"Apa, maaf Bintang gabisa nemenin Apa jagain Oma. Bintang udah ada janji sama temen Bintang buat ketemuan, mungkin sampe nginep dirumah dia. Gapapa kan Apa?"
"Iya gapapa. Hati hati kamu dijalannya." pesan Apa Bintang yg diangguki oleh Bintang.
"Yaudah Bintang pergi dulu Apa." Apa Bintang mengangguk, kemudian Bintang melangkahkan kakinya keluar ruang rawat Omanya.
Keadaan Oma Bintang belum stabil, jadi mengharuskannya dirawat dirumah sakit. Dan ini sudah hari ke 5 Oma Bintang dirawat karena penyakit gagal ginjal yg diderita oleh Oma Bintang sekitar 4 tahun yg lalu.
Dan Bintang sendiri akan pergi menuju rumah Somi untuk menginap sekaligus menemani Somi, karena katanya ia tiba tiba merasa takut berada sendiri dirumah.
Bintang mengiyakan, dan ia juga mengajak Mina untuk ikut kerumah Somi. Karena memang, Mina sudah akrab dengan Somi. Meskipun awalnya ia merasa risih dan kurang nyaman dengan keberadaan Somi. Tapi lama kelamaan, ia juga merasa terbiasa.
Bintang memesan taksi online dan menunggu didepan pintu keluar rumah sakit. 10 menit menunggu, akhirnya taksi pesanannya sudah datang. Dengan segera Bintang menaiki kursi belakang kemudi.
Selama perjalanan menuju rumah Somi, hanya ada keheningan. Sipengemudi yg hanya diam fokus menyetir, dan Bintang yg sibuk melihat kearah luar jendela.
Hingga mata Bintang tak sengaja melihat seseorang yg tak asing dimatanya sedang berjalan dengan sempoyongan dan sebotol minuman ditangannya yg entah itu apa, baru saja keluar dari sebuah klub malam yg kebetulan jalan itu dilewati oleh Bintang.
"Pak! Pak! berhenti dulu pak." Bintang menepuk kursi pengemudi dengan tidak sabaran.
Sipengemudi yg kagetpun langsung berhenti secara mendadak. Beruntungnya dijalanan sedang sepi, sehingga mobil yg ditumpangi oleh Bintang tidak menabrak ataupun menabrak pengemudi lain.
"Ada apa mbak?" tanya sipengemudi terlihat sedikit kaget dan bingung.
"Saya turun disini aja pak, makasih. Ini uangnya." Bintang memberikan selembar uang lima puluh ribuan kepada sipengemudi taksi online. Lalu ia segera turun dari taksi yg dipesannya.
Bintang setengah berlari menghampiri orang yg tadi dilihatnya. Setelah berada dihadapan orang itu, Bintang langsung menyegatnya dengan menahan pergelangan tangan orang tersebut.
"Lo.. siapa hah?" tanya orang itu dengan wajah yg merah padam.
Bintang terdiam, ga mungkin. batin Bintang dalam hati.
"Kak Venus... kak-kakak mabok?" tanya Bintang tidak percaya.
Karena setelah melihat botol yg dipegang oleh orang itu, ternyata yg dipegangnya adalah sebotol vodka dengan kadar alkohol tinggi.
"Minggir lo!" ucap Venus--orang tadi, lalu menghempaskan tangan Bintang dengan kasar.
"Kak Venus... kakak kok jadi gini? Selama ini kakak ngilang cuma buat mabok mabokan gini?" Bintang merasakan matanya mulai memanas dan perlahan mengabur oleh air mata.
Ia masih merasa tidak percaya jika orang yg tadi dilihatnya adalah Venus, karena ia pikir ia salah orang, tapi setelah diperhatikan... orang itu benar benar Venus.
"Apa peduli lo hah? semua orang yg ada didunia ini udah gaada yg sayang sama gue, bahkan nyokap gue sendiri mati ninggalin gue." ucap Venus dengan sedikit melantur karena efek alkohol yg diminumnya.
Dari penampilannya, Venus benar benar tidak terawat. Rambut yg acak acakan, baju yg sedikit berantakan, dan wajah yg merah padam.
"Kak pulang... kasian Somi nungguin kakak. Selama ini kita nyariin kakak, kakak kemana aja?" Bintang meneteskan air matanya melihat kondisi Venus yg berantakan.
Entah mengapa, hatinya merasa sakit melihat Venus yg seperti ini. Bahkan Bintang memilih Venus yg dingin daripada Venus yg seperti ini. Venus terlihat menyedihkan sekarang.
Venus tertawa, "Bodoamat. Gue gapeduli lagi! GUE GA PEDULI LAGI!" teriak Venus lalu tak lama Venus tiba tiba menangis dan terduduk dipinggir jalanan.
Bintang sendiri langsung berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan Venus yg kini tengah menangis terisak dengan kepala menunduk.
"Kak.. Somi nungguin kakak, kakak pulang ya? banyak kok yg sayang sama kakak, termasuk aku. Aku sayang sama kakak, pulang ya? kasian Somi kak." Bintang menyentuh pergelagan tangan Venus yg langsung ditepis oleh Venus.
"DON'T TOUCH ME BITCH!!" teriak Venus tepat dihadapan Bintang.
Bintang meneteskan air matanya setelah ia mendapat bentakan dan kata kasar dari Venus, meskipun ia tau jika Venus sedang tidak sadar dengan perbuatan dan perkataannya karena efek alkohol. Tapi tetap saja, hati Bintang terasa berdenyut nyeri.
"PERGI LO! GUE GA KENAL SAMA LO! GAUSAH SOK PEDULI SAMA GUE! SEMUA ORANG DIDUNIA INI MUNAFIK! gaada yg pernah bener bener sayang sama gue." lirih Venus diakhir kalimatnya dengan air mata yg masih keluar dari kedua matanya.
Bintang menggeleng, "Ayo pulang kak." ucap Bintang dengan sedikit isakan yg keluar dari mulutnya.
"PERGI GUE BILANG LO BITCH!" Venus mendorong tubuh Bintang menjauh saat Bintang berusaha meraih tubuh Venus untuk dibawa pulang.
Alhasil Bintang terdorong kebelakang, dan pergelangan tangan sebelah kanannya lecet karena terkena aspal yg kasar.
Tapi Bintang tidak menghiraukan itu, Bintang ingin Venus pulang. Pulang kerumahnya dan Somi, karena ia merasa kasihan melihat Somi yg kadang murung entah memikirkan apa.
"Kakak jangan gini." lirih Bintang yg kini ikut menangis.
Venus masih saja terisak dengan kepala menunduk. Setelah beberapa menit berlalu, tangisan Venus mulai berhenti meskipun masih sedikit sesegukan. Bintang juga sudah menghentikan tangisannya, dan ia masih menatap Venus yg kini perlahan mengangkat wajahnya.
"Sakit..." lirih Venus dengan mata sembab yg menatap Bintang dihadapannya.
"Kenapa gue harus ditakdirin hadir dikeluarga ini. Kenapa.." lirih Venus yg membuat Bintang langsung memeluknya.
"Kak aku mohon jangan gini." Bintang kembali meneteskan air matanya dibahu Venus.
Venus sendiri entah mengapa merasa sedikit tenang oleh pelukan Bintang. Ia lalu membalas pelukan Bintang dengan erat, seolah membagi kesedihannya pada Bintang yg kini berada dipelukannya.
Selama beberapa menit mereka hanya berpelukan, Bintang merasa pelukan Venus sedikit melonggar dan Bintang bisa merasakan nafas Venus mulai teratur diceruk lehernya.
Setelah dilihat, ternyata Venus tertidur. Tak ingin membangunkan, Bintang membuka perlahan tas slempang yg dibawanya kemudian menelfon Kai.
"Halo?"
"Halo kak."
"Kenapa Bin? Tumben lo nelfon gue malem malem."
"Itu... aku udah nemuin kak Venus."
"HAH?! SERIUS LO?!"
☆☆☆☆
kesel akutu, cerita aku yg 'ketos • osh' tiba tiba ilang gatau kemana. padahal disitu udah aku tulis beberapa part didraft dan niatnya mau dipublish sekarang. eh malah cerita itu tiba tiba ilang gatau kemana.
hnggg pen makan orang aja rasanya :')
btw, nih buat yg dari kemaren nanyain kemana ilangnya Venus. sebenernya part ini panjang, cuma aku bagi dua aja takut kalian bosen bacanya ehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] My Prince Ice • Hunlice
Fanfiction#39 in exopink #628 in sehun ❝Gravenus Jonathan. Lakilaki yang lebih tua setahun dariku itu menyimpan banyak rahasia. Dia lakilaki misterius. Dibalik wajah datarnya, tersimpan berbagai luka. Dibalik perkataan dinginnya, tersimpan sejuta rasa sakit...