20

2K 164 27
                                    

A Reason to Stay
20



¤¤¤

Iris mata dingin merenung langit malam. Biar tubuhnya dingin digigit angin malam, biar jemarinya kaku tanpa deria rasa. Biarkan segalanya - dia sudah tidak peduli. Sekeping hatinya sudah hancur berderai. Serpihannya begitu menusuk jiwa raga. Berdarah.

Sehinggalah seruan namanya kedengaran.
Kepala didongak melirik ke wajah Hel Ivan yang jelas bimbang. Bibir kelu namun bergetaran. Tiada ungkapan yang mampu diluah tika ini. Kurang sesaat , tubuhnya yang dingin itu didakap hangat oleh lelaki itu. Menyelimuti dirinya kembali.
Birai matanya hangat serta merta , emosi yang pergi kembali menguasai diri.

Tangan Hel lembut mengelus rambutnya , mendakap , menyalurkan kehangatan buat tubuh itu. Meski banyak persoalan yang terlintas difikirannya namun dia membisu. Perhatiannya memfokus pada wanita itu. Entah berapa lama berada dalam keadaan itu sehingga tubuhnya terasa terlalu dingin.
Pelukan dileraikan buat seketika , memberi ruang untuk dia memakaikan sweater miliknya pada Estella Raine.

" - tangan kau sejuk .. berapa lama kau ada dekat sini " kedua-dua tangan wanita itu dibawa hampir ke bibirnya. Dihembus udara hangat ke arah tangan itu sambil tangannya menggosok kedua-dua tangan yang kedinginan itu. Iris matanya lembut menatap wajah Estella Raine.

Estella membisu. Hanya iris matanya datar memerhati wajah lelaki itu. Lelaki yang dia rela pertaruhkan demi mengejar cintanya.. yang dia rela dan dengan mudahnya lepaskan hanya kerama mengejar ketamakannya. Mengapa dia terlalu beruntung mendapat lelaki seperti ini dalam hidupnya ...
Mengapa dia perlu tersepit dalam takdir seperti ini...
Mengapa ... dia tidak mampu mencintai lelaki yang begitu baik ini ...
Mengapa hati ini terlalu degil...

Air mata yang mengalir diwajah Estella diseka lembut oleh Hel.
" shuh... its okey ... saya ada dekat sini. Im here ... " halus kata-kata pujukan itu bersama sentuhan hangat diwajah.


Lelaki ini yang tidak pernah meninggalkannya ... lelaki ini yang selalu berada disampingnya dikala dia sedih ..dikala dia keseorangan..
Hanya lelaki ini yang sudi .. sudi dipergunakannya ... hanya lelaki ini yang tidak marah atau berdendam saat dia tinggalkannya demi orang lain..
Lelaki ini ibarat selimut yang menyelimutinya dikala dia kedinginan... dam dibuang tika mentari memancar disiang hari.

Iris mata Estella berubah datar. Kekosongan memenuhi jiwa raganya yang terluka. Dibiarkan emosi meragut kewarasan akal. Dibiarkan emosi menguasai nilai kemanusian. Asalkan dia tidak terluka...
Lantas tubuh Hel Ivan dirangkul erat. Mengejutkan Hel  namun pantas sahaja dia membalas pelukan itu. Tangannya mengelus lembut belakang tubuh Estella.

" .....kau selalu buat aku macam ni ... "

" ... fikirkan perasaan aku .... "

" ... aku tak akan kejar kau dah ...."


" .... berambus dari hidup aku ... "

" ....akhiri hubungan ini.... "


" ....berambus dari hidup aku "




Kekosongan mengisi pandangan mata Estella yang kabur dek air mata. Perkataan Daneiel yang begitu mencarit -carit hatinya kembali terngiang-ngiang ditelinga. Melakarkan kembali luka yang belum lagi sembuh. Terobek..terkoyak!
Lambat-lambat sepasang mata itu dipejam rapat.



A Reason To StayWhere stories live. Discover now