"Cium gue."
"HAH?!" Teriak perempuan itu kaget. Ia kemudian mengambil kembali sapu lidi yang tadi ia buang sembarangan dan kembali memukuli Venus.
"Anjir! Akh! Sakit bego! Gue akh! Becanda!" Rintih Venus saat ia kembali mendapatkan pukulan dari perempuan itu.
Namun seakan tuli, perempuan itu terus memukuli tubuh Venus tanpa ampun. Ia sudah terlanjur kesal padanya.
"Nih! Rasain! Bodoamat kakak mau kesakitan mau engga juga aku ga perduli! Makan nih cium! Makan!!" Ucap perempuan itu sambil terus memukuli Venus dengan sapu lidi bergagang.
"Gila anjir akh! STOP IT ANASTASYA SOMI!!" Teriak Venus kesal karena sedari tadi ia dipukuli oleh perempuan yang diketahui bernama Anastasya Somi itu.
"Yaabisnya kakak bikin kesel aja! Yakali aku nyium kakak aku sendiri. Ish!" Ucap Somi kesal seraya berhenti memukuli Venus.
"Gue becanda kali. Lagian gue juga gamau dicium sama cewe centil kayak lo," ucap Venus datar sambil mengusap tangan kiri dan punggungnya yang sakit karena pukulan Somi tadi.
Mendengar ucapan Venus, Somi lantas melotot dan mengangkat tangan kirinya yang memegang sapu lidi itu bersiap untuk memukul Venus lagi. Namun sebelum itu terjadi, Venus sudah merebut sapu lidi tersebut dan membuangnya jauh jauh dari dirinya juga Somi.
"Ihhh!! Punya kakak kok ngeselin banget sih!!" Teriak Somi kesal.
Venus memutarkan bola matanya jengah mendengar teriakan lebay dari Somi.
"Berisik lo," ucap Venus datar.
"Ish! Bodo ah! Aku mau lanjut ngelanjutin hukuman ini biar ga dimarahin sama Bu Gildy. Urusan sama Bu Gildy mah repot," ujar Somi kemudian berdiri dan berjalan untuk mengambil sapu lidi tadi yang dibuang oleh Venus.
Sedangkan Venus sendiri masih diam ditempat sambil sesekali meringis karena pukulan yang adik nya berikan. Somi memang tipikal perempuan lebay bar bar. Dia bisa bersikap lebay dan bar bar dalam satu waktu. Tapi kadang, ia juga akan bersikap dewasa. Itu pun kadang.
"Heh! Malah diem aja. Dihukum juga kan? Yaudah ayo buruan beresin taman ini biar ga dimarahin sama Bu Gildy," ucap Somi sambil menekan punggung Venus menggunakan gagang sapu lidi yang membuat sang empu meringis dan menoleh kebelakang.
"Ogah ah," jawab Venus kemudian ia berdiri dan berjalan menuju kursi yang berada ditaman itu. Lalu ia mendudukkan dirinya disana.
"Kok malah duduk si?! Ini kan hukuman kakak juga! Bantuin ga ihh," ucap Somi kesal seraya menghentak hentakkan kakinya ketanah.
Venus tidak menghiraukan ucapan Somi. Ia malah menidurkan tubuhnya dan menutup matanya menggunakan tangan kanannya guna menghalangi cahaya matahari yang memasuki matanya.
Somi yang melihat kakak nya itu hanya bisa mendengus kesal. Harus ekstra sabar memang jika dirinya menghadapi manusia es seperti Venus.
Daripada cape ngoceh, akhirnya Somi memilih untuk melanjutkan pekerjaannya tadi yang sempat tertunda.
"Kenapa telat?," tanya Venus masih dalam posisi yang sama dan tidak berubah sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] My Prince Ice • Hunlice
Fanfiction#39 in exopink #628 in sehun ❝Gravenus Jonathan. Lakilaki yang lebih tua setahun dariku itu menyimpan banyak rahasia. Dia lakilaki misterius. Dibalik wajah datarnya, tersimpan berbagai luka. Dibalik perkataan dinginnya, tersimpan sejuta rasa sakit...