Tahun Terbit: 2012
Banyaknya Halaman: 160 Halaman.
Indah, seorang diplomat yang bertugas di KBRI Korea. Dia menikmati kesendiriannya. Tanpa ikatan, tanpa teman. Kala sebuah tugas mewajibkannya menjaga Abi, seorang pelaut Indonesia yang jatuh sakit di Korea, Indah keberatan. Apalagi Abi seorang pria yang menyebalkan, rewel, susah didekati, dan banyak tuntutan. Indah melakukan tugasnya setengah hati. Mencatat kondisi kesehatan Abi, berkonsultasi dengan dokter, dan mengawasi asupan obatnya. Bisa dibilang Indah sebagai babysitter Abi yang tak mau mendengar semua saran dari dokter dan dirinya. Seakan pria itu memang ingin mati.
Indah tak sabar menunggu kedatangan kapal yang akan membawa Abi pergi dari hidupnya. Namun, lambat laun, kedua hati yang beku itu meleleh. Memunculkan luka-luka yang tersembunyi. Luka-luka yang kemudian mereka bagi dalam kesunyian. Dan tatkala hati mulai tertambat, perpisahan pun tak terelakkan ... Akankah hidup mereka bersimpangan kembali? Ataukah perjumaan mereka hanyalah persimpangan sementara yang takkan kembali?
Selama ini kita pasti asing denger Novel yang keluar sesudah filmnya keluar. Jadi istilahnya, diangkat dari film lebar. Bukan dijadikan film lebar. Dari awal, gue udah ngira ini bakalan sedih karena ada tulisan di covernya "There are more to be told between two words." Mancay banget kan ya, pas dibuka, dilembar pertama langsung ada tulisan lagi.
"Memaki perpisahan sama saja mengutus pertemuan." Gila! Ini bener banget, dan gue setuju sama quote ini. Lanjut ke cerita, Abi, seorang ABK di Lotus Container Ship Singapore jatuh sakit dan karena Indah salah satu karyawan cabang KBRI di Busan, Korea, Indah harus menemani Abi yang terkena serangan Jantung di kapal.
Indah yang selama ini menemani Abi kesal karena lebih baik Indah dikantor dibanding menemani Abi yang menyebalkan bagi Indah dan Indah menginginkan Kapal yang menjemput Abi segera datang agar dia bisa lepas dari tugasnya ini. Eh, malah ada benih-benih cinta yang tumbuh diantara mereka!
Kata-kata yang menyentuh di gue itu "Kursi roda itu juga akan jadi pengingatku. Suatu hari nanti, aku ingin jalan-jalan sama kamu tanpa dia. Jadi, aku bisa ada disamping kamu, melihat kamu bukannya didepan kamu." Itu kata-kata terso sweet yang pernah bikin gue nangis tapi seneng juga. Ok, gue lebay.
Tapi, gue recommended banget buku ini buat kalian baca walaupun tata-bahasanya masih ngebingungin tapi gue dibuat penasaran sama buku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book Review(s)
Non-FictionCopyright 2014. Tentang setumpuk buku-buku yang pernah gue baca.