(6). Kiss

2.5K 233 19
                                    

Venus meletakkan tubuh mungil Bintang diatas brankar uks. Tadi, selama diperjalanan menuju uks, semua penjuru sekolah memperhatikan Venus yang sedang menggendong tubuh Bintang menuju uks. Bahkan tak sedikit dari mereka berbisik bisik tentang mereka. Namun, itu tidak terlalu digubris oleh Venus.


Yang terpenting sekarang adalah Bintang. Ia begitu kesal dan marah saat melihat kondisi Bintang yang duduk dilantai dengan keadaan menangis dan penampilan yang sedikit acak-acakan. Apalagi saat ia melihat Nadia dan kedua temannya yang berdiri disana memandang remeh kearah Bintang. Ingin rasanya Venus menghajar wajah milik Nadia, Christin, dan Cinthia. Namun itu tidak ia lakukan, karena ia masih memiliki akal sehat untuk menghormati kaum wanita.

Mengingat nama Nadia, entah mengapa membuat emosinya naik seketika. Venus mengepalkan kedua tangannya, dan rahangnya mengeras menahan emosi.

Bintang yang menyadari perubahan wajah Venus, lantas memegang lengan kiri Venus yang mengepal. "Udah kak, aku gapapa," ucap Bintang lembut seraya tersenyum tipis.

Venus mengalihkan pandangannya kearah Bintang yang tersenyum tipis. Emosinya seakan memudar saat ia melihat senyuman itu. Meskipun hanya sebuah senyuman tipis, namun itu mampu membuatnya mengontrol semua emosinya yang akan meledak.

Venus kemudian mengangguk dan mengusap rambut pirang milik Bintang lembut.

"Lo gapapa?," tanya Venus datar. Namun, dibalik nada datarnya, terselip rasa khawatir yang melandanya.

Bintang menggeleng, "Aku gapapa kak."

"Lo istirahat disini, biar gue yang ijinin lo ke guru buat pulang," ucap Venus.

Bintang kembali menggeleng dan menahan pergelangan Venus saat ia akan beranjak dari tempatnya. "Gausah kak, aku gapapa. Mending anterin aku kekelas aja ya kak," pinta Bintang.

"Tapi lo lagi sakit, mending gausah," tolak Venus.

"Aku ga sakit kak, cuma kulit kepala aku aja rada sakit, lagian aku gapapa kok. Jadi gausah diijinin buat pulang, anterin aku kekelas aja kak," ucap Bintang.

Venus menghela nafasnya pelan. Keras kepala juga ternyata, batin Venus. Akhirnya Venus mengalah dan mengangguk. Melihat Venus yang mengangguk, Bintang lantas tersenyum manis. Ia kemudian bangkit dari brankar uks yang dibantu oleh Venus.

Venus memapah tubuh Bintang menuju kelasnya. Dan selama dikoridor sekolah menuju kelas Bintang, banyak yang memperhatikan mereka, ralat! memperhatikan Venus yang merangkul pundak Bintang dan menggenggam lengan kanan Bintang. Bintang sendiri merasa risih karena siperhatikan seperti itu oleh siswa/i lain.

"Kak, lepasin aja. Aku bisa jalan sendiri kok," bisik Bintang risih saat dirinya diperhatikan seperti ini.

"Ga," jawab Venus datar dan tidak menghiraukan keadaan sekitar.

"Tapi kak, aku malu diliatin gini, aku gasuka," bisik Bintang lagi.

"Biarin," jawab Venus acuh.

Bintang kemudian menghembuskan nafasnya pelan. Jika begini, lebih baik ia mengalah saja. Toh, Venus kan orangnya memang sangat acuh terhadap orang lain.

Setelah sampai dikelas Bintang, Venus tidak langsung pergi dan meninggalkan Bintang, namun ia memilih mengantarkan Bintang sampai kemejanya.

"Aduh kakk, aku tu gapapa. Aku ga sakit parah. Lagian aku juga masih sehat sehat aja, jadi mending kakak kekelas aja yaa," ucap Bintang memohon agar ia tidak diantarkan sampai kemejanya.

Bukannya mengangguk atau mengiyakan saja permintaan Bintang, Venus malah mengabaikannya dan menarik lengan Bintang masuk kekelasnya.

Bintang berusaha berontak dan melepaskan lengannya yang ditarik oleh Venus, namun apalah daya ia yang kekuatannya tidak sebanding dengan kekauatan yang dimiliki Venus.

[1] My Prince Ice • HunliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang