10. truth or dare?

269K 5K 99
                                    

Alvaro berada di balkon kamarnya ia sedang menikmati semilir angin sore yang membuat rambutnya berterbangan. Sambil melihat bangunanan-bangunan tinggi kota Jakarta yang penuh polusi. Tiba-tiba konsentrasi nya terpecahkan saat mendengar suara deringan ponsel miliknya. Ia pun mengambil ponsel nya dan tertulis nama Devan di sana.

"Halo."
"..."
"Emang nyokap bokap lo kemana?."
"..."
"Apa nginep? Nggak mau gue."
"..."
"Iya-iya, Kenzo sama Kenzie juga?."
"..."
"Oke."

Setelah sambungan telepon selesai, ia pun segera bergegas ke kamar mandi untuk melakukan aktivitas sore nya.

🐇🐇🐇

Seorang laki-laki sedang berada di kamar nya sibuk berkutat dengan ponsel nya, dia adalah Devan, tiba-tiba bibi mengetok pintu dan memberitahu kalau di bawah ada tamu. Siapa yang tiba-tiba datang ke rumahnya. Siapa tamu itu? Apa teman orangtua nya. Tapi mana mungkin, orangtua nya saja,sedang pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Tapi siapa? Apakah Alvaro, tapi jika Alvaro kenapa dia tidak langsung masuk ke kamar seperti biasa nya. Dan kenapa bibi tidak mengenalinya.

Saat berfikir seperti itu dia tidak menemukan jawabannya akhirnya dia memutuskan untuk menemui tamu itu.

"Nisa?." kata Devan. Ia melongo saat mendapati Nisa ada di rumah nya.

Nisa adalah sahabat kecil Devan yang mungkin saja menyukai nya. Karna persahabatan seorang laki-laki dan perempuan, pasti dibalik nya ada satu orang yang memiliki perasaan lebih dari sahabat.

"Hai Devan." Kata Nisa, ia berlari dan memeluk Devan. Setelah beberapa lama ia pun melepaskannya.

"Devann, aku kangen sama kamu." kata Nisa, lalu menggandeng Devan untuk duduk.

"Kamu kok bisa ada di sini? Bukannya kamu tinggal di luar negeri." tanya Devan. Iya, memang dua tahun belakangan ini Nisa tinggal di luar negeri bersama orangtua nya.

"Hiks... Hiks... Devan." tangis Nisa tiba-tiba.

"Kenapa nangis?." tanya Dengan khawatir.

"Aku kabur Van, mom dan dad aku berantem terus tiap hari...hiks...aku nggak bisa ngliat mereka berantem." kata Nisa.

"Udah-udah, jangan nangis lagi." ucap Devan sambil mengelus-elus punggung Nisa bermaksud menenangkan .
"Terus kamu tinggal dimana?." tambahnya.

"Aku nggak tau Van, a-ku baru pulang dari luar negeri terus langsung ke sini. Koper aku masih di depan rumah kamu." jawab Nisa

"Astaga Nisa, kamu mau tinggal dimana kalau kayak gini?." kata Devan kaget sekaligus bingung.

"Ng-gak tau Van. Kamu jangan marah-marah kayak gitu sama aku." kata Nisa

"Iya-iya nggak, apa kamu tinggal aja sama nenek kamu lagi?."

"Ta-pi Nenek kan benci sama aku Van, aku takut dia ngapa-ngapain aku lagi."

🐇🐇🐇

Setelah beberapa lama berada di rumah Devan, Nisa pun akhirnya memilih untuk menyewa rumah saja dulu. Dan tadi dia sudah di antar Devan untuk melihat rumah nya. Dan akhirnya ia tinggal disana.

Saat hari sudah menjelang malam, Alvaro, Kenzie dan Kenzo pun datang ke rumah Devan. Mereka kesini untuk menemani Devan si penakut. Memang Devan sangat takut dengan nama nya kesepian saat malam hari dimana pun itu.

Mereka semua sedang ada di kamar milik Devan. Alvaro yang sibuk dengan ps bersama Devan. Kenzo dan Kenzie sibuk menonton video di laptop. Entah video apa yang ditontonnya.

LOVE ACTUALLY Part 1 (Proses Penerbitan + Perkembangan Part)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang