"Yaudah yaudah, nih kakak ceritain." Somi langsung melebarkan senyumnya, kemudian ia menghadapkan tubuhnya pada Venus.
"Tapi kapan kapan aja deh." Somi reflek melotot mendengar godaan Venus yg semakin membuatnya kesal. Ia lalu mengambil bantal sofa dan memukuli Venus dengan brutal.
"Dasar kakak nyebelin! ngeselin! ihhhh pen aku bunuh aja deh kakak!!!!" Somi terus memukuli Venus meskipun Venus sudah terjatuh dari atas sofa.
"Aw! Aw! iya iya aduh! iya maapin kakak aduh Som sakit! iya ini cerita ini cerita." Venus melindungi tubuhnya dengan kedua lengannya saat Somi trus memukulinya tanpa ampun.
"Bodo! rasain nih rasain!!!" Somi terus memukuli Venus membuat Venus meringis kesakitan karena pukulas Somi tidak main main meskipun ia menggunakan bantal sofa yg empuk.
Setelah Somi merasa puas, ia berhenti memukuli Venus. Ia melihat Venus yg tergeletak begitu saja dilantai dengan nafas yg tersenggal.
"Garang anjir." gumam Venus pelan yg masih bisa didengar oleh Somi.
Somi melotot lalu mengangkat tinggi tinggi bantal yg dipegangnya, "Apa? mau lagi?"
Venus langsung menghindar saat Somi ingin memukulnya lagi. "Iya iya ampun. Yatuhan, lo galak banget si kayak macan betina mau lahiran."
"HEH!"
"IYA IYA MAAP, YATUHAN GUE SALAH MULU."
Somi mendengus kesal lalu kembali mendudukkan dirinya diatas sofa. Tak lama Venus pun ikut duduk disebelah Somi.
"Cepetan ceritain atau aku pukul kakak pake remot ini." ancam Somi yg mengambil remot tv diatas meja depan sofa dan mengangkatnya kearah Venus.
Venus sendiri langsung menyilangkan tangannya untuk melindungi tubuhnya, "Eyy iya iya ini cerita."
Somi menaruh kembali remot yg tadi dipegangnya diatas meja. Ia lalu menghadap Venus dengan menatapnya tajam. Venus yg ditatap seperti itupun terkekeh pelan.
"Gausah gitu juga ngeliatinnya." Somi tidak mendengarkan, ia malah diam dengan wajah datarnya.
Venus langsung diam setelah tidak mendapat respon dari Somi. Menurutnya, kini Somi nampak menyeramkan dengan wajah datarnya.
'Apa dulu gue nyeremin gitu ya mukanya?' batin Venus. Ia lalu bergidik ngeri saat membayangkan wajah datarnya selama ini.
Venus mengusap wajah Somi dengan telapak tangannya.
"Ih! Kakak apa apaan seh?!" sentak Somi saat wajahnya diusap kasar oleh Venus yg sekarang malah terkekeh pelan.
"Yaabis kamu mukanya gitu banget. Biasa aja kali." Somi cemberut kemudian mencubit perut Venus.
Venus sendiri langsung merintih kesakitan karena cubitan Somi. Akhirnya ia mengalah dan mulai menceritakan semuanya.
☆☆☆☆☆
Venus mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan ibu kota yg sedang senggang dipagi hari ini.
Sebenarnya Venus tak tau ingin kemana pada pagi buta seperti ini. Namun, terlintas bayangan mamanya yg sedang terbaring lemah dikasur membuat Venus langsung membelokkan motornya dipersimpangan untuk menuju rumah mamanya.
Setelah sampai dirumah Ariana--mamanya, Venus langsung memarkirkan motornya dipekarangan rumah yg tidak dipagar ini. Ia lalu turun dan berjalan menuju pintu.
Venus mengetuk pintu rumah yg berwarna putih kehitaman itu dengan sedikit kencang. Selama 5 menit Venus terus mengetuk dan mengucapkan salam, tetap tidak ada yg membukakan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] My Prince Ice • Hunlice
Fanfiction#39 in exopink #628 in sehun ❝Gravenus Jonathan. Lakilaki yang lebih tua setahun dariku itu menyimpan banyak rahasia. Dia lakilaki misterius. Dibalik wajah datarnya, tersimpan berbagai luka. Dibalik perkataan dinginnya, tersimpan sejuta rasa sakit...