Level 13

2.4K 431 120
                                    

Hari Senin. Genap empat bulan Hyungwon tinggal sebagai penghuni baru kamar tamu Wonho. Dua lelaki beranjak dewasa itu kebetulan sedang senggang, tidak ada tugas untuk Wonho dan tugas akhir Hyungwon masih mulus mulus saja sejauh ini.

Dodo dan Dongju berdesakan dipangkuan Wonho, dan si pemilik memilih sofa sebagai tempat bersantai. Sekaleng bir, serta sebungkus rokok selalu menjadi teman setia seperti biasa. Lelaki berbadan kekar itu baru saja mematikan rokoknya dalam asbak, tepat saat Hyungwon mengambil posisi bersebelahan dengannya seraya bermain game online di ponsel.

"Ho, ambilkan aku rokok, aku sedang sibuk" Hyungwon memberi perintah semena mena, bahkan ia tak menyelipkan kata tolong pada kalimatnya barusan.

Oh, jangan lupakan wajah bossy khas Hyungwon yang membuat Wonho semakin gemas. Gemas ingin memusnahkan jauh jauh sifat bossynya.

Berulang kali ia memikirkan bagaimana cara menghilangkan sifat buruk Hyungwon satu ini, dan satu satunya ide yang terlintas adalah dengan membuat Hyungwon tak berkutik di bawah kungkungannya.

Si tuan rumah berdecak, "Berani sekali kau! Aku ini majikanmu dan kau peliharaanku" sergah Wonho  membantah perintah seenaknya dari bibir tebal Hyungwon.

Si lelaki berparas kelinci memang selalu menggunakan senjata 'status majikan dan peliharaan' jika sifat bossy Hyungwon kambuh, sekedar mengingatkan bahwa sebenarnya Shin Wonho yang berkuasa atas seluruh hidup dan jiwa raga Chae Hyungwon.

"Justru karna aku peliharaanmu kau harusnya memanjakanku" sangkal Hyungwon membalikkan kalimat Wonho, beruntung ekor mata si bossy sempat  melirik sekilas bagaimana Dodo dan Dongju bermanja manja pada majikannya.

Chae Hyungwon memang pandai sekali bersilat lidah. Wonho tak punya pilihan lain sebelum akhirnya menuruti permintaan peliharannya. Serta merta Wonho menurut, ia mulai mengambil sebatang rokok dan menyelipkannya pada belah bibir Hyungwon.

Ia menyalakan pemantik, namun tidak langsung mengarahkan ke ujung rokok, sengaja memberi jarak yang mau tak mau kepala Hyungwon harus mengikuti arah pemantik ditangan Wonho.

Mata Hyungwon sesekali melirik ke arah pemantik untuk menemukan keberadaan kobaran api, karna fokusnya ia dedikasikan penuh untuk game. Kepala Hyungwon terus condong seiring tangan Wonho yang menjauh.

'cup'

Dahi Hyungwon mendarat tepat di atas bibir Wonho. Hyungwon terkejut, batang rokok otomatis terlepas dari apitan bibirnya, bersamaan dengan suara game over menggema melalui ponsel. Tak berselang lama tawa Hyungwon ikut mengalun, menertawakan kekonyolan adegan barusan.

"Kau gay?" tanya Hyungwon bercanda.

Bagaimanapun ciuman –meskipun hanya di dahi- antara lelaki dewasa harus tetap dipertanyakan maksudnya. Ini bukan hal yang wajar tentu saja.

Walau status Hyungwon dan Wonho hanya sebatas majikan dan peliharaan, tapi Hyungwon sudah menggap lelaki penyelamat hidupnya tersebut sebagai sahabat, meskipun ada sedikit perasaan aneh jika Wonho berlaku manis padanya.

"Ya" Wonho menjawab tanpa keraguan sedikitpun. Manik matanya menatap Hyungwon langsung,  memaku tepat di iris lebarnya, "Apa setelah ini kau akan mengemasi barangmu dan pergi dari sini karna tau aku gay?" ia melanjutkan dengan nada sarkas kental terasa.

"Tentu saja tidak" Hyungwon meletakan ponselnya dimeja, lalu balas menatap manik serius Wonho, "Kau gay dan aku mantan pelacur, bukankah takdir memang sudah berencana untuk mempertemukan kita?" tanya Hyungwon santai namun ekspresinya tak kalah serius dari Wonho.

Wonho tertawa sumbang, "Aku juga lahir dari rahim seorang pelacur", Ia memfokuskan kembali pandangannya pada Hyungwon, "Jika aku mengatakan aku menyukaimu, kira kira apa jawabanmu?"

7621 |  MONSTA X hyungwonhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang