(26.) Flashback [2]

1.3K 96 21
                                    

post buat yg terakhir kalinya sebelum hiat hehe.

warning!⚠ terdapat adegan 18+!

enjoy♡








Venus memasuki ruangan Ariana dengan sebuah bucket bunga mawar putih kesukaan mamanya. Selama dua hari terakhir, Venus dan Somi selalu berada didekat Ariana. Mereka sengaja tidak masuk sekolah dan tidak mengabarkan guru maupun teman sekelasnya.

Oleh karena itu, selama dua hari itu juga mereka tidak diketahui kabarnya. Ponsel Venus dan Somi juga sengaja dimatikan untuk menghindari teror teman temannya yg pasti akan menanyakan mereka dimana dan mengapa tidak masuk sekolah.

Venus meletakkan bucket bunga tersebut dilemari yg berada disamping ranjang Ariana. Kemudian ia duduk dikursi dan menggenggam tangan Ariana dengan erat.

"Ma.. kapan mama buka mata mama? Venus kangen sama mama. Baru aja kemaren kita ketemu ma, masa mama mau ninggalin Venus lagi." lirih Venus seraya mencium tangan Ariana yg digenggam.

Tak ada jawaban dari Ariana. Karena Ariana masih menutup matanya dan masih dalam masa koma. Tapi siapa sangka, air mata perlahan turun dari kelopak mata Ariana meskipun ia masih menutup matanya.

Venus yg menyadarinya langsung menghapus air mata tersebut.

"Mama jangan nangis, Venus gapapa kok disini. Tapi Venus minta sama mama, bangun. Bangun buat Venus, bangun buat Somi. Jangan tidur terus ma." satu tetes air mata kembali mengalir dari kelopak mata Ariana yg tertutup, seolah mengisyaratkan bahwa Ariana mendengar dan berusaha untuk menjawab.

"Venus sayang sama mama. Jangan pergi lagi ma." Venus berdiri dari duduknya, kemudian perlahan mencondongkan badannya kedepan untuk mencium kening Ariana.

Esok harinya...

Somi meremas kuat kertas yg berada digenggamannya. Air matanya keluar dengan deras, serta isakan yg keluar membuat ruangan itu nampak bersuara.

Ia masih tidak percaya, bahkan sangat sangat tidak percaya dengan apa yg dibacanya. Kertas yg diremas oleh Somi adalah surat keterangan tentang penyakit Ariana dari dokter. Dan isi dari surat tersebut menyatakan bahwa Ariana sudah tidak bisa diselamatkan lagi, atau.. meninggal.

"Ga mungkin... mama hiks.." lirih Somi kemudian ia membuang kertas tersebut kesembarang arah.

Ia mendekat keranjang yg ditiduri oleh Ariana dan kini sudah menggunakan kain kafan yg menutupi seluruh tubuhnya. Somi lalu membuka kain kafan yg menutupi wajah mamanya, terlihat wajah Ariana yg pucat pasi. Matanya tertutup untuk selama lamanya, kini Ariana terlihat damai didalam tidur panjangnya tanpa harus merasakan sakit yg amat sangat luar biasa ditubuhnya.

"Mama hiks.. kenapa mama ninggalin Somi hiks.. Somi sayang sama mama, Somi mohon ma hiks.. bangun..." Somi memeluk erat tubuh Ariana dengan air mata yg trus keluar dari kelopak matanya.

"Mama... jangan tinggalin Somi hiks... Somi gamau kehilangan orang yg Somi hiks.. sayang untuk kedua kalinya..."

"Ma... bangun hiks.. Somi mohon bangun ma..." Somi mengguncang tubuh Ariana yg sudah tak bernyawa tersebut, berharap ada keajaiban yg datang untuk mamanya.

"Hiks.. mama jahat! mama udah ga sayang hiks.. lagi sama Somi hiks.. sampe mama ninggalin Somi hiks.. lagi..." Somi terus mengguncang tubuh Ariana meskipun tidak mungkin jika Ariana akan kembali hidup.

Somi masih menangis dipelukan Ariana, kemudian suara pintu terbuka membuat Somi menolehkan kepalanya kearah pintu. Disana, terlihat Venus yg baru datang dengan satu bucket bunga mawar putih yg selalu dibawa oleh Venus beberapa hari belakangan ini.

[1] My Prince Ice • HunliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang