[15] Makan siang

1.8K 223 17
                                    

Taehyung terkekeh meremehkan, "Ucapanmu itu terlalu tinggi, terlalu bodoh dan terlalu banyak harapan. Kau mengaku belum menikah dengan atasanmu itu? bagaimana jika dia," Taehyung mengusap dagu sooyoung. "Tertarik untuk bermain denganmu dan terkejut kalau kau.."

"Hentikan taehyung! Aku bukan seperti wanita yang kau fikirkan!" Sooyoung tau kemana arah pembicaraan taehyung tadi, lagi-lagi ia merasa sakit hati dengan ucapan taehyung.

Taehyung tersenyum tipis dan meninggalkan sooyoung berdiri di pertengahan pintu kamar mandi.

Sooyoung menghela nafasnya. Ia membenci taehyung. Ia membenci perlakuan dan ucapan taehyung. Ini seperti bukan taehyungnya saat masih 12 tahun dulu.

Dalam fikiran taehyung, taehyung merasa puas mengatakan hal tersebut. Rasanya seperti menang lotre 5 kali berturut-turut, puas. Tapi meski sudah menyakiti hati dan fisiknya kenapa rasa yang tidak dapat dimengerti sejak pertama kali pertemuannya di jeju ini tak kunjung hilang? Apa sampai saat ini ia masih belum juga puas menyakiti wanita yang dikatakan chaeyoung dulu pernah menyakiti hatinya? hmm mungkin iya, sebab ini baru 2 kali pertemuan mereka. Mana mungkin taehyung bisa langsung puas merasa menyakiti istri mainannya itu.



"M-maaf lama pak," ucap sooyoung pada atasannya yang tengah menunggunya di lobby.

"Tidak apa, ayo segera masuk ke mobilku. Rekanku Taehyung sudah ke tempat makan duluan."

"Maaf pak, apa kita akan makan dengan,"

"Ya," potong sehun cepat. "Acara makan seorang Direktur juga bukan sembarang jamuan, ini acara yang terkesan santai dan lebih mudah meyakinkan pihak lain untuk bermitra bisnis."

Sooyoung mengangguk kaku.

"Ada apa? Kau tidak ingin ikut?"

"T-tentu ikut pak, saya sekretaris anda."

"Bagus, tunggu apa lagi? Pembicaraan kita membuang waktu 3 menit di basement."

"Baik pak."

Selama diperjalanan semua hening, tidak ada yang ingin membuka obrolan. Sampai dimana sehun merasa jenuh menyetir dan lelah sendiri melihat sekretarisnya yang duduk disampingnya ini sangat kaku dan kakinya bergetar ntah karena apa.

"Santai saja," ucap sehun.

Sooyoung terkejut bukan main, untung saja penyakit jantungnya sudah tidak ada. 

"Makanya jangan melamun, beruntung atap mobil ini sedikit tinggi. kalau tidak saking kagetnya mungkin kepalamu akan menyentuh atap mobil," sehun terkekeh.

Sooyoung tersenyum malu, "maaf pak."

"Santai saja didalam mobilku ini, apa semua wanita saat berdua dengan laki-laki di mobil akan gugup seperti itu?"

Sooyoung kebingungan.

"Saya baru pertama kali mengajak wanita kemobil saya, apa semua wanita sepertimu jika mereka berada diposisimu, hm?"

"O-oh sepertinya iya pak, karena bapak tampan, kaya dan,"

"dan?"

"mobil bapak bagus," ucap sooyoung berusaha mencairkan suasana.

Sehun terkekeh, "kau ini. Sudah sampai, ayo turun."

"Baik pak." sahut sooyoung segera membuka pintu dan keluar tapi tertahan.

Buka tertahan karena ditahan seseorang tapi ditahan oleh seatbeltnya sendiri. Maklum, dari lahir sooyoung hidup didesa sooyoung hanya tahu cara memakai seatbelt saat melihat televisi dan dia sedang berfikir bagaimana caranya melepas ini tapi tidak terlihat seperti orang bodoh dimata bosnya.

VJOY : I DON'T NEED YOU [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang