"Bukan begitu” bibir tebal Hyungwon menyempatkan menghisap rokoknya sebentar, “Maksudku, aku juga seorang perokok. Karna akhir akhir ini aku lebih memilih membeli makanan dari pada rokok jadi aku tidak merokok" jelasnya.
Anggukan kepala Wonho menjadi akhir percakapan dua orang asing tersebut. Sang tuan rumah hanya membisu, meresapai nikmat nikotin yang sudah menjadi candu untuknya selama empat tahun belakangan. Hyungwon ikut terdiam, ingin bertanya lebih banyak tapi mereka belum akrab, toh Wonho juga seperti tidak ingin bicara apapun.
"Berapa usiamu?" Wonho bertanya duluan, rokoknya sudah ia letakkan di asbak dan berencana mengambil batang kedua.
"Tahun ini usiaku dua puluh dua. Kau?" Hyungwon menatap lawan bicaranya, setelah menghembuskan asap lewat mulut.
"Wah benarkah? Aku dua puluh tiga. Sudah ku duga kalau kau memang lebih muda dariku” tandas lelaki berbadan kekar itu.
“Maaf telah bersikap tidak sopan padamu. Ku pikir kita seumuran” Kata Hyungwon canggung, “Jadi aku harus memanggilmu kak Wonho?” ia bertanya tak yakin.
Wonho terkekeh, "Tiba tiba aku merasa geli saat kau memanggilku kak Wonho. Panggil Wonho saja, itu kedengaran lebih baik”
“Baiklah, Wonho” Hyungwon tersenyum manis, mencoba mengikis rasa canggung antara mereka.
Tiap kali Hyungwon tersenyum, pipi chubbynya akan terangkat dan manik bulatnya tenggelam dalam kelopak mata. Wonho jadi merasa gemas, nyaris saja tangannya melayang mencubit pipi Hyungwon, tapi tidak jadi.
“Kau tinggal sendiri?” lanjut Hyungwon penasaran.
Karna sejak tadi ia tidak menemukan tanda tanda kehidupan lain selain dirinya, Wonho, serta dua kucing menggemaskan berwarna coklat dan abu abu. Ia juga tidak menemukan foto keluarga atau barang barang lainnya selain punya Wonho.
Maksud Hyungwon jika Wonho memang tinggal dengan orang tuanya mungkin ia akan menemukan sepatu perempuan milik sang ibu, atau koleksi benda benda antik milik sang ayah –Hyungwon selalu berpikir pria berusia 40 tahun ke atas selalu mengoleksi benda antik untuk dijadikan hiasan rumah-.
"Tidak” bibirnya berujar tidak begitu jelas karna mengapit rokok yang baru ia sulut, “Aku tinggal dengan mereka" tunjuk Wonho pada dua kucing yang asyik bergulung gulung di karpet depan mereka.
Hyungwon mengerjapkan mata cepat, bingung harus berkata apa. Mungkinkah Wonho tidak menangkap maksdunya?
“Mereka lucu. Siapa namanya?” tanggap Hyungwon akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7621 | MONSTA X hyungwonho
Fanfiction[COMPLETED] wonho si pengidap narcolepsy memutuskan untuk memungut seseorang yang sedang menangis tersedu sedu di bilik mesin ATM.