Level 16

2.2K 365 27
                                    

Setelah rokok Wonho dan Hyungwon habis tak bersisa, serta merta Jooheon mengeluarkan sebungkus rokok dari kantong celana dengan wajah tanpa dosa. Tindakannya barusan sukses membuat Wonho dan Hyungwon bersorak protes karna ia tidak mengeluarkan rokoknya sejak tadi.

Lelaki berlesung pipit itu hanya tertawa sebagai respon, Juheon memang sengaja menyimpan rokoknya lebih lama agar sepasang kekasih di depannya ini kesal. Bibir tebal Hyungwon masih setia berkomat kamit, berbeda dengan Wonho yang hanya memasang wajah masam.

Kalau saja keduanya tau Juheon masih punya rokok, kan mereka tidak perlu sampai menghisap satu rokok bergantian begitu.

Risih mendengar Hyungwon mengomel, si pemilik meletakkan bungkus persegi tersebut tepat di tengah tengah meja.

Kebetulan tersisa empat batang didalamnya, pas untuk empat orang di meja mereka. Usai mendapat batang rokok masing masing,  Jooheon, Wonho, Hyungwon dan Minhyuk justru berebut pemantik. Kihyun hanya sanggup meneggelengkan kepala menyaksikan tingkah empat temannya, karna dia bukanlah seorang perokok.

...

Makan siang kali ini agak berbeda dari biasanya. Wonho dan Hyungwon hanya berdua di meja cafetaria, karna Kihyun harus bekerja karna bertukar shift, Minhyuk menemani Mark membeli komponen elektronika, Jooheon sudah janji pada Changkyun untuk mengantarkannya membeli kanvas dan cat air.

Semangkuk ramen dan sepiring sushi yang tersajii dihadapan sepasang kekasih itu sudah tandas setengahnya. Wonho menyumpit ramen tanpa gairah, padahal ramen adalah makan terenak sedunia -menurut Wonho-, sedangkan Hyungwon memakan sushinya dengan tenang.

Sejak mendudukkan pantat di kursi dua sejoli itu memang tidak terlibat percakapan barang sepatah katapun. Hyungwon memutuskan untuk bungkam begitu melihat ada yang tidak beres dari gelagat Wonho

Hyungwon mengambil tempat berseberangan dengan Wonho, berharap melihat ekspresi sang kekasih lebih jelas, lalu dapat menyimpulkan sendiri apa penyebab Wonho jadi murung begini.

Dari pada bertanya macam macam dan membuat Wonho kembali mengingat penyebabnya, Hyungwon mengambil pilihan bijak untuk tetap diam, menunggu Wonho bercerita tanpa diminta.

Disela kunyahannya Hyungwon selalu menyempatkan untuk melirik Wonho, sekedar jaga jaga jika penyakitnya tiba tiba kambuh. Dan benar saja, tak lama kemudian hal tersebut terjadi. Wonho menutup mata, kemudian jatuh tertidur.

Beruntung Hyungwon sudah mengantisipasi hal itu, jadi ia menahan kening Wonho sebentar, menyingkirkan semangkuk ramen dihadapannya dan membiarkan kepala sang kekasih terkulai lemas di atas meja.

Selera makan Hyungwon seketika menguap, berganti oleh rasa penasaran. Kira kira apa yang membuat Wonho seperti ini?

Ia berinisiatif mengutak atik ponsel Wonho, berharap menemukan petunjuk. Namun decakan kasar justru mengalun, membuktikan bahwa ia tak menemukan apapun. 

Menggeledah tas akhirnya jadi pilihan lain. Dan benar saja, Hyungwon menemukan selembar kertas penuh tulisan, dipojok kanan atas terdapat huruf D ditulis besar besar menggunakan tinta merah.

Oh, jadi Wonho murung karna mendapat nilai D di mata kuliah genetika veteriner.

Entah ini hanya perasaan Hyungwon saja atau bukan, tapi penyakit narcolepsy Wonho semakin parah dari hari ke hari. Wonho pernah bilang, penyakitnya akan kambuh jika dia merasa terlalu senang, terlalu sedih, terlalu marah dan perasaan terlalu lainnya.

Ia menarik kesimpulan bahwa Wonho sulit mengendalikan perasaannya, atau emosinya mungkin, entahlah Hyungwon kan mahasiswa arsitektur bukan kedokteran.

7621 |  MONSTA X hyungwonhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang