Titik Balik

629 104 12
                                    

Disclaimer : BTS belongs to God, their parent, family and Fans. And Big Hit ent.

Warning : this story contain BL!AU, dominan,carrier and others.

*special for HWIMANG ,fanfic full family drama dan dominasi percakapan sebagai point cerita.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Double up, sebagai ganti rugi yang masih mau baca dan mau nunggu.

Really, really, Thank you so much. Kamshamanida, Gomapta, atur nuhun, matur suwuun.

Happy reading all.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Hwimang mengira dia bisa mencandai ayahnya dengan tiba-tiba muncul di ruang kerja Yang terhormat tuan Jung Hoseok. Bukankah setahu ayahnya, dia baru akan pulang nanti sore setelah menemani Jungkook hyung seharian -itu yang dia katakan dipesannya pagi tadi, saat Jungkookie Hyung menyeretnya kesebuah butik ternama-. Langkahnya masih lincah melewati beberapa pegawai yang masih melemparkan pandangan tidak suka padanya. Jangan ditanya apa sebabnya, dia hanya dianggap perusuh karena pengakuannya tiga belas hari yang lalu. Tapi para pegawai hanya diam dan tidak berani bertingkah.  Common, Bocah ini sangat dekat dengan Sang Presedir. Ditambah lagi dengan Sekretaris Park Jimin dan adik presedir, Jung Jungkook yang terkesan sangat akrab dan memanjakan.

Namun, semuanya benar-benar di luar dugaan. Sesaat setelah tanganya sudah mendorong pintu setengah terbuka. Dan dia mampu mendengar suara dari dalam ruangan.

"Jangan lupakan satu fakta lagi Kim Taehyung, sejak awal kau tidak menginginkannya. Kau berusaha menggugurkannya bukan ?"

Hwimang mendengar nama ibunya disebut. Memang dengan siapa ayahnya berbicara ?

"JAGA UCAPANMU ! Itu dulu, brengsek ! ku tanyakan padamu, jika sejak awal kau tahu kehadiran Hwimang apa kau akan menerimanya ? Saat kau hanya seorang remaja tanpa karir dan tanpa penghasilan seperti saat ini, apa kau akan menerimanya ? JIKA SAAT ITU KAU JUGA DISANA,  DIKELUARKAN DARI SEKOLAH, DIPERLAKUKAN TIDAK ADIL DAN DIPERMALUKAN APA KAU AKAN MEMPERTAHANKANYA ?!"

Itu suara ibunya, ibunya di sini. Di Seoul. Mereka berdua sudah bertemu. Sejak kapan ? Dan kenapa ibunya berteriak.

"JIKA SEJAK AWAL AKU TAHU AKU AKAN BERUSAHA BERTANGGUNG JAWAB, tapi kau menyembunyikannya dariku !"

Sekarang giliran ayahnya yang juga bersuara keras.

"Ha..ha..ha.. Menyembunyikan ? Apa kau berusaha mencariku ? Omong kosong apa ini ? Kau bahkan meninggalkanku dalam keadaan telanjang malam itu, BAJINGAN !"

Hwimang menahan napasnya. Ibunya baru saja berkata kasar.

"Oh.. Jangan katakan kau dihantui rasa bersalah, kau ingin menebus kesalahanmu dengan mengambil hak asuhnya, lalu memenuhi semua kebutuhan anakku dengan kekayaanmu ?!"

"Iya ! Kau benar ! AKU  MERASA BERSALAH PADANYA ! JADI AKU AKAN MENGAMBILNYA DARIMU DAN AKU--"

Kalimat itu lagi. Apa Hwimang hanya fasilitas penebus dosa. Hwimang ingin diakui. Bukan dikasihani dengan cara yang menyedihkan.

"KAU BENAR-BENAR BRENGSEK ! KUPIKIR KAU BENAR-BENAR MENYAYANGINYA, KAU PIKIR ANAKKU APA HAH ! HWIMANG TIDAK AKA-"

"AKU AYAHNYA ! AKU MENYAYANGI HWIMANG AK-"

Tidak-tidak, Hwimang sudah tidak mampu mendengar semua teriakan dan kata-kata kasar yang terlontarkan.

"Jangan berteriak," tubuhnya bergetar, memaksakan pita suaranya yang sepertinya ikut mengkerut ngeri.

HWIMANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang