Roku

4.3K 463 50
                                    

Aku terus terbang menuju tempat Lucy dan Happy berada, lalu aku terkagum melihat matahari terbit yang begitu indah dari arah laut.

"Wuah... Indahnya. Aku sudah sering melihat matahari terbit di One Piece, tapi aku tetap selalu terkagum melihat warna cantik jingganya."Gumamku yang terkagum karena melihat matahari terbit.

Aku terbang terus sambil memandangi keindahan matahari terbit. Karena terlalu mengagumi keindahan matahari terbit, tanpa sadar aku sudah berada di pantai.

"Happy, Lucy! Syukurlah! Kalian sela..."Ucapku riang tapi lalu langsung berhenti berucap saat menyadari kalau Lucy dan Happy sedang berlutut di depan seorang Erza Scarlet.

Bisa aku ulang? Seorang ER-ZA SCAR-LET.

'G-Gawat... Aku lupa kalau Erza bakal datang ke sini.'Pikirku pundung.

"S-Sepertinya Lucy dan Happy tidak ada di sini. Aku harus cari ke tempat lain."Ucapku ngeri sambil buru-buru membalikkan badan-ku untuk langsung terbang pergi menjauh dari Erza.

"(Namamu)."Panggil Erza dengan suara yang dalam dan aura menyeramkan yang membuat aku langsung berjengit ngeri.

"Aye..."Ucapku dengan berlinangan air mata.

"Cepat ke sini."Ucap Erza.

"Aye..."Tanggapku pasrah.

"(Namamu) jadi seperti Happy juga."Ucap Lucy sweatdrop.

Tak lama kemudian, aku pun juga duduk berlutut di depan Erza bersama dengan Lucy dan Happy.

'Aku tak pernah mengerti kenapa yang selalu aku begitu takutkan itu seorang perempuan juga. Tapi Erza maupun Robin maupun Nami, mereka bertiga sangat mengerikan kalau marah.'Pikirku pundung.

"Dimana Natsu?"Tanya Erza.

"Chotto, dengarkan dulu! Kami menyesal pergi tanpa minta izin, tapi pulau ini benar-benar dalam masalah sekarang! Beberapa orang mencoba menghidupkan iblis yang tersegel dalam es, dan para penduduk desa menderita karena sihir itu. Pokoknya, mereka dalam masalah besar. Kami ingin sekali menyelamatkan pulau ini..."Ucap Lucy.

"Aku tidak peduli."Ucap Erza.

"Kalau begitu biarkan kami menyelesaikan tugas kami..."

Tapi kemudian Lucy langsung berhenti berucap karena tiba-tiba saja Erza mengacungkan pedangnya tepat ke leher Lucy yang membuat aku dan Happy langsung berpelukan satu sama lain karena ketakutan melihat itu.

"Kau salah, Lucy. Kalian semua membangkang Master. Jangan berpikir kalian bisa lolos dengan selamat."Ucap Erza dengan sangat begitu menakutkan.

'Erza kowai... Robin juga kowai... Mendingan Nami yang cuman ngomel dan gebuk yang gak terlalu menakutkan... Walau kadang menakutkan juga sih.Pikirku ngeri.

"Ngomong-ngomong, (Namamu)."Ucap Erza yang membuat aku langsung berjengit takut.

"A-Aye?"Tanggapku.

"Kemarin Master mendapat pesan laporan dari Laxus kalau dia sudah membawa-mu pergi, makanya Laxus meminta pada Master untuk jangan menghukum-mu. Lalu kenapa kau ada di sini juga?"Ucap Erza yang membuat aku langsung terkejut mendengar itu.

"E-Eh? Laxus mengirim pesan seperti itu pada Jiichan?"Tanggapku.

"Ya. Sekarang jawab pertanyaan-ku."Ucap Erza lalu berganti mengarahkan pedangnya ke leher-ku yang membuat aku langsung ngeri.

"Hiiyyy! Y-Yah... K-Kemarin Laxus memang menemui-ku dan membujuk-ku untuk kembali. Tapi aku menolaknya."Ucapku.

"Jadi Laxus mengetahui kau tetap pergi tapi malah melindungi-mu?"Tanggap Erza.

Fairy TailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang