2

221 103 135
                                    

Kini Geby telah memakai seragam olahraganya, hendak menuju lapangan. Melihat sosok Reza yang tengah bermain basket dilapangan membuat Geby semakin bersemangat. Bahkan gadis itu sesekali melihat kearahnya, mencuri-curi pandangan.

"Geb, lama Lo!" Teriak Riyan yang sedang duduk santai bersama yang lain dipinggir lapangan.

"Gue udah laper ni Ageby!" Ucap Tita, gadis itu sudah keringatan hingga iya mengibas-ngibas rambutnya.

"Lompat Geb!" ujar Kim, berteriak.

"Gue udah lompat dari tadi, emang ring nya aja yang ketinggian!" ucap Geby masih berusaha memasukan bola kedalam ring basket.

"Lah, nyalahin ring salahin badan Lo Geb yang terlalu tinggi tuh!" Ledek kawan-kawan kelasnya. Memang inilah nasib seorang Ageby selalu di bully karena postur tubuhnya.

"Pak, saya capek udah ya pak!" Pinta Geby karena tak ada satu pun bola yang masuk ke dalam ring.

"Geby, kamu mau nilai kamu saya kasih D lagi!" ucap Pak Heru.

Geby hanya mendengus kesal, kenapa dari dulu ia selalu tidak bisa mendapatkan nilai bagus dalam bidang olahraga. Bahkan sekarang semua kawannya sudah menghilang, meninggalkannya sendiri.

"Geby, cepat sedikit saya mau makan siang!" Ucap Pak Heru yang masih menunggu Geby.

"Lah pak! Makanya kasih nilai saya C aja deh' saya capek!" ucap Geby frustasi.

"Gak bisa, saya kasih kesempatan 15 menit lagi buat kamu masukin bola. Terserah mau pake cara apa aja yang penting ada bola yang masuk!" Ucap Pak Heru yang telah lelah menunggu Geby, bahkan sudah berulang kali dirinya mencontohkan cara memasukkan bola dengan benar, tapi Geby sosoknya terlalu bebal. Dia tidak pernah mencerna apa yang iya jelaskan.

"Pak biar saya bantu!" Ucap seorang pemuda menghampiri mereka, membuat Geby ingin berteriak.

"Yaeudah, kamu ajarin si Geby ini!" ucap Pak Heru membiarkan pria itu mengajarkan Geby.

"Jadi, kaki kiri Lo didepan terus driablle bolanya lalu shoot. Gampang kan?" Ujar pemuda itu memberi contoh.

Geby hanya melongo mendengar penjelasan pemuda itu. Masih tak percaya akan sosok Reza yang kini ada dihadapannya.

"Geby!" Ucap Reza melambaikan tangannya dihadapan wajah gadis itu.

"Oh iya?" ucap Geby tersadar.

"Lo ngerti kan?"

"Iya-iya ngerti ko," Geby pun segera meraih bola dari tangan Reza mencoba mengikuti peragaan yang udah dicontohkan oleh Reza. Tapi hasil nya nihil, tetap saja tidak ada bola yang masuk.

Setelah beberapa kali iya mencoba, tapi belum ada satu pun bola yang masuk. Geby hanya mendesah kesal "Pak udahlah kasih saya nilai D aja!" Ujar Geby kesal.

"Jangan pak tunggu dulu!" cegah Reza yang kini mendekat kearah Geby membuat gadis itu semakin memanas.

"Heh! Mau ngapain Lo?" Tanya Geby ketakutan karena Reza yang semakin mendekat.

"Kita bakal ngelakuin segala cara buat bisa masukin bolanya," ucap Reza santai dengan menggendong tubuh mungil Geby sehingga gadis itu bisa menjangkau ring dengan lebih mudah.


*

**

"Thanks ya udah bantuin gue," ujar Geby memberikan sebotol minuman pada Reza.

"Oke, kalo lo mau bisa main basket mending gabung klub basket sekolah," ujar Reza setelah meneguk minumannya.

"Serius?" Tanya Geby terkejut.

"Iya."

"Gue ke kelas dulu ya!" Ujar Reza pergi.

Mengingat kejadian tadi siang membuat Geby tersenyum sendiri. Apalagi saat Reza menggendong nya, rasanya ingin melayang. Dan pemuda itu, membiarkan keringatnya begitu saja hanya demi membantunya untuk mendapat nilai yang bagus. Tapi, tadi Reza denger gak ya degupan jantungnya? Ah, semoga saja tidak. Batin Geby.

"NGELAMUN MULU!" Ucap Tita mengebrak meja, hampir saja membuat jantung Geby nyaris copot.

"Lo apa-apaan sih, kalo jantung gue copot gimana?" Ucap Geby kesal.

"Hehehe maap Geb, " cengir gadis berkuncir kuda itu.

"Lagian ngelamun mulu, Lo kenapa si Geb?" Tanya Tita heran, setelah kegiatan olahraga tadi Geby jadi banyak melamun.

"Tadi gue digendong sama Reza buat bisa masukin bola ke ring basket," jelas Geby membuat Tita membelalak.

"Wah Kim! Temen Lo mulai ngehalu!" Ucap gadis itu tak percaya.

"Dih terserah deh kalo ga percaya!" ucap Geby menyesal jika teman-temannya tidak melihat kejadian tadi di lapangan basket. Jadi, gadis itu tidak bisa membuat mereka semua merasa iri dengan nya.

"Kim! Lo masih ikut basket kan?" Tanya Geby pada Kim yang kini sibuk dengan kartu UNO yang iya pegang.

"Masih, kenapa?"

"Gue mau ikut basket ah," ucap Gadis itu santai kemudian beralih pada ponselnya.

"Lah tumben amat Lo, ada maksud Lo ya?" Ejek Kim.

"Hahaha, tau aja Lo Kim. Si Riyan kemana si?" Tanya Geby akan sosok tengil Riyan yang tak terlihat.

"Diruang musik deh kayanya," jawab Kim

Halo-halo halo
Apakabar semuanya!

AgebyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang