16

59 12 2
                                    

Happy Reading ✨

Geby melangkahkan kaki melewati koridor rumah sakit. Ia takut terjadi sesuatu pada Revana, walaupun wanita itu kadang suka seenaknya sendiri, tapi kali ini hanya Revana lah yang ia punya.

Geby melihat sosok Dimas dan Tante Mira yang tengah duduk di kursi tunggu membuat gadis itu mempercepat langkahnya.

"Gimana sama keadaan mamih?" Tanya Geby dengan napas terengah-engah.

"Masih diperiksa sama dokter didalam," Ucap Dimas pada Geby dan tepat dibelakang gadis itu ada Reza disana.

Tak kuasa melihat Revana yang sedang berbaring lemah dengan selang infus ditangannya, membuat Geby menangis bahkan kini Geby membutuhkan sebuah pelukan hangat.

Tante Mira sudah tidak ada disana, wanita paruh baya itu memutuskan untuk mengurus masalah administrasi, sementara Reza, pemuda itu seketika hilang di telan bumi. Hanya tinggal Dimas Arsatya disana, pemuda dingin itu hanya berbeda satu kursi dengan nya.

"Kenapa?" Suara Dimas menggema di koridor rumah sakit, merasa dilihati oleh Geby, pemuda itu mulai bersuara dan mendekat kearah nya.

Tiba-tiba Geby memeluknya, membuat Dimas terkejut. Dimas pun mengelus puncak rambut gadis itu karena Geby masih menangis dalam pelukannya.

"Lo yang sabar ya Geb," ucap Dimas menenangkan Geby.

Mendengar suara itu Geby tersadar, jika kali ini ia benar-benar memeluk seorang Dimas Arsatya. Mau ditaro mana mukanya kali ini? Geby pun mendongak lalu menghapus air matanya. Malu rasanya ia menatap Dimas, lagi juga kenapa ia harus memeluk Dimas barusan.

Tak lama keluarlah seorang suster dari ruangan yang tengah ditempati Revana.

"Disini ada yang namanya Ageby?" Tanya suster itu.

Geby segera berdiri, menghampiri suster tersebut."Saya Sus, apa mamih saya sudah sadar?"

"Sudah, sekarang ibu Revana sudah boleh dijenguk," ucap Suster itu.

Geby pun memasuki ruangan itu, terlihat amat jelas wajah Revana yang pucat pasi.
"Mamih kenapa bisa kaya gini?" tanya Geby duduk di samping Revana.

"Mamih cuma capek kerja aja ko, setelah ini mamih juga udah boleh pulang," jelas Revana memainkan anak rambut putrinya. Apa saja akan ia lakukan demi memenuhi kebutuhan malaikat kecilnya.

"Setelah ini, mamih jangan kerja sampai larut malam ya, kalo mamih banyak kerjaan kasih Geby aja biar Geby yang kerjain," ucap Geby mengetahui betul jika setiap kali Revana pulang kerja, Revana selalu meneruskan pekerjaan nya hingga larut malam.

Revana hanya mengangguk, dan sadar jika kini sudah ada Mira juga Dimas yang sudah ada diambang pintu.

"Mira, Dimas ayo masuk!" Ucap Revana

"Alhamdulillah kamu udah sadar Rev," ucap Mira.

"Semoga cepat sembuh ya Tante, Tante sakit Geby nangis nya sampe lebay sampe-sampe baju Dimas basah karena air matanya, " ledek Dimas merebahkan tubuhnya di sofa.

"Heh! itu juga kan reflek karena cuma ada lo disitu, kalo ada Tante Mira juga gue lebih milih meluk Tante Mira daripada lo!" jelas Geby kesal menimpuk Dimas dengan tasnya.

"Oh jadi tadi kamu meluk Dimas?" Ucap Revana yang kini meledek putrinya.

"CK, itukan urgent Mih. Udahlah mamih jangan kompor deh!orang sakit ga boleh banyak ngomong," ucap Geby mengelak.

AgebyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang