"jadi, mau lo gimana?" tanya hyunjin ke haechan dingin. serem bos :( mana ini mereka berdua lagi ada di halaman belakang gedung, yang otomatis sepi banget nggak ada orang kecuali ya mereka sendiri.
iya, jadi tadi haechan sendiri yang ngajak hyunjin buat ngomong, selesein semuanya. tadinya haechan mau ngomong di depan temen-temennya aja, tapi hyunjin nolak. takutnya kalo mereka kebawa icemosi dan terjadi baku hantam pada gempar semua tuh mana rame lagi tempatnya.
"ya, lo tau sendiri gue maunya apa."
hyunjin berdecih, "nara?" kemudian ketawa sinis, "nggak tau diri apa nggak punya malu sih lo?"
haechan ngendikkin bahunya, "peduli apa? yang penting nara mau aja."
hyunjin icemosi beneran, udah pengen nonjok mukanya haechan tapi ditahan, "lo kira nara segampangan itu?"
"ya, nggak gitu. cuma kalo dia juga maunya sama gue, lo bisa apa?"
"bajingan!" umpatnya, "yakin banget dia mau sama lo setelah yang lo lakuin?"
kini giliran haechan yang tertawa sinis, "kita liat aja, dia bakal milih siapa."
"emang beneran nggak punya malu lagi ya lo?"
"biasanya juga gue malu-maluin."
"cih, sinting!"
"kaya nggak punya kaca aja."
hyunjin nonjok haechan di muka, beneran ini mah no kaleng-kaleng gaes, pertemanan mereka jadi rusak gitu aja cuma gara-gara cewek.
"sebelum gue pergi kayanya lo harus rasain itu dulu," ucap hyunjin sebelum akhirnya beneran pergi ninggalin haechan.
ngeliat hyunjin yang udah menghilang di belokan, haechan megangin sudut bibirnya yang berdarah. sakit sih, tapi nggak mau harga dirinya jatuh di depan hyunjin.
sebenernya, niat awal haechan bukan kaya gini. harusnya dia ngajak hyunjin buat baikan dan selesein masalah ini baik-baik. tapi hyunjin bikin dia emosi duluan. yaudah, emang dasarnya mereka juga sama-sama keras kepala.
ah, sial! masalahnya tambah panjang!
•••
puk!
nara noleh pas ada yang nepuk bahunya. pas liat siapa orang yang ngelakuin itu, nara melotot kaget, soalnya ini—
kak nancy???
nancy nggak peduliin ekspresi kagetnya nara dan milih duduk di kursi sebelah nara, "boleh ikut disini nggak? yang lain penuh."
nara ngangguk canggung. tau gitu tadi dia ngikut para kakak sepupunya aja yang katanya mau nyapa temen-temennya. ya nara pas ditawarin begitu nolak lah, lagian nggak kenal juga yang ada nanti malu. capek juga jadi dia memilih duduk sendirian di sini.
eh, tapi, malah ketemu nancy. walaupun nara nggak benci nancy tapi tetep aja rasanya canggung.
"kok ngelamun gitu?" lamunan nara buyar pas nancy mulai ngomong lagi, "nggak usah kaget gitu. gue nggak mau ngelabrak lo, kok."
nara kaget, lagi. jadi kak nancy udah tau???
"iya gue udah tau, kok. santai aja." lanjutnya sambil ketawa.
nara lagi-lagi senyum canggung, "i-iya kak..."
"tenang aja, gue udah nggak sama haechan."
"iya..." nara nunduk, "maaf, kak."
nancy ketawa, "kok malah maaf, sih? harusnya gue yang maaf."
"ya... nggak enak..."
"santai kali!" nancy ngulurin tangannya ke nara, "jadi, mau nggak temenan sama gue?"
yang tadinya cemberut, sekarang nara senyum lebar, lega banget karena nancy udah begini ke dia. nara ngulurin tangan kanannya dan menjabat tangan nancy, "mau, dong!"
"pantesan aja haechan segitu sukanya sama lo. ternyata lo anaknya gemesin banget ya, udah gitu cantik lagi."
nara salting. yaiya dibilang cantik sama orang yang lebih cantik. "ah, kakak bisaan aja. padahal aku kaya penjual jamu gini..."
merendah untuk meroket dulu sist.
"kalo lo yang jual berarti gue yang beli."
abisitu mereka berdua ketawa bersama. kalo haechan liat ini pasti bahagia banget, yaiya gebetan sama mantan akur sob???
nara nggak nyangka bakal bisa kaya gini sama nancy, padahal dulu nancy juga ikut andil bikin hubungannya sama haechan merenggang. nara lega, ternyata nancy baik banget.
"ra, nggak bosen apa disini aja?" tanya nancy tiba-tiba.
"eh? nggak kok, kak."
"gue bosen. tapi gue nggak banyak kenal sama orang. mau nggak temenin gue?"
"kemana, kak?"
"jalan-jalan aja, hehe."
nara mikir-mikir, sebenernya dia gabut juga sih. tapi males juga kalo harus jalan pake kaki, capek.
"ayok, ra. plissss!"
aduh nensi, jangan memohon gitu dong nara kan nggak enakan orangnya. mau nggak mau nara akhirnya nurutin deh permintaannya nancy, "yaudah deh. ayok, kak."
"yey! makasih, ra!"
akhirnya mereka berdua bangun dari duduknya terus muter-muterin gedung segede neptunus ini. nggak deng, itu berlebihan.
kadang nara terkagum-kagum sama felix yang sultan banget soalnya ya acara ulang tahun doang dirayainnya semewah ini. nara aja ngerayain acara ulang tahun sekali doang pas umurnya sepuluh tahun dan itupun cuma kecil-kecilan.
mereka sampai di tempat kaya taman gitu, ada kolam renangnya gede. enak banget suasana disini, jadi pengen renang aja kalo kata nara mah.
"jadi pengen renang..." gumam nara. mereka udah berdiri di pinggir kolam. nikmatin angin malam yang bikin suasana jadi tambah enak.
"bisa renang emang?" ledek nancy.
nara mendelik, "ya bisa lah! walaupun nggak mahir, sih..."
"tau nggak, ra?"
"nggak, kak. kan kakak belum ngasih tau."
nancy ketawa, "gue pernah tenggelam di kolam kedalaman 10 meter terus hampir aja mati kalo aja nggak ditolongin haechan waktu itu."
nara terhenyak. kenapa topiknya haechan lagi...
"waktu itu gue yang bego sih soalnya udah tau gue nggak bisa renang tapi gue nggak nolak pas haechan ngajakin renang. haechan nggak tau itu, jadi ya salah gue juga sih," nancy ketawa sebelum lanjutin, "tapi gue nekat aja sok-sokan bisa renang, eh taunya tenggelam. bucin sih gue."
nara masih diem.
"lo harus bersyukur disayangin cowok kaya haechan. dia tuh baik banget."
"iya kak hehe..."
"semenjak itu gue jadi takut masuk ke kolam renang. terus haechan jadi ngerasa bersalah sama gue banget," nancy ketawa, "kalo dipikir-pikir tuh konyol banget."
nara jadi ikutan ketawa. ya abisan nggak tau mau ngerespon apa.
"terus, ya—"
"kak nancy!"
kata-kata nancy kepotong pas cewek itu nggak tau aja tiba-tiba kepeleset dan...
tercebur ke kolam.
_
sinetron banget deh perasaan
KAMU SEDANG MEMBACA
bright, haechan✔
Fanfic[bahasa] °in which haechan loves his girl wholeheartedly° ©mayjjjj, 2019.