11

101 35 30
                                    

Keesokan paginya, Geby langsung menuju kamar Revana untuk dimintai keterangan masalah pertunangan yang dibicarakan Dimas semalam.

"Mih, Mamih sembunyiin masalah tunangan ya dari Geby?" Tanya Geby yang kini sudah masuk kedalam kamar Revana.

"Oh masalah itu, kamu udah tau dari Dimas ya? Lagi pula kan kalian sudah saling setuju mengenai perjodohan ini. Jadi menurut Mamih sama Tante Mira semakin cepat kalian tunangan semakin baik!" Jelas Revana yang sedang merapihkan kamarnya.

"Tapi Mih, Geby masih kelas 2 SMA! Masa iya udah tunangan aja!" Jelas Geby ngotot, masa iya dia harus bertunangan dengan Dimas secepat ini. Mau dibilang apa jika teman-teman nya bertanya, apalagi Dimas dan Geby kan satu sekolah. Bisa-bisa kabar ini menjadi trending topik disekolah.

"Ya gapapa dong, lagi pula kalian hanya tunangan gak langsung nikah. Gausah lebay deh" ucap Revana pada Geby, iya tahu betul sikap Geby yang keras kepala persis seperti Papahnya dulu.

Geby mendengus kesal, Revana selalu memutuskan sesuatu secara sepihak, tanpa meminta persetujuan dahulu darinya. "Memang siapa si yang mau tunangan? Mamih? Atau gue? "Ucap Geby kesal, bahkan melempari beberapa bantal ke lantai. Dan bahkan gadis itu tengah memberantaki seisi kamarnya.

Kini gadis itu hanya menatap dinding kamarnya yang kosong, gadis itu lebih memilih berdiam diri dikamar. Dari pada harus keluar rumah dan mencari pelampiasan. Yang ujungnya bisa diluar dugaan.

Sementara Geby yang tidak setuju akan pertunangan ini, di lain pihak Dimas sedang bersantai, berjemur ditepi kolam bersama ketiga temannya.

"Dim, gimana semalam?" Tanya Reza yang baru saja selesai berenang.

"Semalam gue jemput Geby disana!" Ujar Dimas masih menatap majalahnya.

"Lo jemput Geby?" Tanya Victor.

"Iya."

"Terus gimana?" Tanya Reza lagi.

"Ya gue anterin dia pulang lah," ucap Dimas.

"Acie yang udah ga jomblo lagi!" ledek Mars pada kawannya itu.

"Gue gak jadian ya sama dia!" Umpat Dimas.

"Bentar lagi juga otw jadian nih." ucap Fatur yang kini juga meledeknya.

"Bentar lagi gue tunangan sama dia! Tapi gue ga terlalu suka sama dia, dan Si Geby juga ga suka gue." jelas Dimas menatap ketiga temannya.

"Wanjay, ga jadian tapi langsung tunangan! Kenapa ga sekalian aja nikah!" Ucap Victor asal.

"Geby ga suka sama Lo Dim? Terus itu anak sukanya sama siapa?" Tanya Fatur membuat Dimas menengok kearah Reza.

"Tuh!" ucap Dimas, membuat Mars, Fatur, dan Victor melongo. Bahkan Reza yang sedang minum pun tersedak.

"Serius Lo Dim?" Tanya Mars lagi, masa iya Geby menyukai sahabat Dimas sendiri.

"Iya, bahkan semalam Geby ke cafe cuma buat ketemu sama Reza." jelas Dimas mengunjing pemuda itu.

"Semalem gue emang ketemu sama dia, tapi itu secara gak sengaja." jelas Reza yang kini duduk disampingnya.

"Kalo Lo emang suka sama Geby, berjuang dong buat dia jadi suka sama Lo!" Ucap Mars memberi saran.

"Nah bener tuh kata Mars!" Umpat Victor.

"Siapa bilang gue suka sama Geby! Orang enggak!" Elak Dimas, pemuda itu masih menyembunyikan perasaan nya. Walau ada nama Geby diingatannya, tapi jika iya mengingat perilaku Geby yang menjengkelkan, membuat iya semakin kesal.

"Yaudah kalo Lo ga suka sama Geby, biar dia sama gue aja!" Ucap Reza.

Ucapan Reza barusan berhasil membuat Dimas geram, kenapa semuanya jadi seperti ini?

AgebyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang