Bab 33 : Missing

1K 162 117
                                    

You gotta be stronger cause you're my star

Jemarinya bermain di atas sloki alkohol yang tampak mengkilap. Dia menatap deretan botol bir di hadapannya dengan pandangan kosong. Sedangkan orang di sampingnya sudah menenggak beberapa loki whiskey yang berada di dekat mereka.

Dia menghembuskan nafasnya, kasar. Sebelum meraih lokinya dan menenggak whiskey kesukaannya juga. Dia mengacak rambutnya dengan kasar sebelum membuka mulutnya.

"Aku sudah melakukannya. Melamarnya, dengan cincin yang kala itu kutunjukkan padamu".

"Hm? Lalu, bagaimana? Pasti kau sudah siap-siap untuk menikah sekarang. Selamat ya, hyung. Saya turut bahagia mendengar kabar baik darimu".

Dia menggelengkan kepalanya, menyunggingkan senyumannya pada lelaki di sampingnya. Sebuah senyuman yang membuat lelaki di sampingnya terdiam ketika dia melihatnya. Lelaki itu —mengerti tanpa perlu diberi tahu.

Alisnya menggambarkan ekspresi kesedihan. Bibirnya sedikit bergetar kala dia hendak melanjutkan kalimatnya. Ada penyesalan di dalam dirinya.

"Maaf, saya —tidak tahu jika akan seperti itu jadinya".

"Tak apa. Aku sendiri pun paham jika dia masih menyimpan perasaannya padamu, Dokter Lai Kuanlin yang bodoh".

"Tidak.. Dia tak mungkin masih menyimpan perasaannya pada saya. Saya —akan membuatnya membuang perasaan itu".

"Jangan".

Dia mengangkat kepalanya begitu mendengar ucapan lelaki berbahu lebar di sebelahnya. Dia menatapnya dengan pandangan keheranan, jelas. Dia tak mengerti mengapa dia tak diizinkan melakukannya.

"Dia —betulan cinta padamu, Kuanlin. Jangan sakiti dia dengan berusaha membuatnya menghilangkan perasaannya padamu. Jangan buat hatinya tersakiti lagi, kau telah berjanji padaku. Aku tahu, kau pun masih mencintainya. Kalian berdua masih saling mencintai. Jangan berusaha mengelak".

Lelaki yang dipanggil dengan sebutan Kuanlin mengangkat wajahnya, menatap lelaki di sampingnya dengan mata yang sedikit membulat. Dia memainkan gelas loki di tangannya, tak dapat dia pungkiri jika dia memang masih sangat mencintai lelaki itu —Park Jihoon. Masih sangat mencintai.

"Aku bisa membuat kalian bersama, kau harus percaya padaku. Aku sudah bilang, bukan? Aku —akan melakukan apapun untuk membuat Jihoon bahagia. Meski —bukan bersamaku".

-989 Monete-

Jemarinya menggesek pelan pinggiran cawan berhias cat warna emas itu. Hendak mengatakan apa yang sejak tadi mengganggu pikirannya pada dua orang sahabatnya yang kini berada di hadapannya. Dia menatap sahabatnya bergantian sebelum dia membuka mulutnya.

"Aku akan pindah".

"HAH?! PINDAH?! Ke mana?"

"Ke Roma. Aku akan berangkat di malam pesta pernikahanmu —jadi maafkan aku karena aku tak bisa hadir terlalu lama di pestamu nanti".

"Itu berarti minggu depan? Memang semua berkas yang kau butuhkan sudah siap?"

Pertanyaan itu dijawab dengan sebuah anggukan pasti.

"Chanyeol membantu mengurus dokumennya. Semuanya sudah jadi, aku hanya harus pergi".

"Daniel hyung tahu?"

Dia mengangkat bahunya, kemudian menggelengkan kepalanya. Menyanggah pertanyaan yang ditanyakan oleh sahabatnya barusan.

"Dia.. Tidak tahu. Aku akan memberi tahunya nanti".

989 Monete ; panwink ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang