jangan lupa votenya!
"Eh, Bin. Lo duluan aja deh kekantinnya," ucap Mina tiba tiba.
"Hah? kenapa emangnya?" Bintang memberhentikan langkahnya saat Mina juga berhenti.
"Aduh, perut gue sakit banget. Lo duluan aja deh, nanti gue nyusul. Sakit banget sumpah." Mina menunjukkan wajah sakitnya sambil mencengkram erat perutnya.
"Ih kamu gapapa? kita ke uks aja ya?" Bintang memegang tangan Mina hendak membawanya ke uks, namun Mina malah menolak dengan menggelengkan kepalanya.
"Gausah. Gue gapapa kok, cuma sakit aja. Mending lo duluan aja kekantinnya," Mina mendorong tubuh Bintang menyuruhnya untuk kembali berjalan menuju kantin.
"Tapi gapapa nih?" Bintang merasa tidak jika harus kekantin duluan sedangkan Mina sedang kesakitan.
"Iya udah gapapa ih. Aduh, udah dulu ya sakit banget perut gue." Mina berlari memutar arah dan meninggalkan Bintang yg diam karena bingung.
"Hh.. yaudahlah." Ucapnya kemudian berbalik hendak kembali berjalan menuju kantin.
Tapi baru saja ia berbalik ia melihat Somi yg sedang berjalan kearahnya. Dengan segera, Bintang kembali berbalik dan hendak melangkah untuk menghindari Somi.
Namun baru saja dua langkah ia berjalan, Somi berteriak memanggil namanya. Mau tak mau, Bintang berbalik dan harus bertemu Somi yg kini tengah berlari kearahnya.
"Hai." Sapa Somi saat ia sudah berada dihadapan Bintang.
"H-hai." Balas Bintang dengan senyum kikuknya.
Somi tersenyum lebar, kemudian ia melihat kearah belakang, kiri kanan tubuh Bintang.
"Kamu ga bareng sama temen kamu itu?" tanya Somi.
Bintang menggeleng kemudian tersenyum kecil, "Engga. Tadi dia lagi sakit perut katanya."
Somi mengangguk tanda mengerti. Kemudian ia teringat sesuatu yg membuatnya menghampiri Bintang.
"Bintang, bisa ngomong sebentar ga?"
Bintang yg tadinya menunduk untuk menghindari tatapan Somi, kini mendongak.
"Bi-bisa."
Somi kembali tersenyum lebar setelah mendengar jawaban Bintang. Dan tanpa seijin Bintang, ia menarik pergelangan tangan Bintang menuju taman belakang sekolah yg sangat jarang dilewati oleh murid maupun guru.
Setelah sampai, Somi melepaskan pergelangan tangan Bintang dan menyuruhnya duduk dikursi yg ada disana.
"Kita.. ngapain kesini?" Bintang melihat kesekeliling taman ini.
"Aku mau ngomong doang kok. Tenang, kamu ga bakalan aku apa apain." Somi tersenyum manis kehadapan Bintang yg tengah memasang wajah heran juga sedikit takut.
"Ngomong.. apa?" tanya Bintang ragu.
"Tentang hubungan aku sama kak Venus."
Mendengar nama Venus, entah mengapa Bintang langsung diam dan memalingkan wajahnya kearah lain asalkan jangan Somi.
"Ke-kenapa emang sama hubungan kalian?" Mati matian Bintang menahan tangisnya. Rasa sakit itu kembali muncul hanya karena ia bertemu dengan Somi dan mendengar nama Venus.
"Sebenernya.. aku sama kak Venus itu ga pacaran." Ucapan Somi barusan sukses membuat Bintang langsung menatap Somi dengan mata yg berkaca kaca.
Somi tersenyum melihat reaksi Bintang. "Aku tau, belakangan ini kamu sering ngehindar dari aku maupun kak Venus. Aku gatau pasti sih karena apa, tapi mungkin.. karena kamu suka sama kak Venus dan kamu percaya sama omongan aku waktu ditoko eskrim itu kalo aku pacarnya kak Venus." Somi mendongakkan wajahnya menghadap langit yg cerah.
Bintang diam. Diam karena memang yg diucapkan oleh Somi itu benar. Bintang menghindar karena ia menyukai Venus, namun ia selalu ingat jika Venus adalah kekasih Somi. Tapi, apa keliatan banget kalo aku ngehindar dari mereka? Batin Bintang.
Hening beberapa saat. Somi maupun Bintang sibuk dengan pemikirannya masing masing. Hingga suara Somi memecahkan keheningan.
"Aku adik kandungnya kak Venus." Ucap Somi yg masih menatap langit.
Bintang kembali menatap wajah Somi dengan kaget. Ia juga mengerjapkan matanya, kurang mengerti arah pembicaraan ini.
Somi mengalihkan pandangannya kearah Bintang karena ia tidak mendengar suara apapun yg keluar dari Bintang.
"Aku adik kandungnya kak Venus, bukan pacarnya. Waktu itu aku sengaja ngomong gitu didepan kamu sama temen kamu karena aku pengen tau aja reaksi kalian nanti gimana. Karena aku ngerasa, ada perasaan diantara kamu sama kak Venus." Somi tersenyum tipis kearah Bintang yg menatapnya dengan mata yg berkedip kedip lucu.
Tapi Somi kembali mengarahkan pandangannya kearah langit. Bintang hanya diam, mencerna ucapan Somi tadi.
"Aku sama kak Venus sempet kepisah selama 2 tahun karena masalah keluarga. Tapi akhirnya kita ketemu lagi karena hukuman. Sebenernya aku tau kak Venus sekolah juga disini, tapi aku ga nyapa ataupun ngobrol sama kak Venus layaknya kakak-adik. Karena aku takut, dan akhirnya aku cuma bisa ngeliat kak Venus dari jauh." Somi tersenyum perih dengan tatapan yg masih menghadap langit.
Bintang diam menunggu kelanjutan cerita Somi. Didalam hati, ia bersyukur karena ternyata selama ini ia salah mengira dan percaya dengan ucapan Somi tempo hari.
"Aku sering ngeliat kak Venus sama kamu. Ah! Ga terlalu sering, tapi aku ngeliat tatapan kak Venus kekamu itu beda. Ga kayak dia ngeliat cewe lain. Makanya, aku ngaku ngaku sebagai pacarnya kak Venus itu mau ngebuktiin sesuatu, dan ternyata bener."
"Kamu suka sama kak Venus kan?" lanjut Somi seraya melihat wajah Bintang yg terkejut dengan pertanyaannya barusan.
"Ha-hah? Y-ya eng-enggalah. Yakali." Dusta Bintang, ia mengalihkan pandangannya kearah lain guna menghindari tatapan Somi.
"Aku tau, kamu gausah ngelak gitu. Lagian aku gapapa kok kalo kamu suka sama kak Venus, aku bakalan dukung." Ucap Somi kemudian tersenyum lebar.
Bintang kembali melihat kearah Somi dengan kening mengkerut tanda tak mengerti. "Ma-maksudnya?"
Somi tertawa melihat ekspresi Bintang yg menurutnya lucu. "Yaampun, kamu lucu banget sih? pantes aja kak Venus suka sama kamu."
Bintang tersipu mendengar ucapan Somi barusan. "Apaan sih."
"Haha.. jadi maksud aku tuh, aku bakalan dukung kalo kamu suka sama kak Venus. Dan aku mau minta bantuan sama kamu." Somi menghentikan tawanya dan beralih menatap Bintang serius.
Bintang yg ditatap begitu oleh Somi lantas memasang raut wajah bingung.
"Minta tolong apa?"
"Aku gaakan cerita sekarang, karena nanti kamu juga pasti bakalan denger cerita ini dari kak Venus langsung. Aku cuma mau minta ke kamu satu hal. Kamu mau kan bantuin aku?"
Bintang menimbang nimbang ucapan Somi tadi. Tapi akhirnya ia mengangguk pelan yg membuat Somi tersenyum senang.
★★★★★
kira kira ada yg setuju ga kalo aku ganti judul dari 'Venus & Bintang' ke 'My Prince Ice' ??
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] My Prince Ice • Hunlice
Fanfiction#39 in exopink #628 in sehun ❝Gravenus Jonathan. Lakilaki yang lebih tua setahun dariku itu menyimpan banyak rahasia. Dia lakilaki misterius. Dibalik wajah datarnya, tersimpan berbagai luka. Dibalik perkataan dinginnya, tersimpan sejuta rasa sakit...