Venus membuka matanya perlahan. Ia mengerjap ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya.
Kepalanya pusing akibat kemarin malam ia meminum vodka dengan kadar alkohol tinggi, yg memang sudah sering ia minum beberapa hari belakangan ini.
Perlahan penglihatan Venus mulai jelas, ia memutar matanya kesegala arah untuk melihat dimana ia sekarang.
Seingatnya, kemarin malam ia mabuk berat dan bertemu dengan seorang perempuan. Wajah perempuan itu tidak terlalu jelas karena ia sedang mabuk, lalu setelahnya ia tidak mengingat apa apa lagi.
Mata Venus terus menjelajahi kamar yg kini ditidurinya. Ini terlihat seperti bukan kamar apartemen yg beberapa hari ini ditempatinya.
"Argh!" erang Venus saat ia mencoba duduk tapi kepalanya tiba tiba terasa sakit dan pening.
Hal ini memang sudah biasa ia alami, namun rasa sakit dan pening ini lebih terasa dari pada sebelum sebelumnya. Mungkin karena ia meminun vodka dengan kadar alkohol tinggi, jadi rasa sakitnya terasa 3 kali lipat lebih terasa.
ceklek.
Venus yg tadinya sedang memijat pelipisnya untuk mengurangi rasa pening yg dirasanya, langsung mengalihkan pandangannya kearah pintu setelah ia mendengar suara pintu terbuka.
"Kak Venus udah bangun?" ucap seseorang yg tidak ia ketahui siapa karena wajahnya sedikit buram.
Venus mengerutkan keningnya untuk memfokuskan pandangannya pada orang yg kini telah berdiri dihadapannya dengan sebuah nampan yg dibawanya.
"Bin...tang?" ucap Venus ragu saat penglihatannya perlahan normal.
"Iya kak ini aku. Kakak pusing ya? mending kakak makan dulu, trus minum obat biar pusingnya ilang." Bintang--orang tadi, meletakkan nampan yg dibawanya keatas nakas yg berada disamping tempat tidur.
"Kok gue... bisa disini?" Venus mencoba mengubah posisinya menjadi duduk yg dibantu oleh Bintang.
"Kemaren waktu aku mau kerumah Somi, aku ga sengaja liat kak Venus yg lagi mabuk. Kakak mabuk berat bahkan sampe tidur, makanya aku nelfon kak Kai dan minta bantuan dia buat bawa kakak kesini." jelas Bintang.
"Trus sekarang gue dimana?" tanya Venus lagi.
"Kakak lagi dirumah Somi." Venus langsung menengok kearah Bintang saat Bintang menjawab pertanyaannya.
"Ini dirumah mama?" Bintang mengangguk mengiyakan.
"Udah mending kakak makan aja dulu, trus minum obatnya biar pusingnya ilang." Bintang mengambil semangkuk bubur dari atas nampan kemudian menyodorkannya pada Venus.
"Suapin."
"Hah?" Bintang mengerjapkan matanya kaget.
"Ck! suapin, gue masih pusing." Bintang nampak berfikir sejenak, tapi setelahnya ia mengangguk pelan dan mulai menyuapi Venus.
Selama menyuapi Venus, jantung Bintang tak henti hentinya berdetak dengan kencang. Apalagi saat ia tak sengaja bertatap mata dengan mata tajam milik Venus.
15 menit kemudian, bubur yg dimakan Venus telah habis. Bintang kemudian menaruh mangkuk yg telah habis itu keatas nampan, dan mengambil obat juga segelas air putih lalu menyodorkannya kearah Venus yg langsung diterima oleh Venus.
"Kakak istirahat aja dulu. Nanti kalo butuh sesuatu panggil aja aku." Bintang berdiri dengan nampan ditangannya dan bersiap untuk pergi.
"Bin." panggil Venus yg membuat Bintang berhenti melangkah lalu membalikkan tubuhnya kearah Venus.
"Kenapa?"
"Kok lo ga sekolah? Ini kan hari rabu. Dan.. Somi dimana?" Bintang tersenyum tipis mendengar pertanyaan Venus.
"Somi lagi sekolah kak. Tenang aja, aku udah ijin gamasuk kok buat jagain kakak. Ga mungkin kan aku ninggalin kak Venus sendiri disini?" Venus mengangguk mendengar jawaban Bintang.
"Yaudah aku keluar kak." Bintang membalikkan badannya dan melangkah menuju pintu kamar. Saat akan membuka pintu, Venus tiba tiba memanggil namanya yg membuat Bintang kembali membalikkan tubuhnya.
"Kenapa kak?" tanya Bintang. Venus nampak diam sejenak, sebelum akhirnya ia tersenyum simpul kearah Bintang.
"Makasih."
Secara tak sadar, Bintang menahan nafasnya saat Venus tersenyum kearahnya. Apalagi senyum itu adalah senyum yg terlihat tulus.
Venus yg melihat Bintang hanya diam pun mengangkat sebelah alisnya.
'Gue salah ngomong?' batin Venus.
"Bin?" panggil Venus membuat Bintang mengerjapkan matanya kaget.
"E-eh iya k-kenapa kak?" tanya Bintang gugup.
Venus mengusap tengkuknya karena ia mendadak salah tingkah, "Gue... salah ngomong ya?"
"Ah, eng-engga kok. Eu.. aku keluar dulu kak." Bintang langsung berbalik dan membuka pintu lalu keluar dari kamar yg ditempati oleh Venus.
Venus yg melihat tingkah Bintang tadipun entah mengapa tersenyum. Sedangkan Bintang yg kini berada didepan pintu kamar yg ditempati Venus, sedang menetralkan jantungnya yg tiba tiba berdetak 2 kali lipat.
'Kak Venus gabaik banget sih buat jantung aku.' -Bintang.
'Imut.' -Venus.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] My Prince Ice • Hunlice
Fanfiction#39 in exopink #628 in sehun ❝Gravenus Jonathan. Lakilaki yang lebih tua setahun dariku itu menyimpan banyak rahasia. Dia lakilaki misterius. Dibalik wajah datarnya, tersimpan berbagai luka. Dibalik perkataan dinginnya, tersimpan sejuta rasa sakit...