"Kayanya pulang sekolah gue ga sama elo deh Dim, soalnya gue bareng Riyan," ucap Geby setelah menuruni motor Dimas.
"Kenapa?" Tanya Dimas bingung.
"Soalnya gue udah biasa aja pulang bareng Riyan," ucap Geby lagi.
"Oke, gue ke kelas!" Ucap Dimas berpisah karena letak kelas mereka sangat lah jauh berbeda. Dimas adalah anak IPS 4 sementara Geby kelas IPA 1 yang membuat kelas mereka berbeda jauh.
Geby pun melangkahkan kaki nya menyusuri koridor dan sebuah tepukan tangan yang mendarat di bahunya berhasil membuat gadis itu mengumpat kasar.
"Pagi!" Ucap Riyan dengan senyum yang terpampang jelas.
"Lo itu bisa gak si gak ngagetin gue!" Umpat Geby kesal.
"Ya sorry Geby," ucap Riyan tanpa dosa bahkan pria itu mencubit gemas kedua pipinya.
Jam pelajaran pun dimulai, membuat Geby mencoba untuk mencerna penjelasan yang diucapkan Pak Eno. Sebab Pak Eno adalah sosok yang selalu menjelaskan dengan kecepatan berbicara yang sulit untuk dimengerti baginya.
Untuk sekian kalinya jam berdetik, sekarang waktunya makan siang. Membuat semua orang mengerubungi kantin, dan begitupun dengan Geby bersama ketiga temannya. Kini mereka telah duduk dan memesan makanan.
Sementara di lain pihak kini Dimas tengah memerhatikan gadis itu. Karena mejanya yang tak jauh dengan meja Geby membuat pria itu dapat melihat Geby dengan jelas.
"Dim, pulang sekolah Lo mau kemana?" Tanya Mars.
"Ga tau," ucap Dimas malas.
"Hem, gimana kalo kita nongkrong dulu ditempat biasa!" ucap Reza.
"Boleh tuh, gue setuju. Gimana Dim, Lo mau ikut?" Tanya Fatur.
"Oke, gue ikut!"
***
Bel pulang sekolah pun berbunyi, semua anak mulai keluar kelas dan meninggalkan area sekolah. Termasuk Dimas kini ia tengah berada di parkiran bersama yang lain nya bersiap untuk pergi.
Seketika pandang nya tertuju pada gadis mungil berpipi chubby yang baru saja keluar. Gadis itu sedang bersama Riyan berjalan beriringan disela gelak tawanya. Membuat Dimas mendelik bahu "Dasar cewek ga tau diri, sama siapa aja nyosor!" Umpat Dimas kesal.
"Lo kenapa Dim?" Tanya Victor melihat kearah yang dilihat Dimas.
"Enggak!" elak Dimas.
"Jangan bohong Lo! Lo liatin Geby kan?" Ledek Victor membuat Dimas hanya memutar bola matanya.
"Kalo iya kenapa?" Ucap Dimas memasang helm pada kepalanya.
"Uhuy, ada yang jatuh cinta nih!" Ledek Victor membuat Reza, Mars, dan Fatur langsung menatap kearahnya seolah tak percaya jika pemuda itu bisa jatuh cinta pada seorang perempuan.
"Udahlah, jangan banyak bacot! Yang sampe di cafe duluan harus di traktik selama sebulan!" Ucap Dimas langsung mengendarai motornya meninggalkan mereka.
Mereka mendengus kesal, bisa sekali Dimas berlaku curang. Membuat mereka bersih keras menyalip motor Dimas yang sudah lebih dulu menjauh.
Dimas pun sudah lebih dulu tiba di cafe dibandingkan ke-empat temannya. Setidaknya ditraktir dalam sebulan, bisa mengirit uang jajan nya.
"Woy, apa-apaan Lo!" Umpat Reza kesal hampir menendang Dimas yang sudah turun dari motor nya.
"Curang Lo kampret!" Umpat Victor yang baru saja tiba.
"Dapet traktiran sebulan!" Ucap Dimas bangga.
"Ga ada traktiran, Lo curang!" Ucap Mars menoyor Dimas.
"Bisa banget Lo curang nya!!" Ucap Fatur mencekek leher Dimas gemas, membuat pria itu sesak napas.
"Woy gue mati!" Ucap Dimas berusaha melepaskan cengkraman Fatur dari lehernya.
"Oiya entar kalo Lo mati, gentayangin gue kan berabe," ucap Fatur melepaskan cengkraman nya.
Mereka pun segera memesan makanan, bermain UNO ataupun semua permainan yang dibawakan Mars dari rumahnya. Mars selalu membawa semua permainan milik adik nya ke sekolah agar mereka semua tidak merasa bosan saat berkumpul.
"Dim, tadi Lo kenapa si liatin Geby kaya gitu?" Tanya Victor disela permainannya.
Mendengar itu, Dimas merasa malas. Kenapa harus membahas cewek itu lagi si.
"Lo suka sama Geby?" Tanya Reza menyikut perutnya berhasil membuatnya meringis.
"Gak!" Ucap Dimas singkat.
"Halah, jujur aja kali Dim sama kita!" ucap Fatur, pemuda itu bermain UNO sambil membalas chat dari kekasihnya.
"Gue dijodohin sama dia!" Ucap Dimas datar.
Mereka menatap Dimas tak percaya. Bahkan Victor, pemuda itu melongo mendengar nya.
"Wah, ini si keenakan elo!" Umpat Mars tertawa.
"Pala Lo enak!" Ujar Dimas.
"Kalo gue si, seneng aja dijodohin sama Geby. Orang anaknya imut, terus cantik lagi!" Jelas Victor, karna kelamaan jomblo membuat pemuda itu menjadi murahan.
"Menurut gue, udahlah Lo sama Geby aja," ujar Reza setuju jika sahabat bersama dengan Geby.
"Awalnya si, gue ga setuju sama perjodohan ini. Tapi setelah kemarin gue jalan sama dia, dia anaknya lumayanlah," ucap Dimas menggaruk tekuk lehernya.
"Lumayan bikin nyaman?" Ledek Reza.
Dimas kikuk sendiri, kenapa jadi seperti ini perasaan nya dengan Geby. Gadis itu memang mempunyai mantra hingga membuatnya merasa nyaman disamping gadis itu.
"Tapi Geby nyebelin orang nya, dia bilang si dia suka sama Lo Za!" Ucap Dimas pada Reza, hingga membuat pemuda itu yang sedang minum tersedak.
"Hah? Suka sama gue?" Tanya Reza heran.
Dimas hanya mengangguk.
"Gue kan udah ada Abel, mending Lo bilangin sama Geby jangan deketin gue!" Suruh Reza, agar pemuda itu memberitahu soal ini pada Geby.
"Udah, tapi anaknya keras kepala."
"Tapi tenang gue ga akan merebut Geby dari Lo ko bro!" Ujar Reza lagi.
"Lagi pula, gue ga bilang kalo gue suka sama dia. Cuman itu cewek bisa aja buat gue nyaman." jelas Dimas masih bermain dengan kartu UNO nya.
"Halah paling nanti Lo juga suka!" Umpat mereka semua bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ageby
Teen Fiction"Dimana-mana jalan itu pake kaki, bukan pake mata. Lagi juga sorry aja si gue gak liat, siapa suruh lo muncul tiba-tiba!" ucap gadis itu tak ingin kalah. "Udahlah minggir, gue mau pergi!" Ucap Pemuda itu mendorong tubuh Geby, hingga membuat gadis it...