(4). Hug

2.6K 257 11
                                    

[Bintang's point of views]


Aku sekarang tengah membereskan buku dan pulpen yang berada diatas meja. Bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Beberapa anak yang berada dikelasku sudah keluar dan pulang, meski masih ada yang didalam kelas, termasuk aku dan Mina.

"Tadi itu gimana ceritanya sih Bin, sampe lo bisa gitu sama kak Venus?," tanya Mina yang sudah ku dengar berkali kali itu.

Sejak kejadian tadi diuks, Mina tak henti hentinya bertanya mengapa aku bisa berada diatas tubuh kak Venus. Dan itu semua tidak ku jawab, aku hanya akan diam, masih malu akan kejadian tadi.

"Yaampun Min, kamu udah berapa kali tau nanya itu. Sakit telinga aku dengernya," gerutuku kesal karena pertanyaan yang selalu sama dilontarkan olehnya.

"Yaabisnya lo juga ga jawab pertanyaan gue, jadi yaudah gue nanya aja terus sampe lo jawab," ucap Mina.

Aku telah selesai membereskan buku, dan kini aku memakaikan tas ke punggungku dan mulai berjalan keluar kelas, tanpa menghiraukan ucapan Mina tadi. Mendadak aku kesal dan malu, kesal karena Mina yang terus bertanya 'mengapa' dan malu karena kejadian tadi.

Entah mengapa saat aku berada diatas tubuh kak Venus tadi, jantungku berdegup dengan kencang dan tak beraturan. Dan saat aku menatap mata tajam bak elang miliknya, aku seperti merasakan sensasi lain yang aku tak tau sensasi apa itu.

"BINTANG!!"

"WOYY!!"

"KOK LO NINGGALIN GUE SIH??"

"WOYY BINTANG!!"

Oke. Sepertinya sehabis ini aku harus melakban mulut toa milik Mina. Aku tetap berjalan dikoridor sekolah yang mulai sepi dan tidak menghiraukan teriakan Mina.

Setelah sampai dihalte bus yang berada didepan gerbang sekolah, aku lantas duduk untuk menunggu bus selanjutnya. Aku memang terbiasa berangkat atau pulang menggunakan bus, karena selain tidak dibolehkan untuk membawa kendaraan kesekolah oleh Oma dan Apa, aku juga tidak bisa mengendarai kendaraan itu hehe. Oleh sebab itu aku selalu berangkat dan pulang menggunakan bus.

Aku bisa saja meminta kepada Mina yang selalu membawa mobil kesekolah untuk mengantarkanku pulang. Namun, aku tidak pernah melakukan itu. Karena menurutku, hal itu dapat merepotkan Mina, karena memang jarak rumah Oma ke sekolah itu lumayan jauh.

Saat aku sedang menunggu, tiba tiba datang tiga orang lakilaki yang langsung duduk dikiri dan kanan bangku halte yang kini kududuki.

Mereka mengenakan seragam yang berbeda dengan seragam sekolahku. Hari ini hari rabu, dan sekolahku selalu menggunakan kemeja putih lengkap dengan rompi kotak biru putih, juga rok/celana kotak biru putihnya.

Tapi ketiga lakilaki itu hanya menggunakan celana sma biasa berwarna biru keabuan dan baju yang dikeluarkan dari dalam celananya. Jangan lupa, mereka tidak menggunakan dasi juga sabuk.

"Sendirian aja neng?," tanya seorang lakilaki bertindik dihidung sebelah kiri yang duduk disebelah kananku.

Mendadak aku merasakan hawa menakutkan disekitar, aku mengabaikan pertanyaan lakilaki itu dan memilih untuk memainkan ponselku yang hanya memperlihatkan timeline instagram.

"Kalo ditanya itu dijawab dong sayang," ucap salah satu lakilaki lainnya yang rambutnya dicat berwarna merah terang yang duduk disebelah kiriku, sambil mencolek daguku.

Aku refleks mengusap daguku kasar dan bangkit dari dudukku, namun tanganku segera ditahan oleh lakilaki yang rambutnya dicat berwarna hijau muda yang duduk disebelah lakilaki bertindik.

[1] My Prince Ice • HunliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang