Bab 30 : Never Love

768 158 73
                                    

[ 14 Maret ]

Bulan Maret sudah tiba sejak dua minggu yang lalu. Sejak bulan Maret dimulai, semua orang disibukkan dengan aktivitasnya masing-masing. Mereka terlarut dengan kesibukan yang biasa menggeluti mereka.

Sudah dua bulan berlalu sejak Jihoon keluar dari Rumah Sakit karena kejadian malam itu, di mana dia melukai pergelangan tangannya sendiri hingga menyebabkannya harus opname kembali. Dan selama dua bulan ini, banyak sekali hal di hidupnya yang berubah. Banyak perubahan yang melanda di hidupnya. Dia sedang disibukkan menyusun pamerannya yang akan diadakan beberapa hari lagi.

Juga, dia disibukkan dengan perjodohan yang diatur oleh sang Kakak, Park Chanyeol. Sudah ada sekitar tujuh orang yang dia temui ㅡdan tidak ada yang berhasil menarik perhatian Jihoon. Tak ada yang bisa mengambil hati seorang Park Jihoon. Karena menurutnya, semuanya monoton. Mereka semua berasal dari kalangan yang sama dengan Hyungsik dan Chanyeol, membuat Jihoon tidak tertarik karena menurutnya para lelaki itu terlalu sulit untuk diraih.

Dia hanya lupa jika dirinya berhasil membuat seorang Lai Kuanlin jatuh hati padanya. Seorang Lai Kuanlin, yang dia anggap terlalu tinggi untuk dia raih, nyatanya dia berhasil memanjat tebing untuk meraih lelaki itu. Tapi untuk sekarang ㅡdia tak punya keinginan untuk memanjat tebing lagi.

Jihoon kini sedang berada dalam mobil yang akan membawanya menuju aula yang kelak digunakannya untuk pameran. Dia sudah bolak-balik pergi ke sana sejak seminggu yang lalu karena harus mengontrol semua yang dia perlukan supaya pamerannya bisa berjalan dengan baik. Jihoon mengadakan pameran tunggal ㅡdilaksanakan selama satu hari dan dia mengundang cukup banyak orang untuk menghadiri pamerannya. Jihoon sendiri yang menyebarkan undangannya pada rekan-rekannya, dosen-dosen yang mengampu Mata Kuliah yang bersangkutan, juga rekan-rekan kencan buta yang ditemuinya.

Dan juga ㅡseseorang yang masih ada di dalam hatinya. Hanya saja, dia mengirimkan undangan pada lelaki itu melalui bantuan Woojin.

Di sini Jihoon sekarang. Di sebuah aula berukuran cukup besar yang sudah dia tata dengan bantuan event organizer dan beberapa rekannya yang berada di jurusan Desain Interior. Persiapannya sudah 80% rampung, pameran akan dilaksanakan empat hari lagi. Jihoon datang ke sana guna memantau tempat yang akan dia gunakan untuk memajang lukisan-lukisannya. Dia ingin semuanya berjalan sempurna, karena dia ingin lulus dengan nilai terbaik.

Jihoon menatap ke sekelilingnya dan tersenyum puas. Dia berencana untuk membawa lukisan yang sudah dia lukis sendiri mulai besok atau lusa, karena cukup merepotkan memindahkan beberapa lukisan dengan ukuran yang cukup besar ke ruangan itu dalam satu hari. Setidaknya, Jihoon butuh waktu sekitar dua hari untuk merampungkannya.

"Tuan, sudah waktunya untuk pergi ke Restoran. Tuan Chanyeol bilang jika rekan kencanmu hari ini sudah dalam perjalanan menuju ke sana," salah satu pengawalnya berbisik pada Jihoon kala lelaki itu sedang memantau suasana ruangan itu.

"Sudah waktunya? Hm, baiklah kalau begitu," Jihoon tak bisa berkutik. Jika sudah begitu, dia hanya bisa mengikuti apa yang diinginkan oleh sang kakak. Tak bisa mengelak. Dia hanya mengikuti jalannya permainan ini yang entah sampai kapan akan berakhir.

Butuh waktu cukup lama hingga Jihoon tiba di kafe yang dia tuju. Sedikit membetulkan kancing jasnya, dia berjalan menuju salah satu meja yang berada di sudut ruangan. Jihoon bisa menangkap sosok lelaki berbahu lebar yang duduk di sana sembari meminum secawan teh.

"Tuan Son Hyunwoo?"

Lelaki yang dia maksud mengadahkan kepalanya, menatap Jihoon dengan matanya —bibir tebal namun mungilnya sedikit membuat senyuman mengulas di wajahnya. Dia bangkit dari duduknya, membungkuk sejenak pada Jihoon.

"Park Jihoon? Silakan duduk."

"Maaf aku terlambat, tadi harus mengurus sesuatu dulu—," ucap Jihoon sebelum dia duduk di atas kursi berlapis kain beludru merah yang lembut. Lelaki di depannya mengangguk, dia tampak tidak masalah dengan hal itu.

989 Monete ; panwink ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang