lima

94 11 0
                                    

Menikah bukanlah hal yang mudah di untuk putuskan oleh Betrand Hariyanto saat ini atau sampai kapan pun Betrand tidak akan pernah siap.

Walau sudah menjalin hubungan dengan seorang penulis terkenal selama 4 tahun, Betrand masih tetap tidak siap untuk menikah. Bukan karena Betrand takut untuk berkeluarga tapi karena dia kadang bimbang, apa dia benar-benar mencintai Clarine atau hanya menghargai perasaan wanita itu.

Tidak ada alasan bagi seoarang pria normal seperti Betrand memberi pengharapan palsu pada gadis cantik berdarah blasteran Australia-Indonesia seperti Clarine.

Clarine adalah seorang penulis sukses, tidak ada satu pun naskahnya yang di tolak oleh penerbit, hampir semua novelnya telah di filmkan dengan berbagai gendre dan belum lagi novelnya yang telah di terjemahkan dalam berbagai bahasa dan tembus sebagai best seller.

Tapi ini bukan hanya masalah perasaan tapi, ini adalah masalah prinsip Betrand hanya akan menikahi wanita yang dia cintai bukan wanita yang dia hargai karena sebuah keterikatan. Clarine pernah menyelamatkan nyawanya saat Betrand mengalami kecelakaan sewaktu dia kuliah di Melbourne. Sudah berapa kali Betrand ingin mengkhiri hubungannya dengan Clarine tapi wanita itu terlalu rapuh untuk di sakiti sampai Betrand tidak tega.

Kini Clarine mendesak Betrand untuk menikahinya "Apa lagi yang kita tunggu?" kata-kata itu selalu memenuhi kepala Betrand.

Setelah menyerah pada kenyataan bahwa dia tidak akan menemukan wanita yang dia cari selama ini, dia pun pasrah pada hubungannya dengan Clarine .

Sebagai pewaris tunggal dari 4 hotel besar mewah milik Ayahnya bukanlah hal yang mudah, Julukan Raja properti telah di serahkan Harianto pada anak sematawayangnya, membuat Betrand harus berhati-hati dalam hal mengambil keputusan termasuk untuk menikah.

Melarikan diri untuk sementara itulah yang terbesit dalam pikiran Betrand saat Clarine memaksa Betrand untuk membicarakan rencana pernikahan meraka tapi melarikan diri kemana? Clarine pasti bisa menemukannya diujung dunia mana pun.

Saat Betrand melihat di internet ada kapal pesiar  yang akan berlayar di 3 negara Asia Betrand pun langsung ke Singapore dan naik ke Cruise itu dan memutuskan semua koneksi yang memungkinkan Clarine akan menemukanya. Betrand butuh waktu untuk berpikir jernih, tidak ada yang tau keberadaanya, menghilang untuk sesaat adalah jalan terbaik untuknya saat ini.

***

Tami masih menggeliat dengan malasnya di tempat tidur, sudah seharian dia habiskan untuk tidur. Dengan mata masih terpejam Tami meraba-raba di bawah bantalnya sudah pasti benda mungil itu berada di sana, sudah jadi kebiasaan Tami meletakan handphonenya di bawah bantal. Setelah dapat meraih handphonenya dia melirik layar handphone dan tentu saja ini sudah malam, waktu menunjukan pukul 20.35 bahkan waktu dinner pun sudah lawat.

Dengan memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidurnya, dan bersiap untuk mandi. Seingatnya malam ini ada pesta kembang api di dek kolam renang utama, jadi Tami berencana tidak melewatkan malam itu, karena sejak menghabiskan beberapa hari di Cruise itu, dia belum menyempatkan diri untuk sekedar berkeliling-keliling seperti janjinya pada Ririn dia akan menyelesaikan menggambar animasi designnya karna rencana pagelaran busana yang akan dia adakan beberapa bulan lagi dia harus ngebut untuk menyelesaikan yang sudah jadi tanggung jawabnya.

***

Suara dentaman musik Dj memekakkan telinga Tami, semua orang bersenang-senang di dek kolam renang utama. Tidak peduli muda atau pun tua, orang hanya menari mengikuti musik dan mengikuti gerakan kru di atas panggung. Semua orang menikmati waktu mereka. Berbeda dengan Tami yang hanya menonton orang yang sedang melikuk-likuk.

Terjebak Dalam Mimpi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang