(14.) Kotak Bekal

1.5K 200 14
                                    

judulnya jadi aku ubah dari 'venus&bintang' ke 'my prince ice' yaa ehe.

jangan lupa votenya!

yg siders cepet tobat, besok puasa :)








Bintang melangkahkan kakinya kelantai 3 tempat kelas 11 berada. Ia melangkah dengan gugup dan ucapan Somi kemarin masih terngiang didalam kepalanya.

"Aku mau minta bantuan sama kamu, tolong ubah kak Venus yg dingin jadi hangat lagi. Aku kangen kak Venus yg dulu, yg selalu ngehibur aku kalo aku lagi sedih, ga kayak sekarang. Aku mohon ya, bantuin aku? Aku yakin kamu bisa Bintang."

"Tapi.. kalo aku gabisa?"

"Ga, aku yakin kamu bisa. Aku bisa ngeliat dari arah pandang kak Venus ke kamu itu beda. Ga kayak dia mandang cewe lain. Mau ya bantuin aku?"

Bintang nampak berpikir, ia masih ragu apakah ia bisa atau tidak membantu Somi. Jika ini menyangkut membantu merubah sifat seseorang itu jelas akan sulit dan butuh proses panjang.

'Gimana kalo kak Venus ga berubah walau aku udah berusaha mati matian buat dia berubah?' itulah pikiran pertama yg terlintas dibenak Bintang.

Bintang hanya takut, jika ia sudah berusaha namun tidak menghasilkan apa apa, sehingga ia membuat kecewa Somi. Ia tidak mau hal itu terjadi. Namun disatu sisi, ia memang sangat ingin merubah Venus menjadi pria yg hangat bukan pria dingin seperti ini. Meskipun Bintang belum terlalu mengenal Venus, namun ia tau, jika Venus hanya seorang pria yg mengalami banyak hal pahit dihidupnya sehingga ia merubah semua sifat baiknya.

Melihat Bintang yg hanya diam sambil melihat rerumputan, membuat Somi langsung menggenggam tangan Bintang. Sontak hal tersebut membuat pikiran Bintang buyar dan beralih melihat kearah Somi yg tengah menggenggam tangannya dan melihatnya dengan tatapan memohon.

"Plisee.. cuma kamu satu satunya harapan aku buat ubah sifat kak Venus. Aku mohon bantu aku."

Bintang menghela nafasnya pelan. Kemudian ia mengangguk pelan yg membuat Somi langsung memeluknya erat.

"Makasih, makasih banget. Aku yakin kak Venus akan berubah kalo kamu berusaha dan mencoba. Aku yakin itu." ucap Somi yg masih memeluk erat Bintang.

Yah.. benar kata Somi. Tidak ada salahnya kan mencoba?

Bintang berhenti didepan kelas 11 IPA 1, kelas Venus. Dari balik jendela ia bisa melihat bahwa suasana kelas sangat ricuh, karena memang sudah waktunya istirahat.

Dan dari balik jendela, Bintang bisa melihat Venus yg sedang menyenderkan kepalanya pada tembok dengan headseat yg menyumpal kedua telinganya dan mata yg terpejam.

Bintang yg sedang memegang kotak bekal ditangannya pun menjadi kembali gugup. Ia kembali berpikir, apakah ia harus melakukan ini?

Tadi pagi, ia sengaja bangun pagi buta hanya untuk membuat bekal yg akan ia berikan pada Venus. Ini adalah langkah awal Bintang untuk mendekati dan merubah sifat Venus secara perlahan.

Namun setelah dipikir pikir kembali, apa Venus akan memakan makanan buatannya ini atau malah membuangnya? Tapi Venus tidak akan sejahat itukan?

Masih menimbang nimbang didepan pintu kelas Venus, Bintang dikejutkan dengan suara seseorang yg baru saja keluar dari kelas Venus.

"Eh, Bintang ya?"

Bintang tersadar dari lamunannya, ia mengerjapkan matanya kaget. Lalu ia melihat orang yg tadi bertanya padanya, dan ternyata itu adalah Kai, sahabat Venus.

"I-iya kak." Balas Bintang dengan senyum kikuknya.

"Mau ngapain dilantai kelas 11?" Mata Kai beralih pada kotak bekal yg ada ditangan Bintang, kemudian ia pun mengangguk paham dan tersenyum. "Mau ngasih bekel ke Venus ya?"

Bintang mengerjap kaget, ia kemudian menunduk untuk melihat kotak bekal yg ia bawa. Setelahnya, ia kembali melihat kearah Kai.

"I-iya kak. Kak Venusnya... ada?" tanya Bintang ragu.

"Ada. Tuh lagi molor dipojokan. Bentar ya dipanggilin. VE--"

"Eh.. eh kak gausah." Bintang memotong ucapan Kai yg akan berteriak memanggil nama Venus.

"Loh, kenapa?" tanya Kai bingung.

"Ini, aku nitip aja bekelnya sama kakak. Nanti bilangin aja dari Bintang. Udah ya kak, makasih." Setelah menyerahkan kotak bekal itu pada Kai, Bintang segera berbalik dan berjalan hendak kembali menuju kantin dimana Mina menunggunya. Ia juga tidak menghiraukan teriakan Kai yg memanggil namanya.

Sedangkan Kai hanya menatap kepergian Bintang dengan bingung. Tapi setelahnya ia menghedikkan bahunya dan masuk kedalam kelasnya.

Kai menghampiri meja Venus, kemudian meletakkan kotak bekal itu diatas meja Venus. Venus yg sedang menutup matanya pun segera membuka matanya dan melihat kotak bekal yg diletakkan Kai diatas mejanya dengan sebelah alis terangkat.

"Dari Bintang." ucap Kai seolah tau apa yg dipikiran Venus. Setelah berbicara seperti itu, Kai lantas meninggalkan Venus menuju bangkunya yg berada didepan Venus.

Venus mengerutkan keningnya tanda bingung dan tidak mengerti. Kai yg berada dibangku depan Venus pun berbalik.

"Tadi dia kesini, katanya mau nganterin lo bekel itu. Tadinya sih gue mau manggil lo, tapi dia langsung nolak dan cuma ngasih itu kotak bekel kegue. Abis itu dia mabur deh. Dimakan dah tuh bekel, masakan doi pasti enak." Setelah berbicara seperti itu, Kai segera berbalik kedepan dan memainkan ponselnya.

"Ck! Kayak yg pernah nyobain aja." Gumam Venus pelan namun masih bisa terdengar oleh Kai. Kai yg mendengar hanya terkekeh pelan.


[1] My Prince Ice • HunliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang