Bintang melepaskan earphone yangsedang menyumbat kedua telinganya saat ia mendengar suara ketukan pintu kamarnya terdengar.
"Bintang, turun dulu nak, kita makan malam dulu," ucap orang yang mengetuk pintu kamarnya, Oma.
"Iya Oma," balas Bintang kemudian berjalan kearah pintu dan membukanya.
Saat pintu dibuka, Bintang dapat melihat senyuman hangat Oma kepadanya. Ia pun membalas senyuman Oma dengan senyum simpulnya.
"Ayo sayang makan malam dulu. Kamu dari tadi pulang sekolah ga langsung makan kan?," tanya Omanya seraya mengusap lembut surai pirang milik Bintang.
Bintang mengangguk kecil sebagai jawaban. "Tadi aku lupa Oma, habis pulang sekolah aku cape banget jadinya ketiduran."
"Yasudah, ayo turun kita makan malam bersama. Apa kamu sudah menunggu dimeja makan," ajak Omanya yang diangguki oleh Bintang. Ia dan Oma nya pun menuruni tangga dari lantai dua menuju ruang makan.
Saat sudah berada diruang makan, Bintang dapat melihat lakilaki yang sudah berkepala 5 itu sedang meminum teh hangat dari cangkir berwarna putih. Segera Bintang menghampiri lakilaki itu yang tak lain adalah Apanya atau kakeknya.
"Malam Apa," sapa Bintang seraya tersenyum dan duduk disebelah kiri Apanya.
"Malam juga cucu kesayangan Apa. Kenapa tadi pulang sekolah ga makan dulu?," tanya Apanya seraya meletakkan cangkir putih itu pada piring kecil sebagai alasnya.
"Tadi Bintang kecapean, jadinya ga makan deh," jawab Bintang.
Apanya mengangguk mengerti. Kemudian tangannya bergerak untuk mengusap puncuk kepala Bintang dengan penuh sayang.
"Lain kali, kalo kamu cape seenggaknya makan dulu biar ada tenaga."
"Iya Apa."
"Yasudah ayo makan dulu," ajak Omanya yang duduk disamping kanan Apa Bintang dan berhadapan dengan Bintang.
Merekapun makan dengan tenang. Terkadang diselingi oleh obrolan ringan antara nenek-kakek itu terhadap cucunya.
Venus melangkahkan kakinya dikoridor sekolah yang telah sepi. Pagi ini ia datang terlambat, namun ia berhasil masuk kedalam sekolah melewati jalan belakang yang jarang dilalui guru maupun siswa siswi. Kecuali anak anak nakal sekolahnya.
Venus terus berjalan dengan santai melewati kelas per kelas yang berada dikoridor. Hingga..
"GRAVENUS JONATHAN!!"
'Shit! Bisa dihukum nih gue.'
Venus berhenti ditempat setelah mendengar teriakan yang menggema dikoridor sekolah yang telah sepi ini. Hingga ia mendengar suara sepatu highells yang bergesekan dengan lantai koridor, mendekat kearahnya.
Kemudian ia mendengar suara sepatu itu berhenti tepat dibelakangnya. Dengan malas, Venus membalikkan tubuhnya dan terlihatlah guru BK bernama Bu Gildy.
Venus menatap Bu Gildy yang juga menatapnya dengan tatapan datar. Bu Gildy bersidekap dada sambil menatap tajam murid yang dikenal king of kutub selatan itu.
"Kenapa kamu telat? Tau kan sekarang sudah jam berapa? Dan jalan mana kamu sampe bisa masuk sekolah pada jam segini?," tanya Bu Gildy bertubi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] My Prince Ice • Hunlice
Fanfiction#39 in exopink #628 in sehun ❝Gravenus Jonathan. Lakilaki yang lebih tua setahun dariku itu menyimpan banyak rahasia. Dia lakilaki misterius. Dibalik wajah datarnya, tersimpan berbagai luka. Dibalik perkataan dinginnya, tersimpan sejuta rasa sakit...