7621 | MONSTA X hyungwonho

Level 14

Lari pagi, berbelanja, memasak bersama, berangkat ke kempus, sampai jalan jalan ke tempat wisata, semuanya sudah pernah Hyungwon dan Wonho lakukan. Sepasang kekasih itu tampak bahagia menikmati tiap detik yang keduanya habiskan bersama.

Utamanya Hyungwon. Lelaki manis itu merasa lebih nyaman memadu kasih bersama Wonho dari pada bersama wanita wanita seumuran sang ibu. Wonho bisa menjadi seorang pelindung, menyerahkan seluruh hati serta jiwa raganya hanya untuk Hyungwon tanpa perlu mengkhawatirkan apapun, dan Wonho juga bisa mengabulkan segala permintaannya.

Namun ketika si submissif mengajaknya jalan jalan -meskipun hanya sekedar melihat keramaian - Wonho harus menggandeng tangan Hyungwon erat erat, kalau tidak ingin lelaki kurus tersebut bertingkah aneh aneh. Ia hanya waspada saja, takut takut Hyungwon akan membuat malu dengan tingkah ajaibnya.

Dia masih ingat betul bagaimana tatapan orang orang saat Hyungwon merengek ingin memelihara kecebong dulu. Ya Tuhan, Wonho tidak ingin kejadian memalukan seperti itu terulang lagi.

Namun sepertinya doa Shin Wonho tidak akan pernah terkabul. Mau bagaimanapun Chae Hyungwon tetaplah Chae Hyungwon.

Jadi, pada suatu malam, Son Hyunwoo tetangga super model mereka, mengadakan pesta besar besaran di sebuah bar elit, dalam rangka penjualan majalah bercover wajah tampannya berhasil menembus 500.000 eksemplar. Ini adalah rekor penjualan terbanyak sepanjang tahun.

Dan sebagai tetangga yang baik Hyunwoo tentu mengundang Wonho berikut kekasihnya. Si super model juga turut mengundang Kihyun, tapi lelaki manis itu tidak pernah menginjak bar barang se-centi pun, jadilah ia menolak secara halus undangan Hyunwoo. Kemudian Hyunwoo berjanji akan mentraktirnya makan malam sebagai gantinya -sekalian melancarkan modus pendekatan sih sebenarnya-.

Begitu sampai di pintu masuk bar, Wonho menunjukkan kartu pemberian Hyunwoo sebagai akses masuk. Si anak wali kota serta kekasih barunya langsung disambut oleh gemerlap lampu disko, dentuman musik deep house mengalun kencang memekakan telinga.

Awalnya semua memang baik baik saja. Rasa defensif Wonho terhadap  banyaknya orang orang menari seenaknya seketika muncul. Wonho tak ingin Hyungwon lecet barang semilipun. Maka ia melingkarkan lengan kekarnya pada pinggang ramping Hyungwon. 

Tanpa berkata pun Hyungwon sendiri bisa merasakan bagaimana posesifnya rangkulan Wonho. Ia hanya berjaga jaga saja agar tidak ada yang mengganggu Hyungwon. 

Butuh waktu sekitar delapan menit untuk sampai di tempat Hyunwoo berada. Lelaki bertubuh proposional itu lebih terlihat seperti seorang bintang alih alih tetangga yang mengajak nonton video porno minggu lalu. Hyungwon tertawa sinis, kalau suatu saat nanti Hyunwoo berani macam macam padanya, Hyungwon berniat membocorkan ke media bahwa model kebanggan mereka ternyata suka menonton video porno.

Hyungwon, Wonho dan Hyunwoo berbasa basi sebentar. Tiba saat giliran dua lelaki berbadan kekar itu mengobrol hal yang tak Hyungwon mengerti, lantas matanya mulai menelusuri seisi bar.

Mata Hyungwon membulat lebih lebar, ia melepas lengan Wonho yang setia melingkari pinggangnya dan berteriak kampungan memanggil nama teman teman model Hyunwoo. Jujur saja Hyungwon baru pertama kali hadir di pesta 'bertabur bintang' seperti ini, kebetulan Hyunwoo juga menaungi agensi besar.

Wonho benar benar tidak bisa berkata apapun saat Hyungwon asyik berfoto dengan Nam Joohyuk. Iya, Nam Joohyuk si aktor terkenal itu. Ada juga Lee Sungkyung, mantan kekasih Nam Joohyuk. Serta beberapa orang berbadan tinggi berwajah tampan dan cantik, Wonho tidak mengenalnya tapi wajah mereka familiar.

Ia menghela nafas sebentar sebelum memutuskan untuk duduk di meja dekat bartender dan memesan ice wine. Pesta itu untuk dinikmati, jadi Wonho memutuskan untuk membiarkan Hyungwon menikmati pesta versi dirinya.
  
Hyungwon terkulai lemah juga akhirnya, setelah menghabiskan sebotol red wine berkadar alkohol lumayan tinggi. Bibirnya sudah meracau tidak karuan, menggumamkan kata pujian untuk Nam Joohyuk, Park Bogeum, Park Hyungsik dan sisanya Wonho tidak ingat. Kekasihnya itu benar benar kegirangan bertemu lelaki lelaki tampan –apa lagi mereka semua model- dan melupakan eksistensi Wonho begitu saja.