24. Akhir?

181K 5.7K 537
                                    

Lima hari telah berlalu, dan malam ini malam ke lima yang merupakan malam puncak acara hari jadi sekolah. Perlombaan pun telah selesai dan malam ini juga akan di umumkan siapa pemenang dari perlombaan tersebut.

Puncak acara di adakan di lapangan upacara, yang terbilang luas, terdapat panggung dan juga musik yang menemani keramaian malam ini.

Lima hari berlalu pun, membuat Qeyla terus saja menemani Qila dimana pun perginya. Karna kejadian empat hari silam, setelah Qeyla berbicara dengan Vena dan Alvaro. Tiba-tiba saja, sore nya saat acara telah selesai. Qila ijin ke kamar mandi untuk mengganti baju nya, tapi tiba-tiba saja pintu kamar mandi terkunci dari luar. Maka dari itu, siapa lagi kalau bukan Vena yang mengerjai nya. Karna, gadis itu cukup pintar untuk membuat rencana ini.

"Lo kenapa sih Qey, gue bosen liat lo mulu. Gue mau ikut temen-temen deh." ucap Qila, gadis itu memang sudah risih kepada kembarannya, sejak kejadian Qila terkunci di kamar mandi.

"Udah, lo tanggung jawab gue. Noh liat, Alvaro sama Vena." ucap Qeyla menunjuk dengan dagu nya.

Gadis itu melihat Alvaro tunangannya dan Vena sedang bergandengan tangan. Lagi-lagi, Qila harus melihat kejadian ini. Hati nya sungguh tersiksa sejak gadis itu bertunangan dengan Alvaro.

"Buktiin ke dia kalau lo bisa tanpa dia." bisik Qeyla di telinganya.

"Tuh Aldi, bareng dia aja. Gue tau dia anaknya baik."

"Kok lo tau yang namanya Aldi sih."

"Lhah, itu kan yang mewakili prince di kelas lo kan yang gandengan sama lo. Ya gue tau lah."

"Udah sana, biar gue nanti yang bicara sama sahabat lo."

Gadis itu pun dengan terpaksa menghampiri Aldi yang sedang mengobrol dengan teman sekelasnya.

"Hai." sapa Qila.

"Eh-hai Qil. Sendirian aja?."

"Iya, boleh gabung?."

"Eh maaf ya, lo sama Aldi aja. Kita-kita mau pergi dulu." ucap salah satu teman sekelas. Mereka pun meninggalkan Qila dan Aldi.

"Lhoh lhoh." ucap Qila.

"Kenapa? Kok wajahnya gitu? Nggak suka?." tanya Aldi.

"Oh, nggak kok. Biasa aja."

🐇🐇

Dilain sisi secara bersamaan Alvaro selalu saja bersama Vena, banyak orang yang mengatakan kalau mereka berpacaran. Namun, sebenarnya tidak.

"Var, misalnya ya,kalau gue crita sama lo, lo bakal bela gue atau nggak?."

"Iya iya lah, pasti dong."

"Beneran?." tanya Vena memastikan, Alvaro hanya mengangguk membenarkan.

"Jadi gini, tadi siang itu gue kan makan sendiri dikantin. Terus tiba-tiba Qila datang ke meja gue. Dia nggebrak meja keras banget sampe gue yang lagi makan tersedak gitu. Tiba-tiba dia narik tangan gue Al, sampe-sampe dia tangan aku merah kayak gini nih, masih belum hilang bekasnya. Dia ngomong kalau gue harus jauhin lo, dia nggak suka banget sama gue. Terus dia ngomong kalau lo nggak berhak bahagia, lo harus menderita. Gitu, lo percaya nggak?." ceritanya panjang lebar, Alvaro menggeram menahan amarahnya.

"Hebat banget lo, mutar balikin fakta." batin Qeyla, gadis itu mendengar pembicaraan mereka.

LOVE ACTUALLY Part 1 (Proses Penerbitan + Perkembangan Part)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang