SPOILER ALERT
SPOILER ALERT!!
SPOILER ALERT!!!
Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa.
Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.
Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.
Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami.Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua.
Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.
Walaupun gue ngelongkap-longkap halamannya tapi tetep aja gue nyesek bacanya.
I'm warning you once again, if you don't want to be know the story about this book just leave this chapter.
Tania, cewek kecil yang menjadi pengamen jalanan bersama adiknya, Dede harus menjadi tulang punggung keluarga ketika Ibundanya jatuh sakit dan Ayahnya meninggal dunia. Mereka mengamen dari bus ke bus, dari pagi sampai malam.
Mereka memutuskan sekolah mereka untuk membantu Ibu mereka, lalu, disaat malam tiba, Tania dan Dede pulang ke rumahnya. Tetapi tiba-tiba kaki Tania terkena paku dan membuat Tania dan Dede duduk dipinggir lalu Tania
KAMU SEDANG MEMBACA
Book Review(s)
Non-FictionCopyright 2014. Tentang setumpuk buku-buku yang pernah gue baca.