entah karena apa. Tapi yang pasti, perasaan itu datang kembali.

"Jalan yang bener," ucap orang yang ditabrak oleh Bintang dingin.

Melihat Bintang yang menatap dirinya dengan pandangan seperti melihat setan, membuat Venus--orang yang ditabrak Bintang--mengernyit bingung.

"Kenapa lo?," tanyanya tapi masih dengan mimik dan intonasi yang sama, yaitu datar.

Bintang tersadar, kemudian ia menghembuskan nafasnya. Ia menggeleng kaku.

"Ma-maaf kak, ta-tadi aku ga sengaja," ucap Bintang terbata.

Ia kemudian menunduk untuk menghindari tatapan tajam milik Venus.

Venus yang melihat Bintang kembali menunduk membuatnya mendengus kesal. Entah mengapa ia tidak suka saat melihat Bintang yang menunduk dihadapannya. Ia kemudian mengangkat dagu Bintang dan langsung memandang kearah manik mata hazel milik Bintang.

Bintang hanya diam dan balik menatap kearah manik mata hitam tajam milik Venus. Mereka tetap bertatapan dan melupakan bahwa mereka masih dikoridor sekolah. Banyak pasang mata yang melihat kearah kedua insan tersebut dengan berbagai tatapan. Ada yang menatapnya iri, ada yang menatapnya tak suka, ada yang menatapnya sedih, bahkan sampai ada yang menatapnya jijik. Namun itu semua tidak digubris oleh Venus maupun Bintang. Mereka masih hanyut dalam tatapan masing masing.

Hingga tatapan mereka terlepas saat seseorang datang dan mengganggu kegiatan mereka tadi.

"WOY!! BELOM MUHRIM UDAH MAEN TATAP TATAPAN AE. ZINA WOY ZINA!!" Teriak orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah sirusuh Rio.

Venus maupun Bintang sendiri langsung salah tingkah. Bintang mengalihkan pandangannya kearah lain sambil menggigit bibir bawahnya. Ia merutuk dalam hati, seharusnya ia melepaskan tangan Venus yang menyentuh dagunya dan sedikit menjauh, bukannya malah terbawa suasana seperti tadi. Sedangkan Venus langsung menunjukkan wajah datarnya, meskipun didalam hati ia sudah menyumpah serahi Rio yang mengganggunya juga Bintangnya.

[1] My Prince Ice • HunliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang