"Apa wajahku semengerikan itu?" Yang menjawab malah balik bertanya.
"Iya, kau mengerikan! Lalu kau ini apa?" si penanya mulai frustasi.
Wonho tertawa terbahak bahak melihat wajah frustasi Hyungwon, "Sebenarnya, aku ini—“ wajah si tuan rumah berubah serius, "Kau harus janji untuk tidak mengatakannya pada siapapun", Hyungwon mengangguk, tubuhnya condong lagi kedepan agar bisa mendengarkan tiap kata dengan seksama.
Kira kira jawaban seperti apa yang akan keluar dari mulut Wonho? Mengakui kalau ia bos gangster? Atau bos mafia? Pengedar narkoba? Seorang anggota intelijen negara? Atau vampire? Seperti dugaannya tadi pagi, Hyungwon asyik menduga duga sembari menunggu Wonho melanjutkan kalimat
“Aku ini alien” ujar Wonho. Air mukanya menyiratkan keseriusan yang kentara, sama sekali tak tercetak semlipun guratan senyum bercanda.
Mata bulat Hyungwon mengerjap selama beberapa detik, sebelum berdiri tergesa dan menjauh sekitar satu meter dari meja makan.
Secepat kilat, ia meraih pisau makan lantas mengacungkan di hadapan Wonho, “Menjauh dariku alien sialan!” maki Hyungwon, “Sudah kuduga kau memang bukan manusia!”
Lelaki yang baru saja membuka kedoknya tersebut, tampak tak menunjukkan perlawanan, “Memangnya apa yang selama ini kau pikirkan tentangku? bahkan kita baru bertemu tadi siang" Dengan santai ia menautkan alis seraya melipat tangan di depan dada.
“Aku tadinya berpikir kau ini bos gangster karna postur tubuhmu, lalu vampire karna dominan warna merah dan hitam sebagai interior apartemenmu. Kemudian pengedar narkoba karna uangmu sangat banyak di usia semuda ini, tapi ternyata kau alien!” Hyungwon mengambil nafas sebentar, sebelum berkata lagi, “Kau pasti akan membawaku ke luar angkasa untuk di jadikan kelinci percobaan bukan? Jangan kau kira kaum manusia akan diam saja jika planetnya akan dijajah oleh alien sepertimu!” hardik si jangkung.
Keringat Hyungwon mengucur deras seukuran biji jagung di bagian pelipis. Tidak menyangka bahwa alien yang selama ini hanya ada di fantasi miliknya benar benar jadi kenyataan, dan lebih dramatis lagi ia sekarang sedang berhadapan satu lawan satu dengan si alien.
Tanpa aba aba tawa Wonho meledak, wajah serius lelaki kelinci itu menguap entah kemana. Tawanya terdengar sangat puas dan kencang, ia sampai sakit perut menertawakan kepolosan Hyungwon yang sudah termakan drama murahannya.
Hyungwon semakin waspada, ia mengira Wonho terbahak karna sudah berhasil mendapatkan mangsa –Hyungwon- sebagai kelinci percobaan di luar angkasa.
Setelah gejolak tawanya berangsur angsur reda, Wonho mengajak Hyungwon duduk santai di balkon. Background lampu lampu kota dan bintang sepertinya terlihat nyaman untuk sesi saling bertukar jati diri antara keduanya.
Hyungwon sempat mencekik Wonho tadi saat tau bahwa ia baru saja di bohongi. Demi apapun Hyungwon menyesal telah percaya pada mulut sialan malaikat penolongnya ini.
Sekarang ia menduga bahwa Wonho adalah seorang aktor, tapi seingatnya ia tidak pernah melihat wajah Wonho di televisi. Oh, atau dia aktor drama musikal ya?
...
Balkon apartemen yang mereka tempati bisa berubah menjadi tempat nyaman saat malam hari. Kebetulan cuaca hari ini sedang cerah, angin juga behembus lembut, tidak terlalu dingin. Beberapa bungkus cemilan, soda dan rokok sudah tersaji di meja kecil dekat sofa.
Dua lelaki tampan tersebut sudah duduk saling bersebelahan di sofa empuk yang sanggup menampung lutut hingga kepala mereka. Hyungwon bersyukur lagi karna bisa merasakan sofa mahal dan nyaman seperti miliknya beberapa tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
7621 | MONSTA X hyungwonho
Fanfiction[COMPLETED] wonho si pengidap narcolepsy memutuskan untuk memungut seseorang yang sedang menangis tersedu sedu di bilik mesin ATM.