(3). Tragedi UKS

3K 268 15
                                    

Bintang melangkahkan kakinya kearah perpustakaan. Sekarang sudah waktunya istirahat, dan setelah istirahat adalah pelajaran Bahasa Indonesia yang mewajibkan bagi semua siswa/i kelas IPS-2 untuk membawa buku cerita, mau itu novel, fabel, cerpen, atau yang lain pun tak apa.

Berhubung tadi ia lupa memasukkan novel yang telah ia beli kemarin dengan Mina, membuatnya harus meminjam buku dari perpustakaan. Karena jika tidak membawa, maka ia akan terkena hukuman oleh Bu Dini--guru Bahasa Indonesia.

Bintang berjalan sendirian dikoridor sekolah yang ramai, Mina tidak menemaninya karena 'katanya' ia sedang ada urusan sebentar, tapi nanti ia berjanji akan menyusul Bintang diperpustakaan.

'Paling juga lagi pacaran sama anak sebelah.' Batin Bintang saat mendengar alasan Mina sahabatnya itu. Karena memang, Mina sudah memiliki kekasih dikelas sebelah, yaitu kelas IPS-3. Dan nama kekasihnya adalah Adrian, seorang ketua basket diSMA EXO GRAFIS.

Bintang hanya mengiyakan saja alasan yang diberikan oleh Mina, lagipula ia juga tidak perlu ditemani jika harus keperpustakaan.

Selama Bintang berjalan dikoridor utama menuju arah perpus, banyak yang menyapanya. Entah itu adik kelas, teman setingkat, bahkan kakak kelasnya juga ikut menyapanya. Dan Bintang hanya akan membalas semua sapaan itu dengan senyuman manisnya.

Setelah sampai didepan perpus, Bintang lantas masuk dan menyerahkan kartu perpustakaan kepada penjaga perpustakaan yang bernama Pak Marto.

"Selamat siang nak, Bintang." Sapa Pak Marto saat ia melihat Bintang masuk. Jangan heran kenapa Pak Marto dapat tau namanya, karena saat itu ia pernah membantu Pak Marto membawakan buku yang jatuh berserakan ditangga menuju perpus. Maka dariitu Pak Marto dapat tau nama Bintang.

"Siang juga, Pak." Balas Bintang diiringi dengan senyumannya.

"Tumben kamu ke perpus. Mau nyari buku apa?," tanya Pak Marto.

"Itu Pak, saya mau nyari buku novel. Sekarangkan ada pelajaran bahasa indo, nah sama Bu Dini disuruh bawa buku novel, tapi malah lupa dibawa. Jadinya saya nyari aja deh ke perpus," jawab Bintang.

"Makanya kamu tuh jangan pelupa jadi orang," ejek Pak Marto disertai tawa kecilnya. Bintang ikut tertawa pelan.

"Iya, Pak. Saya ga akan lupa lagi kok," ucap Bintang. "Oh ya Pak, ini kartunya." Tambahnya seraya menyerahkan kartu identitas perpus yang beratas namakan dirinya.

Pak Marto menerima kartu yang diserahkan oleh Bintang, kemudian mencatat dibuku kunjungan. Setelah selesai, ia lantas menyerahkan kartu tersebut kembali ke Bintang.

"Awas, lain kali jangan lupa lagi kamu kalo misalnya disuruh sama guru," ucap Pak Marto.

Bintang tertawa kecil. "Iya Pak, ga bakalan lagi. Yaudah, saya cari bukunya dulu ya, Pak." Ucap Bintang yang diangguki oleh Pak Marto.

Bintang mulai melangkahkan kakinya kearah rak buku yang bertulis 'NOVEL' dan mulai mencari buku novel apa yang akan ia pinjam.

Selama 10 menit ia mencari, akhirnya ia pun menemukan buku novel yang menurutnya bagus dengan judul, 'The Cold Boy.'

Kenapa ia memilih buku itu? Entahlah ia juga tak tau. Karena saat membaca judulnya, ia tiba tiba membayangkan wajah datar milik seniornya, Venus.

[1] My Prince Ice • HunliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang