Finish

99 10 2
                                    

Happy reading


Geby tengah menatap lekat wajah pemuda yang kini masih berbaring lemah di atas bangsal rumah sakit.  Pemuda yang pertama kali ia tabrak di sekolah waktu itu masih enggan membuka matanya, seolah menikmati tidurnya kali ini. Padahal di sini Geby tengah khawatir dengan keadaan Dimas, karena sudah tiga hari pemuda itu belum sadarkan diri.


"Sayang, udah tiga hari kamu gak masuk sekolah. Mending sekarang kamu berangkat ke sekolah ya!" Suruh Revana sambil mengelus lembut rambut putrinya.

"Tapi Geby masih mau nungguin Dimas di sini mih," ucap Geby yang enggan mengikuti perintah Revana.

"Geby, mending kamu berangkat ke sekolah aja nak! Di sini ada tante sama mamih kamu yang jagain Dimas. Kalo nanti ada sesuatu sama Dimas, tante akan kabarin kamu secepatnya," Ucap Mira membujuk gadis itu.

Akhirnya Geby pun menuruti mereka berdua, gadis itu bangkit dari posisinya. Hendak membisikan sesuatu pada telinga pemuda itu "Gue harap setelah gue pulang sekolah nanti, lo udah sadar Dim," bisik Geby lalu pergi meninggalkan nya.

Seperti biasa, Geby memasuki kelasnya lewat jendela. Gadis itu tidak bisa menghilangkan kebiasaan yang sering ditekuninya selama ini.

"Stt, Kim!" Ucap Geby memanggil gadis yang tengah asik dengan ponselnya membuatnya menoleh.

"Elo masuk Geby?" Tanya gadis itu terkejut akan kedatangan.

"Iya, cepetan!" Geby pun memberi kode pada Kim, agar gadis itu bisa mengurus Pak Yuta.

"Yan, bantu Geby!" Ucap Kim pada Riyan dan segera mengurus Pak Yuta.

"Dimas udah sadar?" Tanya Riyan menarik tubuh Geby melewati jendela.

"Belum," ucap Geby langsung duduk di kursinya.

Geby pun mengikuti pelajaran hingga jam istirahat tiba, walaupun dalam otaknya hanya memikirkan bagaimana keadaan pemuda itu sekarang.

"Sayangnya gue masih cemberut aja! Dimas masih belum sadar?" Tanya Kim memberikan segelas jus pada Geby.

Geby menggeleng dan meneguk jus pemberian gadis itu.
"Jangan sedih lagi Geb, gue yakin Dimas pasti sadar ko," ucap Tita yang kini mengelus kedua bahu Geby.

"Dimas kuat ko Geb, gak kaya Lo!" Ucap Riyan membuat Geby mendengus kesal.

Tak lama teman-teman Dimas pun menghampiri meja mereka, dan menanyakan hal yang serupa.
"Keadaan Dimas gimana Geb? Sorry gue belum bisa jenguk Dimas lagi karena harus ngurus masalah sponsor," jelas Reza.

"Dia masih kaya kemarin, belum ada progres. Dan gue ngerti ko, oh iya sorry juga kalo gue gak bisa bantu lo cari sponsor buat acara nanti," ucap Geby yang kini tengah bersender di bahu Riyan.

"Iya gue paham ko."

"Pulang sekolah kita jenguk Dimas ya Geb, siapa tau kedatangan kita bisa buat Dimas sadar," jelas Mars turut berduka atas apa yang telah menimpa sahabatnya.

"Iya, " ucap Geby.

"Yaudah, kita pamit ke kelas dulu ya! Jangan sedih terus nanti Dimas ikut sedih," goda Victor lalu pergi.

"Dimas pasti sadar ko Geb!" ucap Fatur yang kini ikut pergi dengan mereka.

Selepas bel pulang sekolah, Geby pun melangkahkan kakinya keluar kelas dengan teburu-buru. Ia ingin sekali tiba di rumah sakit dengan cepat. Tapi suatu hal membuat gadis itu terdiam, ia baru ingat akan softcopy yang harus ia serahkan pada Reza mengenai acara sekolah nanti. Membuat gadis itu pergi mencari Reza di ruang olahraga.

AgebyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang