#13; Pernikahan

3.4K 159 3
                                    


Hari pernikahan pun tiba. Sesuai yang telah disepakati, pernikahan akan dilaksanakan dua hari setelah Ginting melaksanakan turnamen atau lebih tepatnya tanggal 26 Februari 2019.

Lea tak berhenti menatap dirinya sendiri pada cermin berukuran besar yang ada didepannya.

Satu sisi ia merasa sangat gugup, tapi disisi lain dia sangat senang karena hari ini dia merasa sangat cantik dengan riasan wajah dan gaun yang melekat ditubuhnya.

Gaun pilihan Ginting.

"Kamu sangat cantik Lea memakai gaun itu."

Lea menoleh kearah Lucia. "Makasih mah, pilihan Ginting ini"

"Maafin Lea mah, mungkin kalau bukan karena orangtua Lea, Ginting tak akan menikah hari ini."

Lucia memeluk Lea. " kamu jangan berpikiran seperti itu, mungkin pada awalnya Ginting terpaksa, tapi untuk saat ini Ginting sepertinya tulus ingin menikahi kamu."

Tanpa sadar airmata Lea pun menetes.

"Jangan nangis, nanti luntur makeupnya." Lucia menghapus airmata Lea.

"Gakan luntur kok mah, kan makeupnya mahal." Ucapan Lea membuat mereka berdua tertawa.

"Kak gimana udah siap?" Tanya Niken.

Lea mengangguk. "Ayo antar aku kesana."

-----

Ginting side's

Sejak malam tadi rasanya aku tak bisa tidur, bukan karena kesulitan menghafal janji pernikahan kami, tapi ada rasa cemas dan gelisah yang menyelimutiku.

"Santai aja kali Ting, kaya yang mau dicabut nyawa aja." Fajar mengusap bahuku.

"Bukan gitu Jar, deg degan aja gitu, kalau nikah emang gini ya rasanya?"

Fajar mengedikkan bahunya. "Mana Gue tau, jangankan nikah, punya pacar aja belum."

Seketika aku menyesal telah bertanya pada fajar.

"Koh Sinyo juga waktu itu kaya lo, gelisah gajelas, mondar mandir mulu. Iya gak Jom?"

Rian mengangguk. "Iya Vin, ya mungkin emang gitu kali."

Aku bersyukur ternyata yang aku rasakan saat ini ternyata normal.

"Gelisah mikirin malam pertama ya lo? Eh gaboleh 'nyampur' dulu lo sebelum Lea lahiran."

Ucapan Fajar tadi refleks aku hadiahkan bogeman pada bahunya.

"Sialan lo."

"Tahan ya Ginting junior, aku tau kamu kuad." Ucap Jonatan yang membuat semua tertawa.

Ginting junior?

Sialan kalian semua.

"Otak kalian perlu disapu! Lagian nikah buka karena Gue ingin..ya itu lah! Tapi Gue tulus ingin hidup sama dia sampe tua!"

Kevin terkekeh. "Iya deh yang sekarang tulus, padahal awalnya terpaksa."

Ginting mendecak, kemudian ia merasa ada yang menepuk bahunya.

"Gimana Anthony, sudah siap?" Tanya salah satu crew yang bertugas membantu pernikahan Ginting.

Ginting mengangguk.

"Yasudah, mari kita ke altar, bentar lagi pemberkatan kalian dimulai."

Ginting menghela nafasnya kemudian ia kembali mengangguk.

"Semangat Ting! Awas lupa janjinya!" Teriak Jonatan.

Lea diantar ayahnya berjalan menuju Ginting yang menunggunya di dekat altar sambil diiringi instrumen musik yang terdengar merdu dan khidmad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lea diantar ayahnya berjalan menuju Ginting yang menunggunya di dekat altar sambil diiringi instrumen musik yang terdengar merdu dan khidmad.

Ginting terpukau melihat Lea dengan balutan gaun pilihannya beserta riasan diwajahnya yang membuatnya pangling.

Ginting meraih tangan Lea, kemudian mereka berjalan bersama menuju altar.

Pendeta kemudian memberikan pertanyaan peneguhan dan di iyakan oleh mereka berdua.

Tiba saatnya pengucapan janji nikah yang sedari tadi membuat Lea menahan tangisnya.

Ginting menatap Lea tepat di matanya. "Gabrilea natapraja, aku mengambil engkau untuk menjadi istriku, untuk saling memiliki dan menjaga untuk sekarang dan selamanya, pada waktu susah maupun senang,pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, dan inilah janji setiaku yang tulus."

Lea tak kuasa menahan tangis ia pun meneteskan air matanya, ia sangat terharu mendengar Ginting mengucapkan janjinya itu.

Dengan suara yang serak Lea mengucapkan janjinya. "Anthony Sinisuka Ginting, aku mengambil engkau untuk menjadi suamiku, untuk saling memiliki dan menjaga untuk sekarang dan selamanya, pada waktu susah maupun senang,pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, dan inilah janji setiaku yang tulus."

Ginting tersenyum mendengar Lea mengucapkan janji nikah itu.

Kemudian mempersilahkan mereka berdua untuk bertukar cincin.

"Dengan demikian dalam nama tuhan, saya menyatakan bahwa sdr. Anthony Sinisuka Ginting dan Gabrilea Natapraja resmi menjadi suami istri dihadapan tuhan." pernyataan pendeta tersebut langsung dihadiahi tepuk tangan dan tangisan haru dari semua orang yang berada didalam ruangan ini.

Ginting kemudian membuka kerudung tipis yang menutup wajah Lea.

"Kamu cantik" Bisik Ginting pada Lea.

Seketika wajah Lea memerah, dan Ginting terkekeh melihatnya.

Dan kemudian Ginting mencium Lea tepat di bibirnya.

Saat mereka berciuman, suasana ruangan ini menjadi riuh karena suara tepuktangan dan teriak dari orang orang yang ada diruangan ini.

"Nyosor aja lo ting!" Teriak Fajar.

"Wah gilasi si Ginting agresif juga!" Kevin tak mau kalah ikut meneriaki Ginting.

Ginting kemudian menatap tajam kearah mereka, tapi sedetik kemudian ia ikut tertawa bahagia bersama yang lain.

"Cie udah jadi istri aku." bisik Ginting tepat di telinga Lea.

"Makasih banyak Ting" Lea masih menangis.

Dengan kebahagiaan yang menyelimuti mereka. Mereka mungkin tak menyadari sedari tadi,tepatnya disudut ruangan ada seseorang yang tengah memperhatikan kebahagiaan mereka.

"Jahat kamu ting, kamu ga mikirin gimana sakitnya aku." kemudian ia berjalan menuju pintu, ia tak tahan lagi harus menahan sakit melihat kebahagiaan mereka berdua.

"Kita lihat aja nanti, aku yakin kamu gakan bahagia tanpa aku."

Meiwa menghapus airmata di pipinya, kemudian ia membuka pintu lalu berjalan menjauhi ruangan itu.

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RankleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang